FAKE (FOOT AND ANKLE EXERCISES) UNTUK PENCEGAHAN KOMPLIKASI PADA KAKI PENDERITA DIABETES MELLITUS DI SURABAYA

foot and ankle exercises pencegahan komplikasi diabetes mellitus

Authors

October 1, 2019

Downloads

Pendahuluan: Salah satu komplikasi penyakit diabetes melitus (DM) yang sering dijumpai adalah kaki diabetik (diabetic foot), yang dapat ber- manifestasikan sebagai ulkus, infeksi dan gangren dan artropati Charcot. Ada dua tindakan dalam prinsip dasar pengelolaan diabetic foot yaitu tindakan pencegahan dan tindakan rehabilitasi. Tindakan pencegahan meliputi edukasi perawatan kaki, sepatu diabetes dan senam kaki (Yudhi, 2009). Fake (Foot and Ankle Exercises) atau dikenal juga dengan senam kaki merupakan latihan yang dilakukan bagi penderita DM atau bukan penderita untuk mencegah terjadinya luka dan membantu melancarkan peredaran darah bagian kaki (Soebagio, 2011). Melakukan perawatan kaki secara teratur dapat mengurangi penyakit kaki diabetik sebesar 50-60%. Untuk meningkatkan vaskularisasi perawatan kaki dapat juga dilakukan dengan gerakan-gerakan kaki yang dikenal sebagai senam kaki diabetes (Black & Hawks, 2009; Smeltzer et al., 2010; Lewis et al., 2011). Puskesmas Klampis Ngasem memiliki jumlah kunjungan pasien dengan diabetes mellitus yang cukup tinggi di Surabaya. Berdasarakan data dari Puskesmas Klampis Ngasem dalam kurun waktu Januari-September 2017 jumlah kunjungan pasien dengan DM mencapai 2219 kasus.

Metode: Wilayah Kerja Puskesmas yang akan menjadi tempat pengabdian masyarakat ini adalah Puskesmas Klampis Ngasem Surabaya. Metode yang digunakan melalui pendidikan dan pelatihan senam kaki "Fake” (Foot and Ankle Exercises) sebagai upaya pencegahan terhadap komplikasi pada kaki penderita Diabetes Mellitus Di Puskesmas Klampis Ngasem Surabaya sebanyak 30 orang pasien dengan DM. Peserta pengmas akan dilakukan kegiatan pre-test dan post-test dengan mengisi kuesioner pengetahuan dan kemampuan perawatan kaki pada penderita diabetes serta dilakukan pengukuran sirkulasi darah sebelum dan sesudah kegiatan menggunakan tensimeter di lengan dan kaki hingga diperoleh tekanan sistolik lengan dan kaki untuk pemeriksaan ankle brachial index (ABI).

Hasil: Evaluasi Akhir Program Pengabdian Kepada Masyarakat diperoleh bahwa pengetahuan penderita DM terhadap perawatan kaki yang menunjukkan peningkatan nilai rerata post test menjadi 70 dari nilai rerata pada pre test 49 terhadap 30 peserta DM. Sementara itu, didapatkan 18 orang memiliki skor ABI dengan interpretasi borderline perfusion (0,6-0,8) dan sisanya berada dalam rentang normal. Sedangkan setelah dilakukan latihan jasmani berupa senam kaki didapatkan 6 orang masih memiliki skor ABI rentang 0,6-0,8 dengan interpretasi borderline perfusion dan 24 orang berada dalam rentang normal dengan skor ABI 0,9-1,3. 

Kesimpulan: Diharapkan informasi yang telah disampaikan dalam modul dapat dijadikan panduan dalam memantau penatalaksanaan perawatan kaki pada diabetes mellitus serta Kegiatan senam kaki ini dapat dilakukan secara teratur dirumah dan gerakannya disesuaikan dengan kemampuan tubuh.

Most read articles by the same author(s)