Tingginya Infeksi Chlamydia trachomatis pada Kerusakan Tuba Fallopi Wanita Infertil

C. trachomatis infertilitas kerusakan tuba fallopi IgG PCR

Authors

  • Wafirotus Sariroh
    iwafir18@yahoo.com
    Departemen Obstetri dan Ginekologi, Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga, RSUD dr. Soetomo, Surabaya
  • Relly Yanuari Primariawan Departemen Obstetri dan Ginekologi, Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga, RSUD dr. Soetomo, Surabaya
31 August 2015

Downloads

Tujuan: Untuk mengetahui gambaran infeksi C. trachomatis pada kerusakan tuba fallopi wanita infertil.

Bahan dan Metode: Penelitian ini melibatkan 42 wanita yang menjalani laparoskopi dalam tata laksana infertilitasnya. Infeksi C. trachomatis diperiksa menggunakan metode PCR dari usapan endoserviks dan IgG C. trachomatis diperiksa menggunakan metode ELISA dari darah vena. Kondisi tuba fallopi dilakukan evaluasi saat laparoskopi.

Hasil: Didapatkan C. trachomatis sebesar 14,29% dari PCR usapan endoserviks dan 38,10% dari IgG C. trachomatisdi darah. Sebagian besar tuba fallopi pada subyek dengan infeksi C. trachomatis menunjukkan kerusakan, ditandai adanya adhesi perituba, oklusi tuba, fimosis fimbria atau hidrosalping saat laparoskopi. IgG C. trachomatis berbeda signifikan pada kerusakan tuba fallopi (p = 0. 01), sedangkan endometriosis dan riwayat operasi sebagai faktor risiko tidak didapatkan perbedaan yang signifikan (p = 0. 26 dan p = 0. 27). Subyek dengan IgG C. trachomatis memiliki OR: 5. 5 (95% CI 1. 42-21. 7)untuk terjadi kerusakan tuba fallopi. IgG C. trachomatis memiliki sensitifitas 62,5%, spesifisitas 81,25%, PPV 62,5% dan NPV 81,25% dalam mendeteksi kerusakan tuba fallopi bila dikonfirmasi dengan hasil laparoskopi.

Simpulan: Angka kejadian infeksi C. trachomatis pada wanita infertil cukup tinggi. Pemeriksaan IgG C. trachomatis dapat menjadi penanda adanya kerusakan tuba fallopi.