Deteksi Kelainan pada Cranium dengan Cahaya Alternatif dalam Lingkup Fotografi Forensik

Authors

  • Rizky Sugianto Putri
    rizky.sugianto.p@gmail.com
    S2 Ilmu Forensik, Sekolah Pascasarjana, Universitas Airlangga
Vol. 17 No. 3 (2015): JURNAL BIOSAINS PASCASARJANA
JURNAL BIOSAINS PASCASARJANA UNAIR
December 1, 2015

Downloads

Abstrak

Latar belakang: Sinar inframerah dan ultraviolet termasuk gelombang elektromagnetik, yang dapat menampilkan objek invisible spectrum. Oleh karena itu kedua sinar tersebut sering dimanfaatkan dalam lingkup fotografi forensik, sebagai sumber cahaya alternatif (Alternate Light Source). Namun penggunaan teknik ALS masih terbatas pada beberapa objek, sebagai seorang Antropolog yang mempelajari fotografi, penulis ingin mengembangkan teknik ALS ke media lain seperti cranium manusia. Penelitian ini penting dilakukan untuk membantu proses identifikasi, dan belum pernah dilakukan di Indonesia. Metode: Penelitian dilakukan dengan memotret 11 cranium dalam lima norma. Setelah itu cranium dipaparkan dengan sinar ultraviolet, dan sinar inframerah. Proses analisis dilakukan menggunakan program Adobe Photoshop, untuk dilakukan pengamatan kelainan. Hasil: Kelainan yang dapat teramati adalah: (1) adanya porotic; (2) penipisan periosteum; (3) adanya trauma; (4) memperjelas struktur permukaan gigi; (5) memperjelas atrisi gigi; (6) memperjelas karies gigi; (7) memperjelas calculus gigi; (8) memperjelas pengamatan sutura; (9) menunjukkan perbedaan warna taponomi; (10) adanya aktifitas hewan; (11) adanya abrasi periosteum; dan (12) kontak dengan lem, kertas perekat, butiran pasir, serat benang, dan rambut. Simpulan: Diaplikasikannya teknik ALS pada 11 cranium, dapat menunjukkan beberapa kelainan seperti abnormalitas pada tulang dan gigi, perbedaan struktur dan warna permukaan cranium, modifikasi tulang, dan kontak cranium dengan benda asing.

 

Kata Kunci: antropologi forensik, fotografi forensik, sinar inframerah, sinar ultraviolet.