ANALISIS AUTOKORELASI SPASIAL KASUS TUBERKULOSIS PARU DI PROVINSI JAWA TENGAH
Downloads
Tuberkulosis merupakan penyakit yang mudah menular dan menjadi perhatian dunia. Pada tahun 2022 Provinsi Jawa Tengah menjadi salah satu wilayah penyumbang kasus tuberkulsosis terbanyak di Indonesia yaitu sebanyak 22.249 kasus. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis autokorelasi spasial global dan lokal kasus tuberkulosis paru di Provinsi Jawa Tengah tahun 2022. Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan rancangan studi ekologi. Unit analisis yang digunakan adalah kabupaten/kota sebanyak 35 wilayah. Penelitian ini menggunakan data sekunder dalam Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah tahun 2022. Analisis data menggunakan metode Moran's Index dan Local Indicators of Spatial Associaton (LISA) dengan pembobotan queen continguity pada software Geoda. Hasil penelitian didapatkan nilai indeks moran uji autokorelasi secara global pada jumlah kasus tuberkulosis paru sebesar 0,505. Pada uji bivariat LISA didapatkan p-value kasus tuberkulosis dengan jumlah penduduk, kepadatan penduduk, dan jumlah fasilita kesehatan masing-masing 0,002; 0,449; dan 0,007 dengan nilai indeks moran masing-masing 0,3111; 0,0075; dan 0,2384. Dari 35 wilayah kabupaten/kota di Provinsi Jawa Tengah, terdapat 9 wilayah yang signifikan secara spasial antara jumlah penduduk, kepadatan penduduk, dan jumlah fasilitas kesehatan dengan kasus tuberkulosis. 2 wilayah diantaranya menjadi area hotspot (High-High) dalam hubungan jumlah penduduk dan jumlah fasilitas kesehatan dengan kasus tuberkulosis, yaitu Kabupaten Cilacap dan Kabupaten Banyumas.Kesimpulan dari penelitian ini terdapat autokorelasi spasial positif (pola mengelompok) kasus tuberkulosis paru di Provinsi Jawa Tengah tahun 2022. Selain itu, terdapat autokorelasi spasial positif antara jumlah penduduk dan jumlah fasilitas kesehatan dengan kasus tuberkulosis (pola mengelompok) dan tidak terdapat autokorelasi spasial antara kepadatan penduduk dengan kasus tuberkulosis.
Sutopo A, Arthati DF, Rahmi UA. Kajian Indikator Sustainable Development Goals (SDGs). Jakarta; 2014.
World Health Organization (WHO). Global Tuberculosis Report 2022 [Internet]. 2022. Tersedia pada: http://apps.who.int/bookorders.
World Health Organization. Global Tuberculosis Report 2020. World Health Organization; 2020.
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah. Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah Tahun 2022. 2023.
Tamiima L. Analisis Spasial dan Temporal Kasus Tuberkulosis di Kabupaten Sarolangun Tahun 2015-2021. [Jambi]: Universitas Jambi; 2022.
Prasetyo RB. PANDUAN OPERASIONAL PENGOLAHAN DATA SPASIAL. 2014 Mei.
Wuryandari T, Hoyyi A, Kusumawardani DS, Rahmawati D. Identifikasi Autokorelasi Spasial Pada Jumlah Pengangguran di Jawa Tengah Menggunakan Indeks Moran. Media Statistika. Juni 2014;7:1–10.
Saputro DRS, Widyaningsih P, Kurdi NA, Susanti A. Proporsionalitas Autokorelasi Spasial dengan Indeks Global (Indeks Moran) dan Indeks Lokal (Local Indicator of Spatial Association (LISA)). Prosiding Konferensi Nasional Penelitian Matematika dan Pembelajarannya (KNPMP) III 2018. Maret 2018;701–10.
Pratiwi LPS, Hendayanti NPN, Suniantara IKP. Perbandingan Pembobotan Seemingly Unrelated Regression – Spatial Durbin Model Untuk Faktor Kemiskinan Dan Pengangguran. Jurnal Varian. 30 April 2020;3(2):51–64.
Najmah. Epidemiologi Untuk mahasiswa kesehatan masyarakaat. 2 ed. Depok: PT RajaGrafindo Persada; 2019.
Puteri FPP. Analisis Spasial Kasus Tuberkulosis di Kota Jambi Tahun 2015-2021. [Jambi]: Universitats Jambi; 2022.
Romadhoni M. Pemeriksaan Autokorelasi Spasial Penyebaran Tuberkulosis Paru di Jawa Timur Dengan Uji Indeks Moran. [Malang]: Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim; 2023.
De Abreu E Silva M, Di Lorenzo Oliveira C, Teixeira Neto RG, Camargos PA. Spatial distribution of tuberculosis from 2002 to 2012 in a midsize city in Brazil. BMC Public Health. 1 September 2016;16(1).
Pratiwi D. Epidemiologi Spasial Kasus Tuberkulosis (TB) Paru Anak di Kota Medan Tahun 2016-2020. [Medan]: Universitas Islam Negeri Sumatera Utara; 2021.
Hastuti T, Ahmad LOAI, Ibrahim K. Analisis Spasial, Korelasi dan Tren Kasus TB Paru BTA Positif Menggunankan Web Sistem Informasi Geografis di Kota Kendari Tahun 2013-2015. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kesehatan Masyarakat. 2016;1.
Siwiendrayanti A, Sukendra DM, Arofah D. Analisis Spasial dan Temporal Persebaran Kasus Baru TB Paru BTA (+) di Kabupaten Batang. JURNAL KESEHATAN LINGKUNGAN INDONESIA. 1 Oktober 2018;17(2):95.
Tabilantang DE, Nelwan JE, Kaunang WPJ. Analisis Spasial Distribusi Tuberkulosis Paru Basil Tahan Asam (BTA) Positif di Kota Manado Tahun 2015-2017. Jurnal Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi. Juli 2018;7.
Hasibuan WN, Sembiring WSRG, Fakhrizal D. Pengaruh keberadaan fasilitas kesehatan terhadap penemuan kasus tuberkulosis di Kabupaten Tanah Bumbu tahun 2019. Journal of Health Epidemiology and Communicable Diseases. 7 Januari 2022;7(2):76–83.
Pratama FAVR. Faktor sarana/fasilitas kesehatan mempengaruhi perubahan perilaku pasien TBC. 2021.
Heffernan C, Long R. Would program performance indicators and a nationally coordinated response accelerate the elimination of tuberculosis in Canada? Vol. 110, Canadian Journal of Public Health. Springer International Publishing; 2019. hlm. 31–5.
Ge E, Zhang X, Wang X, Wei X. Spatial and temporal analysis of tuberculosis in Zhejiang Province, China, 2009-2012. Infect Dis Poverty. 23 Februari 2016;5(1).
Copyright (c) 2024 Jurnal Biometrika dan Kependudukan (Journal of Biometrics and Population)
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.
Copyright ©2022 Jurnal Biometrika dan Kependudukan (Journal of Biometrics and Population)
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.
1. Copyright of all journal manuscripts is held by the Jurnal Biometrika dan Kependudukan.
2. Formal legal provisions to access digital articles of the electronic journals are subject to the provision of the Creative Commons Attribution-ShareAlike license (CC BY-NC-SA), which means that Jurnal Kesehatan Biometrika dan Kependudukan to keep, transfer media/format, manage in the form of databases, maintain, and publish articles.
3. Published manuscripts both printed and electronic are open access for educational, research, and library purposes. Additionally, the editorial board is not responsible for any violations of copyright law.