Teknik Pembesaran Ikan Kerapu Hibrida Cantang (Epinephelus fuscoguttatus í— Epinephelus lanceolatus) pada Karamba Jaring Apung
Downloads
Abstrak
Ikan kerapu hibrida cantang merupakan komoditas perikanan yang memiliki peluang baik di pasaran karena nilai gizi dan ekonomisnya yang tinggi. Ikan kerapu hibrida ini banyak dibudidayakan di karamba jaring apung laut (KJAL). Permintaan ikan kerapu di pasaran cukup tinggi, sehingga perlu dilakukan kegiatan pembesarannya. Tujuan dari studi ini adalah untuk mengetahui teknik pembesaran, pertumbuhan, serta kendala dalam kegiatan pembesaran ikan kerapu hibrida cantang pada KJAL. Studi ini dilaksanakan di Instalasi Budidaya Laut (IBL) Boncong, Tuban, Jawa Timur. Metode yang digunakan adalah observasi dan mengumpulkan data melalui wawancara serta studi literatur. Hasil studi ini menunjukkan bahwa pemilihan lokasi KJAL harus bebas dari limbah pencemaran, dasar berlumpur, dan dikelilingi terumbu karang. Benih ikan yang ditebar berukuran 9-12 cm dengan padat tebar 500 ekor/unit. Pakan yang diberikan berupa ikan rucah. Panjang total, lebar, dan bobot tubuh ikan diukur setiap seminggu sekali. Berdasarkan hasil study menunjukkan bahwa panjang, lebar dan bobot tubuh ikan kerapu hibrida cantang meningkat setiap minggunya selama masa pembesaran. Kendala dalam pembesaran ikan kerapu di KJAL adalah ketersediaan ikan rucah sebagai pakan dan gelombang laut yang tidak menentu.
Kata kunci : ikan kerapu hibrida cantang, masa pembesaran, karamba jaring apung laut
DAFTAR PUSTAKA
Affan, J. M. 2011. Seleksi Lokasi Pengembangan Budidaya Dalam Keramba Jaring Apung (KJA) Berdasarkan Faktor Lingkungan dan Kualitas Air di Perairan Pantai Timur Kabupaten Bangka Tengah. Jurnal Sains MIPA, 17 (3): 99-106.
Alit, A. A., K. M. Setiawan dan T. S. Dharma. 2014. Teknik Pendederan Benih Ikan Kerapu Sunu Plectropomus leopardus dengan Jenis Pakan Berbeda. Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis, 6 (2): 373-381.
Badan Pusat Statistik. 2020. Nilai Ekspor Kerapu Hidup Indonesia. www.bps.go.id. Diakses tanggal 26 April 2020.
Badan Standardisasi Nasional (BSN). 2014. Ikan Kerapu Cantang (Epinephelus fuscoguttatus, Forsskal 1775 í— Epinephelus lanceolatus, Bloch 1790) Bagian 1: Benih Hibrida. Jakarta. Hal. 5-6.
Chaniago, A. A. 2020. Hibridisasi Ikan Kerapu Macan (Epinephelus fuscoguttatus) dan Ikan Kerapu Kertang (Epinephelus lanceolatus). Makalah Ilmiah. Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan. Universitas Maritim Raja Ali Haji. Riau. Hal. 3.
Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya.2017. Penanganan Penyakit pada Usaha Budidaya Ikan Laut. Balai Besar Perikanan Budidaya Laut Lampung. Lampung. Hal. 4.
Faisyal, Y., S. Rejeki dan L. L. Widowati. 2016. Pengaruh Padat Tebar Terhadap Pertumbuhan dan Kelulushidupan Ikan Bandeng (Chanos chanos) di Keramba Jaring Apung di Perairan Terabrasi Desa Kaliwlingi Kabupaten Brebes. Journal of Aquaculture Management and Technology, 5 (1): 155- 161.
Firdaus, R. F., Lim, L. S., Kawamura, G. and Shapawi, R. 2016. Assessment on the Acceptability of Hybrid Grouper, Epinephelus fuscoguttatus ♀ í— Epinephelus lanceolatus ♂ to Soybean meal-based Diets. AACL Bioflux, 9 (2): 284-290.
Hendriansyah, A., W. K. A. Putra dan S.Miranti. 2018. Rasio Konversi Pakan Benih Ikan Kerapu Cantang (Epinephelus fuscoguttatus x Epinephelus lanceolatus) dengan Pemberian Dosis recombinant Growth Hormone (rGH) yang Berbeda. Jurnal Intek Akuakultur, 2 (2): 1-12.
KKP Dirjen Perikanan Budidaya. 2011. Profil Ikan Kerapu Indonesia. Direktorat Produksi. Jakarta. 133 Hal.
Mahaputra, G. M. 2017. Penentuan Lokasi Budidaya Keramba Jaring Apung di Perairan Teluk Prigi Kabupaten Trenggalek Dengan Pendekatan Sistem Informasi Geografis. Tugas Akhir. Fakultas Tekonologi Kelautan. Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya. 84 Hal.
Mahardika, K., I. Mastuti dan Zafran. 2018. Respon Lintah Laut (Zeylanicobdella arugamensis) Terhadap Salinitas Berbeda Secara Laboratorium. Journal of Fisheries and Marine Research, 2 (3): 208-214.
Marpaung, L. S., Y. Wardiatno., I. Setyobudiandi dan T. Arifin. 2018. Daya Dukung Budidaya Ikan Kerapu Pada Keramba Jaring Apung Teluk Awang dan Teluk Bumbang, NTB. Jurnal Teknologi Perikanan dan Kelautan, 9 (1): 43-53.
Noor, S. Y., Y. Adipu dan N. Auliyah. 2018. Pendampingan Budidaya Kerapu Tikus pada Kelompok Bahtera Lamu dan Lamu Bahari di Desa Lamu Kabupaten Bualemo. Jurnal Panrita Abdi, 2 (1) : 33-39.
Ramadhi, J. 2014. Analisis Usaha Pedagang Ikan pada Pasar Ikan di Kecamatan Seunagan Kabupaten Nagan Raya. Skripsi. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Universitas Teuku Umar. Meulaboh. 36 hal.
Rizkya, M. 2012. Pembenihan Ikan Kerapu Cantang (Epinephelus Sp.) di Balai Perikanan Budidaya Air Payau (BPBAP) Situbondo-Jawa Timur. Sekolah Tinggi Perikanan. Bogor. 42 Hal.
Tumadang, L. S. N., J. Sampekalo dan S. Lantu. 2016. Pengaruh Pemberian Beberapa Jenis Pakan Pada Pertumbuhan Ikan Kerapu Cantang Epinephelus Sp. di Karamba Jaring Apung di Teluk Talengen Kepulauan Sangihe. Jurnal Budidaya Perairan, 4 (3): 1-9.
WWF-Indonesia. 2011. Budidaya Ikan Kerapu Sistem Keramba Jaring Apung dan Tancap. Jakarta. Hal. 12.
Yoshimitsu, T., H. Eda and K. Hiramatsu. 1986. Groupers Final Report Marineculture Research and Development in Indonesia. ATA 192, JICA: 103-129.
Zulkifli, M. N., T. Iskandar, Mukhlisuddin, A. Azis, Yulham, Bahrum, C. Nina, Amir, Baharuddin dan Zuardi. 2000. Rakitan Teknologi Budidaya Kerapu Dalam Keramba Jaring Apung (KJA). Jurnal Penelitian Budidaya Pantai, 1 (5): 51-60.
Authors who publish with this journal agree to the following terms:
- The copyright of this journal belongs to the Editorial Board and Journal Manager with the author's knowledge, while the moral right of the publication belong to the author.
- The formal legal aspect of journal publication accessibility refers to the Creative Commons Attribution-Share Alike (CC BY-SA).
- Every publication (print/electronic) is open access for educational, research, and library purposes. In addition to the objectives mentioned above, the editorial board is not responsible for copyright infringement