https://e-journal.unair.ac.id/BIOKULTUR/issue/feed Biokultur 2024-12-27T17:40:44+07:00 Lucy Dyah Hendrawati lucy.dyah@unair.fisip.ac.id Open Journal Systems <p><strong>Biokultur (<a href="https://issn.brin.go.id/terbit/detail/1346376814" target="_blank" rel="noopener">p-ISSN: 2302-3058</a> , <a href="https://issn.brin.go.id/terbit/detail/1600960823" target="_blank" rel="noopener">e-ISSN: 2746-2692</a>)</strong> is a peer reviewed open access scientific journal published by Universitas Airlangga. <strong>Biokultur </strong>recieves manuscripts from both original article which is field-work research and literature review in the field of Anthropology. The scope of the anthropology includes; Social Anthropology; Physical Anthropology; Political Antropology; Culture and Society. <strong>Biokultur</strong> is published 2 times per year every June and December. Article could be written in either Bahasa Indonesia or English. Contributors for <strong>Biokultur</strong> are researchers, lecturers, students, social practitioners, politic practitioners, and other practitioners that focus on culture and society in Indonesia and worldwide.</p> https://e-journal.unair.ac.id/BIOKULTUR/article/view/63534 Identitas Diri Perempuan Pekerja Pijat Plus-Plus di Kota Surabaya 2024-10-23T13:23:46+07:00 Ayu Erina Rosyada ayuerinaa11@gmail.com <p>Fenomena munculnya panti pijat plus-plus merupakan tempat hiburan yang mengarah pada prostitusi banyak ditemukan di kota Surabaya. Prostitusi berkedok panti pijat di Surabaya menyediakan sejumlah wanita dengan pakaian seksi untuk pelanggannya yang ingin menggunakan jasa layanan plus-plus dengan memberikan layanan aktivitas seksual. Dalam penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan bagaimana wanita pekerja pijat plus-plus mengkonstruksi identitas atas dirinya sehubungan dengan makna stigma yang dibangunnya, serta menjelaskan bagaimana bentuk eksploitasi dalam budaya patriarki wanita pekerja pijat plus-plus di kota Surabaya. Hasil data yang sudah diolah lalu data tersebut dianalisis dengan menggunakan teori Konstruksi Sosial Peter L. Berger dan Thomas Luckmann dan teori budaya patriarki Silvya Walby. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa identitas perempuan pekerja pijat plus-plus merupakan hasil dari interaksi kompleks antara faktor-faktor sosial, ekonomi, dan budaya, yang mengakibatkan mereka sering kali terjebak dalam dinamika kekuasaan yang mengekspresikan ketidaksetaraan gender dan stigma sosial. Industri pijat plus-plus dapat dianggap sebagai produk dari budaya patriarki yang menempatkan perempuan dalam posisi yang rentan dan terpinggirkan. Terdapat kekuasaan dalam hubungan antara pekerja dengan pelanggan, antara pekerja dengan pemilik panti pijat. Ketidaksetaraan dalam pekerjaan terjadi dan dialami oleh perempuan pekerja pijat plus-plus.</p> 2024-12-27T00:00:00+07:00 Copyright (c) 2024 Biokultur https://e-journal.unair.ac.id/BIOKULTUR/article/view/63861 Stunting in Tanean Lanjhang Families in the Village of Gugul, Pamekasan District, Madura 2024-10-07T11:45:45+07:00 Laily Wahyu Alfina lailywahyualfina@gmail.com <p>Stunting is a condition of child growth failure with height measurement indicators caused by chronic nutritional problems. One of the traditions that still exists in Madura, especially in Pamekasan Regency, is the traditional settlement of <em>tanean lanjhang</em> and also the tradition of child marriage. This study was conducted to determine whether there is a significant relationship between the incidence of stunting in tanean lanjhang families. The sample of this study included children who were categorized as stunted in 5 hamlets in Gugul village, Tlanakan sub-district, Pamekasan Regency, with a total sample of 51 people with data collection techniques using interviews and measurements. Determination of informants using cluster sampling method, namely several mothers who have stunted toddlers and also the village midwife. The results showed that boys who were categorized as stunted and lived in <em>tanean lanjhang</em> were 11 out of 22, while girls who were categorized as stunted and lived in <em>tanean lanjhang </em>were 14 out of 22 children. <em>Tanean lanjhang</em> as a settlement tradition in Madura affects the parenting of children or grandchildren. Keywords: stunting, tanean lanjhang, child marriage. There is no significant difference between those who live in tanean lanjhang and those who do not. The daily expenditure factor is not too different because the majority of expenditures are around Rp. 50,000 / day. Then, the parenting factor affects the incidence of stunting, because of the difference between less parenting and good parenting on the incidence of stunting. There is a difference in the provision of complementary food for children between those who live in <em>tanean lanjhang</em> and those who do not, the provision of complementary food for children living in <em>tanean lanjhang</em> is mostly at the age of under 6 months, so these results can affect the incidence of stunting in children.</p> 2024-12-27T00:00:00+07:00 Copyright (c) 2024 Biokultur https://e-journal.unair.ac.id/BIOKULTUR/article/view/60151 Peran Paguyuban Pedagang Asongan Ikan Asin di Lokasi Obyek Wisata Pantai Pangandaran 2024-08-14T05:58:39+07:00 Sani Sakinah sanisknh213@gmail.com Karimatus Sa'diyah diyahkarima@gmail.com Rina Hermawati rina.antrop@gmail.com <p>Pedagang asongan ikan asin, yang termasuk dalam kategori Pedagang Kaki Lima (PKL), adalah bagian dari ekonomi informal dengan karakteristik modal kecil, pendapatan rendah, dan ketergantungan pada ruang publik seperti pinggir jalan dan taman. Mayoritas dari mereka adalah perempuan, terutama ibu rumah tangga dewasa hingga lansia dengan tingkat pendidikan yang rendah. Paguyuban menjadi ruang kolektif yang penting, memungkinkan mereka berbagi pengalaman, strategi bisnis, dan menjaga keberlangsungan usaha. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan teknik observasi, wawancara mendalam, serta pengumpulan data sekunder. Hasil penelitian menunjukkan bahwa paguyuban Pedagang Asongan Ikan Asin yang bernama Poklasar (Kelompok Pengolah dan Pemasar) tidak hanya menjadi struktur formal dengan kepemimpinan, sekretariat, dan bendahara, tetapi juga sebagai jaringan sosial yang kompleks. Terdiri dari 22 kelompok paguyuban, struktur ini memainkan peran sentral dalam pemberdayaan anggota dengan memperkuat solidaritas, komunikasi, dan dukungan antaranggota. Selain itu, paguyuban ini berfungsi sebagai jembatan sosial dengan pihak eksternal seperti Dinas Perikanan dan Kelautan, universitas, LSM, serta aparat pemerintah (Satpol PP dan Satgas Jaga Lembur), yang memperkuat posisi sosial dan ekonomi para pedagang. Studi ini menyoroti pentingnya paguyuban sebagai wadah kolektif yang berfungsi tidak hanya secara ekonomi, tetapi juga memperkaya dinamika sosial-budaya di kalangan anggotanya.</p> 2024-12-27T00:00:00+07:00 Copyright (c) 2024 Biokultur https://e-journal.unair.ac.id/BIOKULTUR/article/view/64573 Relasi Kuasa Dalam Menentukan Praktik KB Vasektomi Di Situbondo 2024-12-04T12:04:10+07:00 P. Divya Fitrotulaziiz Zakiyah heiwowdivkey@gmail.com Septi Ariadi septi.ariadi@fisip.unair.ac.id Bagong Suyanto bagong.suyanto@fisip.unair.ac.id <p>Penelitian ini berlatar belakang dari Program Keluarga Berencana (KB) yang umumnya diikuti oleh perempuan kini juga dapat melibatkan laki-laki melalui metode vasektomi atau Metode Operasi Laki-laki (MOP). Partisipasi laki-laki sebagai akseptor ini menunjukkan bahwa peran mereka sama pentingnya dengan perempuan dalam mendukung keberhasilan program KB pemerintah Situbondo, yang memiliki angka tertinggi peserta vasektomi di Jawa Timur, menjadi wilayah yang relevan untuk diteliti. Penelitian ini bertujuan untuk memahami dinamika relasi kuasa terkait penetapan KB vasektomi di Kabupaten Situbondo. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan kualitatif menggunakan wawancara mendalam agar berhasil mengungkap seluruh informasi dengan deskripsi analisis yang detail dan purposive sebagai metode penentuan informan. Penelitian ini menemukan penentuan praktik KB vasektomi di Kabupaten Situbondo dalam pengembangan Teori Michel Foucault. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa relasi kuasa dalam penentuan praktik KB vasektomi merupakan hasil interaksi yang dinamis antara berbagai bentuk kuasa, meliputi pengetahuan yang disebarkan oleh lembaga kesehatan, pertimbangan ekonomi, dan dinamika kuasa dalam relasi sosial.</p> 2024-12-27T00:00:00+07:00 Copyright (c) 2024 Biokultur https://e-journal.unair.ac.id/BIOKULTUR/article/view/64960 Di Balik Gerakan dan Kuda-Kuda: Internalisasi Nilai Bushido kepada Karate-Do di Makassar 2024-12-04T13:03:58+07:00 Muh Nur Rahmat Yasim rahmatyasim28@gmail.com Muh. Alfian Eurico Amiluhur alvianeurico@gmail.com <p>Tulisan ini mengeksplorasi internalisasi nilai-nilai <em>Bushido</em> dalam komunitas atlet karate di Makassar, khususnya di lingkungan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Karate Universitas Hasanuddin. <em>Bushido</em>, sebagai filosofi hidup yang berakar dari etika samurai Jepang, mencakup prinsip-prinsip seperti kehormatan, kesetiaan, keberanian, dan disiplin. Nilai-nilai ini tidak hanya membentuk teknik dan keterampilan fisik para karateka, tetapi juga karakter dan etika mereka dalam kehidupan sehari-hari. Melalui pendekatan etnografi, tulisan ini menunjukkan bahwa nilai-nilai <em>Bushido</em> menemukan harmoni dengan budaya lokal Makassar, terutama nilai sipakatau (saling menghargai) dan siri' na pacce (harga diri dan empati). Integrasi ini memperkaya pengalaman para atlet karate, menjadikan karate sebagai sarana pengembangan diri yang komprehensif dan berbasis moral. Hasil tulisan ini mengungkap bahwa nilai-nilai <em>Bushido</em> dan budaya lokal saling mendukung dalam membentuk pribadi yang beretika, bertanggung jawab, serta memiliki kesadaran sosial yang tinggi, baik di dalam <em>dojo</em> maupun dalam kehidupan sosial. Dengan demikian, karate di Makassar berfungsi tidak hanya sebagai latihan bela diri, tetapi juga sebagai media pembentukan karakter yang memungkinkan atlet tumbuh menjadi individu yang tangguh, bermartabat, dan empatik, sesuai dengan nilai-nilai luhur yang dihidupi dalam komunitas.</p> 2024-12-27T00:00:00+07:00 Copyright (c) 2024 Biokultur