Stres Kronis Menurunkan Tebal Lapisan Sel Granulosa Folikel Antral Rattus Norvegicus

Authors

  • Alifia Candra Puriastuti
    alifia.can.puriastuti-2016@fk.unair.ac.id
    Magister Ilmu Kesehatan Reproduksi , Fakultas Kedokteran, Universitas Airlangga
Vol. 19 No. 3 (2017): JURNAL BIOSAINS PASCASARJANA
JURNAL BIOSAINS PASCASARJANA UNAIR
December 25, 2017

Downloads


Kondisi reproduksi seorang perempuan dapat dinilai dari keberlangsungan siklus
ovarium dan siklus endometrium. Stres yang terjadi secara kronis dapat
mempengaruhi siklus reproduksi tersebut. Folikulogenesis yang merupakan
bagian dari siklus ovarium dipengaruhi oleh interaksi antara oosit, sel granulosa
dan sel teka. Komunikasi ini bertujuan sebagai pemberi nutrisi dan sinyal
pengatur yang diperlukan untuk maturasi. Tebal lapisan sel granulosa terutama
pada fase folikel antral dapat digunakan sebagai marker homeostasis sel dalam
mempertahankan keberlangsungan folikulogenesis. Membuktikan stres kronis
dengan metode chronic unpredictable mild stress (CUMS) dapat menurunkan
tebal lapisan sel granulosa pada Rattus novergicus. Unit sampel dibagi menjadi
dua kelompok yakni kelompok kontrol tanpa stres dan kelompok perlakuan
dengan CUMS 22 hari. Setelah 24 jam dari perlakuan terakhir, tikus dikorbankan
dan dibuat preparat ovarium dengan pewarnaan hematoxilin eosin. Pengukuran
secara histologi tebal lapisan sel granulosa folikel antral di bawah mikroskop
dengan menggunakan mikrometer. Pengujian hipotesis dilakukan dengan uji
Independent T-Test. Hasil uji dalam α = 0.05, nilai T
= 2.540, nilai
( ), dapat disimpulkan menolak H
0
hitung
(ada perbedaan signifikan). Maka
dapat diartikan terdapat penurunan signifikan tebal sel granulosa folikel antral
antara kelompok kontrol dibanding kelompok perlakuan. Stres kronis dapat
menurunkan tebal lapisan sel granulosa folikel antral.

Kata kunci : stres kronis, tebal lapisan sel granulosa, folikel antral