https://e-journal.unair.ac.id/BIOKULTUR/issue/feedBiokultur2023-06-28T23:19:59+07:00Retno Andriatiretno.andriati@fisip.unair.ac.idOpen Journal Systems<p><strong>Biokultur (<a href="https://issn.brin.go.id/terbit/detail/1346376814" target="_blank" rel="noopener">p-ISSN: 2302-3058</a> , <a href="https://issn.brin.go.id/terbit/detail/1600960823" target="_blank" rel="noopener">e-ISSN: 2746-2692</a>)</strong> is a peer reviewed open access scientific journal published by Universitas Airlangga. <strong>Biokultur </strong>recieves manuscripts from both original article which is field-work research and literature review in the field of Anthropology. The scope of the anthropology includes; Social Anthropology; Physical Anthropology; Political Antropology; Culture and Society. <strong>Biokultur</strong> is published 2 times per year every June and December. Article could be written in either Bahasa Indonesia or English. Contributors for <strong>Biokultur</strong> are researchers, lecturers, students, social practitioners, politic practitioners, and other practitioners that focus on culture and society in Indonesia and worldwide.</p>https://e-journal.unair.ac.id/BIOKULTUR/article/view/40239Pertarungan Simbolik Diatas Trotoar Area Pasar TP (Tugu Pahlawan) Pagi Surabaya 2023-06-13T16:32:02+07:00Ferrani Delta Agustinferrani.delta.agustin-2018@fisip.unair.ac.id<p>Keterbatasan ruang perkotaan yang tidak diiringi kebijakan pembagian ruang kota secara adil dan legal menjadikan kota sebagai arena kontestasi. Salah satu ruang publik perkotaan yang seringkali diperebutkan banyak pihak adalah trotoar, termasuk trotoar yang menjadi area Pasar TP (Tugu Pahlawan) Pagi. Di Pasar TP Pagi, masing-masing pihak saling bersaing untuk mendapatkan ruang sesuai kebutuhannya sehingga konflik perebutan ruang terus terjadi. Oleh karena itu, studi ini bertujuan untuk mengkaji tentang bagaimana konstruksi ruang yang terbentuk diantara pihak-pihak yang berinteraksi di Pasar TP Pagi sehingga memunculkan hasrat untuk menguasai ruang. Untuk menjelaskan proses perebutan ruang di Pasar TP Pagi, studi ini menggunakan teori produksi ruang sosial Henry Lefebvre. Penelitian ini bersifat kualitatif dengan menggunakan pendekatan fenomenologi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ketidakselarasan antara konsep ruang yang digagas <em>(representation of space)</em> dengan ruang yang dirasakan berdasarkan keseharian penghuninya <em>(representational space)</em> memunculkan kontestasi penguasaan ruang yang seringkali berujung konflik. Namun kontestasi penguasaan ruang melalui simbol-simbol budaya yang diproduksi pihak-pihak yang terlibat tidak hanya sarat akan konflik, melainkan juga memunculkan negosiasi dan kompromi sebagai bentuk ekuilibrium atas ruang yang dikonsepsikan dengan persepsi atas ruang yang tersedia.</p> <p>Kata kunci: konflik, kompromi, kontestasi penguasaan ruang, praktik spasial, produksi ruang, representasi ruang, ruang representasi</p>2023-06-28T00:00:00+07:00Copyright (c) 2023 Biokulturhttps://e-journal.unair.ac.id/BIOKULTUR/article/view/45479Konflik Dalam Pengembangan Nilai Bisnis Sampah Rumah Tangga Pada Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) Rejoagung Berseri di Desa Rejoagung Kecamatan Ploso Kabupaten Jombang2023-05-31T11:23:23+07:00Mohammad Galih Fananimohammad.galih.fanani-2018@fisip.unair.ac.id<p>Tempat Pengelolaan Sampah <em>Reduce, Reuse, Recycle</em> (TPS 3R) di Desa Rejoagung Kecamatan Ploso Kabupaten Jombang terdapat pengembangan nilai bisnis sampah rumah tangga, Namun proses operasionalnya tidak terlepas muncul konflik di setiap kepengurusan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana kegiatan dan peran Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) Rejoagung Berseri dalam pengembangan nilai bisnis sampah rumah tangga dan untuk mengetahui bagaimana konflik yang terjadi dalam pengelolaan sampah rumah tangga di Desa Rejoagung. Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode etnografi. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara mendalam kepada 12 informan, dan dokumen. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori konflik dari Randhal Collins. Hasil penelitian menunjukkan peran penting TPS 3R terhadap pengembangan nilai bisnis sampah rumah tangga di Desa Rejoagung, mulai peluang kerja dan keuntungan uang. Manfaat dari pengangkutan, pemilahan, pemanfaatan sampah organik dan anorganik, pengelolaan bank sampah, serta manfaat lain yangdirasakan oleh masyarakat sekitar TPS 3R yakni dari segi ekonomi, lingkungan dan perubahan pola perilaku. Konflik muncul pada setiap periode kepengurusan. Namun, peneliti lebih fokus pada konflik yang terjadi pada periode keempat. Konflik ini adalah 1) konflik internal: gaji para pekerja yang terlalu kecil, tossa yang sering mogok, dan pengurus yang tidak menjalankan tugasnya dengan baik, 2) konflik eksternal: para pelanggan sampah yang tidak menjalankan kesepakatan dengan baik, protes dari masyarakat sekitar TPS 3R karena sampah mengeluarkan bau yang tidak sedap, adanya intervensi pemerintah terhadap pengurus TPS 3R untuk terlibat dalam BUMDes.</p> <p>Kata kunci: Konflik, Nilai Bisnis Sampah, Pengelolaan Sampah, TPS 3R</p>2023-06-28T00:00:00+07:00Copyright (c) 2023 Biokulturhttps://e-journal.unair.ac.id/BIOKULTUR/article/view/45720TRADISI REWANG 2023-06-05T07:45:31+07:00Nining Winarsihniningprabaprabu161@gmail.com<p>Di era modernitas, modernisasi dan globalisasi memiliki dampak yang signifikan terhadap budaya lokal, termasuk budaya <em>Rewang</em>. Praktik-praktik tradisional mengalami perubahan atau bahkan tergeser oleh pengaruh budaya luar. Pada sistem kapitalis yang komersial, budaya sering kali menjadi objek komodifikasi. Bahkan budaya adiluhung saling membantu dan bergotong-royong dapat diubah menjadi transaksi komersial yang lebih individualistik seiring menjamurnya <em>Wedding Organizer</em> dan bisnis <em>catering</em>. Penelitian budaya <em>Rewang</em> di era modernitas kapitalis dapat membantu memahami bagaimana globalisasi dan modernisasi mempengaruhi budaya <em>Rewang</em>, dan apakah ada upaya untuk menyesuaikan praktik-praktik tradisional dengan berbagai tantangannya. Oleh karena itu artikel ini bertujuan untuk mengeksplorasi makna secara filosofis maupun praktis dari tradisi <em>Rewang</em> pada masyarakat Jawa umumnya dan Jawa Timur khususnya. Penelitian ini juga akan memaparkan legitimasi perempuan jawa sebagai penentu suksesnya hajatan meski secara struktur berada dalam <em>second class</em>. Metode yang digunakan adalah etnografi dengan peneliti bertindak sebagai <em>participant observer</em> yang melakukan <em>indepth interview</em> dan kemudian menginterpretasinya dalam artikel. Dalam penelitian ditemukan bahwa masyarakat modern juga mencoba untuk merespons dan merevitalisasi tradisi yang terancam punah. Ada upaya untuk menghidupkan kembali praktik-praktik tradisional, mengadaptasinya dengan cara yang relevan dengan konteks modern. Maka, dengan menggunakan perspektif antropologi budaya tulisan ini memaparkan fakta sosial bahwa tradisi masih memiliki tempat dalam masyarakat modern. Meskipun ada perubahan dan tantangan yang dihadapi, diharapkan tradisi tradisi <em>Rewang</em> ini tetap hidup dan berfungsi sebagai cara untuk memperkuat identitas, mempertahankan warisan budaya, dan menciptakan ikatan sosial dalam masyarakat modern.</p> <p> </p> <p><strong>Kata kunci</strong>: tradisi <em>Rewang</em>, legitimasi perempuan jawa, hajatan</p>2023-06-28T00:00:00+07:00Copyright (c) 2023 Biokulturhttps://e-journal.unair.ac.id/BIOKULTUR/article/view/40204Peran Perempuan Pengusaha UMKM dalam Pemberdayaan Perempuan Nelayan di Desa Sejahtera, Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Tanah Bumbu2023-05-31T10:24:53+07:00Irma Silviirvialova@gmail.com<p>Kebanyakan perempuan nelayan hidup dalam kemiskinan. Namun, di desa Sejahtera, Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Tanah Bumbu banyak keluarga nelayan yang berdaya karena peran beberapa perempuan pengusaha UMKM dalam pemberdayaan perempuan nelayan. Tulisan ini bertujuan untuk menjelaskan tentang peranan perempuan pengusaha UMKM sebagai pemberdaya ekonomi perempuan dan keluarga nelayan. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode penelitian kualitatif dan telah diwawancarai sebanyak 5 informan yang ditentukan secara purposive. Penelitian ini menemukan bahwa peran perempuan dalam pemberdayaan perempuan nelayan dilakukan dalam tiga domain: (1) pada domain interpersonal, pengusaha UKM berperan sebagai motivator mereka untuk dapat bekerja dan meningkatkan kemampuan mereka agar mereka menjadi berdaya (2) pada domain interaksional, pengusaha UMKM menjadi instruktur bagi para perempuan untuk meningkatkan keterampilan mereka pada pengolahan hasil laut dan pengembangan usaha (3) pada domain perilaku mereka menjadi fasilitator bagi perempuan nelayan untuk dapat beraktivitas dan bekerja dalam industri pengolahan hasil laut dengan merekrut mereka dalam perusahaan mereka. Berdasarkan temuan penelitian, disarankan bagi pemerintah daerah untuk mengembangkan berbagai program peningkatan pemasaran hasil produk usaha perempuan nelayan.</p> <p> </p> <p><strong><em>Kata kunci:</em></strong><em> peran, perempuan, masyarakat nelayan, pemberdayaan</em></p>2023-06-28T00:00:00+07:00Copyright (c) 2023 Biokulturhttps://e-journal.unair.ac.id/BIOKULTUR/article/view/45476Pewarisan Pengetahuan Maritim Pada Anak Nelayan di Desa Tanjung Luar Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat2023-05-31T11:55:25+07:00Lalu Murdilalu.murdi@hamzanwadi.ac.idMuhammad Shulhan Hadimuhammadshulhan.hadi@hamzanwadi.ac.idBambang Eka Saputrapakdebambangdhp@gmail.com<p>Pewarisan pengetahuan tradisional pada generasi muda baik dalam proses sosialisasi, internalisasi sangat efektif dilakukan pada anak-anak dan remaja. Penelitian ini berkaitan dengan apa saja pengetahuan tradisional yang diwariskan oleh orang tua atau masyarakat pada umumnya pada anak atau remaja di Desa Tanjung Luar; selain itu bagaimana proses pengenalan pengetatahuan tradisional oleh orang tua dan masyarakat pada anak maritim di Desa Tanjung Luar. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif dengan pendekatan etnografi yang menekankan sumber data pada hasil observasi, wawancara, dokumentasi, dan studi literatur. Teknik analisis data yang digunakan yaitu analisis domain, analisis taksonomi, analisis komponensial, dan analisis tema budaya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengenalan pengetahuan pada anak nelayan di Desa Tanjung Luar Kabupaten Lombok timur dilakukan baik secara langsung maupun tidak langsung. Dalam pengenalan lingkungan laut misalnya, sebagian besar anak-anak nelayan memahami lingkungan laut dari interaksi mereka dengan lingkungan laut tersebut, dan dalam hal-hal yang kurang dipahami baru mereka akan bertanya atau tanpa sengaja mengetahui dari interaksinya dengan orang tua dan masyarakat; begitu juga dengan pengetahuan mengenai pembuatan teknologi seperti cara memperbaiki jaring, cara membuat pancing, cara membuat perahu dari fiber dan lain sebagainya dipelajari langsung dengan bertanya dan secara tidak sengaja karena faktor lingkungan; sedangkan dalam pengenalan pengetahuan ekologi lebih banyak diwariskan dengan cara sosialisasi oleh orang tua maupun masyarakat. Berangkat dari hasil penelitian tersebut ditemukan bahwa pola pewarisan pengetahuan pada anak maritim di Desa Tanjung Luar terjadi baik melalui proses sosialisasi, internalisasi, dan sosialisasi oleh orang tua, masyarakat dan kesadaran anak dengan lingkungannya.</p> <p> </p> <p><strong>Kata Kunci: </strong>Reproduksi Pengetahuan, Anak-Anak, Maritim</p>2023-06-28T00:00:00+07:00Copyright (c) 2023 Biokultur