ANALISIS MASKULINITAS PADA TOKOH PRIA DALAM DRAMA HANAZAKARI NO KIMITACHI E REMAKE

Japanese masculinity Japanese men representation semiology

Authors

Vol. 8 No. 2 2020
Reserach Articles
March 25, 2020

Downloads

Panjangnya jam kerja pria di Jepang pada saat gelembung ekonomi membuat pria menjadi jauh dari keluarganya dan terpaksa menjalani gaya hidup sebagai penggila kerja yang mengakibatnya terjadinya karoushi (kematian mendadak). Setelah itu pada tahun 1990an, saat gelembung ekonomi jatuh juga semakin memberikan tekanan yang berat bagi pria di Jepang sehingga banyak pria paruh baya yang melakukan bunuh diri. Dari kejadian tersebut, menyebabkan pergerakan pria generasi selanjutnya mulai berkembang karena mereka tidak ingin menjadi seperti ayahnya atau pria paruh baya lainnya. Hal ini mengakibatkan sedikit demi sedikit sistem patriarki yang diidentikkan dengan suami sebagai pencari nafkah dan wanita mengurus pekerjaan rumah tangga serta membesarkan anak semakin melemah. Sehingga maskulinitas di Jepang semakin bergeser dan memunculkan pemuda dengan maskulinitas baru. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan representasi maskulinitas baru Jepang pada tokoh pria dalam drama Jepang Hanazakari no Kimitachi e Remake. Penelitian menggunakan metode kualitatif beserta teori semiologi Barthes untuk mendeskripsikan dan menganalisa makna dan tanda maskulinitas dalam drama. Hasilnya menunjukkan tokoh yang memiliki karakteristik maskulinitas berbeda yaitu maskulinitas baru soushokukei danshi.

The length of man's working hours in Japan at the time of the economic bubble, left men far from his family and forced to live a lifestyle as a workaholic that resulted in the occurrence of karoushi (sudden death). After that, in the 1990s, as the economic bubble fell, it also put more pressure on men in Japan, so many middle-aged men committed suicide. From that case, causing the movement of the next generation of men began to develop because they do not want to be like his father or other middle-aged man. This resulted in little by little the patriarchal system identified with the husband as the breadwinner and the woman taking care of household chores and raising the child further weakened. So that masculinity in Japan is increasingly faded and gave rise to youth with new masculinity. The purpose of this study was to describe a new Japanese masculine representation of male characters in the Japanese drama Hanazakari no Kimitachi e Remake. The study used qualitative methods along with Barthes's semiology theory to describe and analyze the meaning and sign of masculinity in drama. The results show there characters who have different masculinity characteristics of new masculinity, it is soushokukei danshi.