Biostatistics Demography Reproduction Health Health Information System

ANALISIS AUTOKORELASI SPASIAL KASUS TUBERKULOSIS PARU DI PROVINSI JAWA TENGAH

Autokorelasi Spasial, Jawa Tengah, Indeks Moran, LISA, Tuberkulosis

Authors

July 6, 2024

Downloads

Tuberkulosis merupakan penyakit yang mudah menular dan menjadi perhatian dunia. Pada tahun 2022 Provinsi Jawa Tengah menjadi salah satu wilayah penyumbang kasus tuberkulsosis terbanyak di Indonesia yaitu sebanyak 22.249 kasus. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis autokorelasi spasial global dan lokal kasus tuberkulosis paru di Provinsi Jawa Tengah tahun 2022. Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan rancangan studi ekologi. Unit analisis yang digunakan adalah kabupaten/kota sebanyak 35 wilayah. Penelitian ini menggunakan data sekunder dalam Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah tahun 2022. Analisis data menggunakan metode Moran's Index dan Local Indicators of Spatial Associaton (LISA) dengan pembobotan queen continguity pada software Geoda.  Hasil penelitian didapatkan nilai indeks moran uji autokorelasi secara global pada jumlah kasus tuberkulosis paru sebesar 0,505. Pada uji bivariat LISA didapatkan p-value kasus tuberkulosis dengan jumlah penduduk, kepadatan penduduk, dan jumlah fasilita kesehatan masing-masing 0,002; 0,449; dan 0,007 dengan nilai indeks moran masing-masing 0,3111; 0,0075; dan 0,2384. Dari 35 wilayah kabupaten/kota di Provinsi Jawa Tengah, terdapat 9 wilayah yang signifikan secara spasial antara jumlah penduduk, kepadatan penduduk, dan jumlah fasilitas kesehatan dengan kasus tuberkulosis. 2 wilayah diantaranya menjadi area hotspot (High-High) dalam hubungan jumlah penduduk dan jumlah fasilitas kesehatan dengan kasus tuberkulosis, yaitu Kabupaten Cilacap dan Kabupaten Banyumas.Kesimpulan dari penelitian ini terdapat autokorelasi spasial positif (pola mengelompok) kasus tuberkulosis paru di Provinsi Jawa Tengah tahun 2022. Selain itu, terdapat autokorelasi spasial positif antara jumlah penduduk dan jumlah fasilitas kesehatan dengan kasus tuberkulosis (pola mengelompok) dan tidak terdapat autokorelasi spasial antara kepadatan penduduk dengan kasus tuberkulosis.