Kadar Malondialdehid tikus model Sindroma Ovarium Polikistik dengan daun kelor (Moringa oleifera)

Authors

Vol. 19 No. 3 (2017): JURNAL BIOSAINS PASCASARJANA
JURNAL BIOSAINS PASCASARJANA UNAIR
July 4, 2018

Downloads

Abstrak

Sindroma Ovarium Polikistik (SOPK) merupakan endokrinopati paling umum pada perempuan yang sering dikaitkan dengan resistensi insulin, hyperandrogenemia, peradangan kronis, dan oxydative stress. Tingkat oxydative stress pada SOPK diamati secara signifikan berkorelasi dengan obesitas, bahkan ditemukan memainkan peran penting dalam patogenesis kanker. Antioksidan adalah substansi yang diperlukan tubuh untuk menetralisir radikal bebas, penggunaan kelor (Moringa Oleifera) sebagai antioksidan perlu diteliti sebagai alternatif pengobatan terhadap oxydative stress pada SOPK dengan resistensi insulin. Penelitian eksperimen ini menggunakan tikus Rattus norvegicus strain wistar betina berusia 3 bulan dengan berat 100-130 gram dibagi menjadi 4 kelompok (n=8). Tikus model SOPK diberikan injeksi testosteron propionat sebesar 1 mg/100grBB secara intramuskular selama 28 hari, selanjutnya diberikan ekstrak daun kelor (Moringa Oleifera) dengan dosis 250 dan 500 mg/KgBB selama 14 hari. Kemudian dilakukan pengukuran berat badan dan pemeriksaan kadar Malondialdehid (MDA) dalam darah. Hasil penelitian menunjukan bahwa kadar MDA pada kelompok kontrol SOPK naik secara signifikan (p<0.05) dibandingkan dengan kontrol normal. Pemberian ekstrak daun kelor (Moringa Oleifera) 500 mg/KgBB menunjukan penurunan yang signifikan (p<0.05) terhadap kadar MDA dibanding kelompok kontrol SOPK. Pemberian ekstrak daun kelor (Moringa Oleifera) sebagai antioksidan terbukti dapat menurunkan kadar MDA tikus betina model SOPK dengan resistensi insulin.

 

Kata kunci: Kadar Malondialdehid, ekstrak daun kelor (Moringa Oleifera), Sindroma Ovarium Polikistik