Hemichorea Onset Lambat pada Stroke Perdarahan Thalamus Kanan
Downloads
Pendahuluan: Chorea merupakan gangguan gerak involunter hiperkinetik. Chorea dapat disebabkan lesi vaskular serebral iskemik atau perdarahan. Gejala klinis melibatkan satu sisi tubuh dan lesi terletak di hemisfer otak kontralateral. Gangguan gerak pasca stroke paling sering dikaitkan dengan lesi di basal ganglia (44%) dan thalamus (37%). Laporan ini bertujuan untuk menyampaikan kasus hemichorea, gangguan gerak pascastroke perdarahan yang meliputi diagnosis, terapi dan prognosis. Kasus: Seorang laki-laki 59 tahun menderita tekanan darah tinggi, dislipidemia dan mengalami stroke perdarahan dengan kelemahan tubuh di sisi kiri. 5 bulan paca stroke pasien datang ke poliklinik rawat jalan saraf dengan keluhan lengan bawah kiri bergerak seperti menghentak. Pasien mengaku gerakan mulai muncul pada jemari tangan, terasa tertarik tarik otomatis menyentak, gerakannya tidak dapat dikendalikan. Pemeriksaan fisik dalam batas normal, pemeriksaan neurologis menunjukkan hemiparese sisi kiri dan gerakan otot berlangsung cepat, tanpa ritme, melibatkan satu anggota badan yaitu lengan kiri dan tes laboratorium menunjukkan dislipidemia. Pencitraan otak menunjukkan area hipointens pada thalamus kanan. Gejala dapat terkontrol dengan pemberian obat antidopaminergik (haloperidol) dan agonis GABA (klonazepam). Kesimpulan: Gangguan gerak dapat terjadi pascastroke sehingga penting untuk mengetahui dan mempertimbangkan terapi serta prognosis untuk kualitas hidup pasien pascastroke. Pemberian haloperidol dan klonazepam pada kasus hemichorea mengurangi klinis gerakan involunter.
Termsarasab P. Chorea. Continuum (Minneap minn).2019;25(4):1001-35. doi:10.1212/CON.0000000000000763
PERDOSSI (Kelompok Studi Gangguan Gerak). Chorea Atethosis-Ballism. Buku Panduan Tatalaksana Penyakit Parkinson dan Gangguan Gerak Lainnya. 2015;141-7.
Feinstein E, Walker R. An update on the treatment of chorea. Curr Treat Options Neurol. 2018;20(10):44. doi:10.1007/s11940-018-0529-y
Caproni S, Colosimo C. Movement disorders and cerebrovascular diseases: from pathophysiology to treatment. Expert Rev Neurother. 2017;17(5):509–19.doi:10.1080/1473715.2017.1267566
Park J. Movement Disorders Following Cerebrovascular Lesion in the Basal Ganglia Circuit. J Mov Disord. 2016;9(2):71–9 .doi:10.14802/jmd.16005
Defebvre L, Krystkowiak P. Movement disorders and stroke. Rev Neurol (Paris). 2016;172(8-9):483-87.doi:10.1016/j.neurol.2016.07.006
Laganiere S, Boes AD, Fox MD. Network localization of hemichorea-hemiballismus. Neurology. 2016;86(23):2187–195.
Mink JW. The basal ganglia and involuntary movements. Arch. Neurol. 2003;60(10):1365-8
Chung SJ, Im JH, Lee MC, Kim JS. Hemichorea after stroke: clinical-radiological correlation. J Neurol. 2004;251(6):725–29. doi: 10.1007/s00415-004-0412-
Bashir H, Jankovic J. Treatment options for chorea. Expert Rev Neurother. 2018;18(1)51–63.
Frank S, Stamler D, Kayson E, Claassen DO, Colcher A, Davis C, et al. Safety of converting from tetrabenazine to deutetrabenazine for the treatment of chorea. JAMA Neurol. 27017;4(8):977-82. doi: 10.1001/jamaneurol.2017.1352
Kwon, DY. Movement disorders following cerebrovascular lesions: Etiology, treatment pptions and prognosis. J. Mov. Disord. 2016;9(2):63–70. doi: 10.14802/jmd.16008
Wagner B, Fuhr P, de Marchis GM. Hemichorea-hemiballism after acute isschemic stroke. Academia Journal of Stroke. 2019;1(1):15–6.
Bhoi SK, Naik S, Jha M, Sahu L. Delayed onset dancing hand syndrome following thalamic hemorrhage. Neurol Sci. 2019;40(1):189–91. doi: 10.1007/s10072-018-3549-1
Shiraiwa N, Hoshino S, Saito G, Tamaoka A, Ohkoshi N. Clinical features of hemichorea-hemiballism: A stroke-related movement disorder. Neurol Int. 2020;12(1):6–8 doi: 10.4081/ni.2020.8328
Copyright (c) 2021 Diayanti Tenti Lestari, Priya Nugraha, Muhammad Hamdan
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.