PENGGUNAAN KONJUNGSI TOSHITEMO DAN NI SHIRO DALAM BAHASA JEPANG

conjunction ni shiro setsuzokushi toshitemo

Authors

Vol. 8 No. 2 2020
Reserach Articles
March 25, 2020

Downloads

Konjungsi merupakan salah satu komponen penting dalam pembuatan kalimat. Pemahaman konjungsi dengan baik dapat meminimalisir terjadinya kesalahan dalam berkomunikasi. Dalam bahasa Jepang, konjungsi disebut dengan setsuzokushi. Setsuzokushi terbagi dalam tujuh jenis, salah satunya adalah gyakusetsu no setsuzokushi yang cukup sering digunakan dalam pembuatan kalimat. Di dalam gyakusetsu no setsuzokushi terdapat beragam setsuzokushi, seperti toshitemo dan ~ni shiro. Kedua konjungsi tersebut memiliki makna yang sama apabila diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia. Kesamaan tersebut membuat pembelajar sulit untuk menentukan konjungsi yang tepat. Berdasarkan hal tersebut, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui struktur dan makna dari keduanya, sehingga nantinya dapat diketahui persamaan dan perbedaan yang dimiliki. Metode yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Penelitian ini menggunakan teori sintaksis dan semantik untuk menentukan struktur dan makna dari kedua konjungsi. Setelah menganalisis setiap data, dapat disimpulkan bahwa secara struktur, kedua konjungsi terletak di tengah kalimat dan dapat melekat pada verba, ajektiva, dan nomina, sedangkan pronomina hanya dapat melekat pada ~ni shiro. Secara makna, kedua konjungsi memiliki makna untuk menunjukkan hal yang berlawanan. Namun, ~ni shiro tidak hanya memiliki makna tersebut, melainkan juga memiliki makna yang lain.

One of important components in composing a sentence is conjunction. Mastering the use of conjunction is very essential to avoid misunderstanding. In Japanese, conjunction is also called setsuzokushi. Setsuzokushi has seven types in it, one of which is gyakusetsu no setsuzokushi which is used quite often. Inside gyakusetsu no setsuzokushi, there are various setsuzokushi in it, such as toshitemo and ~ni shiro. Both of setsuzokushi have the same meaning when translated into bahasa Indonesia (Indonesian language). As a result, Indonesian learning Japanese may struggle to choose the right setsuzokushi to use. Based on this issue, this study determines the structure and meaning of each conjunction to find the similarities and differences of each of these conjunctions. The method used in this research is descriptive qualitative. This study uses syntactic and semantic theories to determine the structure and meaning of each conjunction. After analyzing each data, it can be concluded that structurally, both of conjunctions can be attached to the verb word classes, adjectives, and nouns, while the pronouns can only be attached to the conjunction of ~ni shiro. In terms of meaning, both of conjunctions have the same meaning, which can show the opposite. However, ~ni shiro also has another meaning.