The Relationship Between Characteristic of Tuberculosis Patient with Compliance in Check a Sputum During Treatment
Downloads
Pulmonary Tuberculosis (TB) in Indonesia is one of the national priorities for disease control programs. The cure rate and treatment success in the Public health center (PHC) of Tanah Kalikedinding is still not reaching the target. This study was conducted to determine the relationship between age, sex, education level, employment status, and income level of pulmonary TB patients with TB patient compliance in sputum examination during treatment in the PHC of Tanah Kalikedinding, Surabaya. This research was an observational analytic study with a cross-sectional design. Data were obtained on 38 respondents of pulmonary TB positive acid-resistant bacteria (BTA+) (category 1) aged 15–65 years who had completed treatment for 6 months from January 2012 to June 2013. Sampling used a simple random sampling technique. The independent variables studied were the characteristic variables namely age, sex, education level, employment status, and income level while the dependent variable was the compliance variable examining sputum during treatment. Data were analyzed using the chi-square test and multiple logistic regression. The results showed that age (p = 0.699), sex (p = 0.446), level of education (p = 0.712), employment status (p = 1.00), and income level (p = 0.48) were not related to TB patient compliance in sputum examination during treatment. It is necessary to conduct a home visit program by health personnel for patients who are not compliant to check phlegm and conduct further research for health service factors.
Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia. 2006. Kepatuhan Pasien: Faktor Penting dalam Keberhasilan Terapi. Vol. 7 No. 5.http:// perpustakaan.pom.go.id/KoleksiLainnya/B uletin%20Info%20POM/0506.pdf diakses pada tanggal 22 April 2014. Anggraeni. 2008. Self effi cacy mahasiswa baru Universitas Airlangga dalam mencegah seks pranikah. Skripsi. Surabaya; Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2006. Pedoman Nasional Penanggulangan Tuberkulosis Edisi 2. Jakarta. http://tbindonesia.or,id/pdf/ BUKU_PEDOMAN_NASIONAL.pdf. diakses pada tanggal 17 Maret.
Ernawatyningsih, Erni., dkk. 2009. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Ketidakpatuhan Berobat pada Penderita Tuberkulosis Paru. Berita Kedokteran Masyarakat. Vol. 25 No. 3. http:// berita-kedokteran masyarakat.org/index.php/ BKM/article/view/170 diakses pada tanggal 17 Maret 2014.
Harries, Anthony D. 1996. TB/HIV: A Clinical Manual. Italy: Stablimento Tipografico Ferrero s.r.l..
Hayati, Armelia. 2011. Evaluasi Kepatuhan Berobat Penderita Tuberkulosis Paru Tahun 2010–2011 di Puskesmas Kecamatan Pancoran Mas Depok. Skripsi. Depok: Universitas Indonesia.
Heriyono. 2004. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kepatuhan Penderita Tuberkulosis Paru Melakukan Pemeriksaan Ulang Dahak pada Akhir Pengobatan Tahap Intensif di Puskesmas Wonosobo 1 Kabupaten Wonosobo. Skripsi. Semarang: Universitas Diponegoro http://eprints. undip.ac.id/6126/ diakses pada tanggal 1 Mei 2014.
Idris, Fachmi. 2004. Manajemen Public Private Mix Penanggulangan Tuberkulosis Strategi DOTS Dokter Praktik Swasta. Jakarta: Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2013. Profil Kesehatan Indonesia 2012. Jakarta. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 364/ MENKES/SK/V/2009 Tentang Pedoman Penanggulangan Tuberkulosis (TB). http://www.hukor.depkes.go.id diakses pada tanggal 17 Maret 2014.
Khairi. 2010. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kepatuhan Penderita TB Paru dalam Pemeriksaan Sputum (Dahak) di Wilayah Kerja Puskesmas Lubuk Buaya Kota Padang Tahun 2010. Universitas Andalas. http://repository. unand.ac.id/ diakses pada tanggal 26 April 2014.
Kurniasari, Ryana Ayu Setia., Suhartono., Cahyo, Kusyogo. 2012. Faktor Risiko Tuberkulosis Paru di Kecamatan Baturetno Kabupaten Wonogiri. Media Kesehatan Masyarakat Indonesia Volume II No 2. http://eprint.undip.ac.id/38801. Diakses pada tanggal 17 Maret 2014.
Manaf, Abdul. 1997. Pendidikan Kedokteran Berkelanjutan III: Pengelolaan Rasional Penyakit Paru Untuk Meningkatkan Kesehatan Sumber Daya Manusia. Surabaya.
Martiana, Tri., M. Atoillah Isfandiari, Muji Sulistyowati, dan Ira Nurmala. 2007. Analisis Risiko Penularan Tuberculosis Paru Akibat Faktor Perilaku dan Faktor Lingkungan pada Tenaga Kerja Industri. Berita Kedokteran Masyarakat. Vol. 23 No. 1: 28–34.
Manalu, Helper Sahat P. 2010. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kejadian TB Paru dan Upaya Penanggulangannya. Jurnal Ekologi Kesehatan. Vol. 9 No. 4. http://ejournal.litbang.depkes.go.id/ diakses pada tanggal 17 Maret 2014.
Murti, Bhisma. 2003. Prinsip dan Metode Riset Epidemiologi (Edisi Kedua) Jilid Pertama. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Niven, Neil. 2002. Psikologi Kesehatan Pengantar untuk Perawat dan Profesional Kesehatan Lain Edisi Ke II. Jakarta: Penerbit ECG.
Notoatmodjo, Soekidjo. 2002. Metodologi Penelitian Kesehatan (Edisi Revisi). Jakarta: PT Rineka Cipta.
Notoatmodjo, Soekidjo. 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Notoatmodjo, Soekidjo. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Puskesmas Tanah Kalikedinding. 2013. Penilaian Kinerja Puskesmas (PKP) Puskesmas Tanah Kalikedinding Tahun 2013. Surabaya.
Puskesmas Tanah Kalikedinding. 2012. Rencana Strategis (Renstra) Puskesmas Tanah Kalikedinding Tahun 2012. Surabaya.
Suarni, Helda. 2009. Faktor Risiko yang Berhubungan dengan Kejadian Penderita Penyakit TB Paru BTA Positif di Kecamatan Pancoran Mas Kota Depok Bulan Oktober Tahun 2008 – April Tahun 2009. Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia. http://lontar.ui.ac.id. diakses pada tanggal 17 Maret 2014.
Widoyono. 2011. Penyakit Tropis Epidemiologi, Penularan, Pencegahan, dan Pemberantasannya Edisi Kedua. Jakarta: Penerbit Airlangga.
Zanani, Mayasari. 2009. Hubungan Dukungan Keluarga dengan Kepatuhan Berobat Pasien TB Paru di Puskesmas Torjun Kabupaten Sampang. Skripsi. Surabaya: Universitas Airlangga.
Zuliana, Imelda. 2009. Pengaruh Karakteristik Individu, Faktor Pelayanan Kesehatan dan Faktor Peran Pengawas Menelan Obat terhadap Tingkat Kepatuhan Penderita TB Paru dalam Pengobatan di Puskesmas Pekan Labuhan Kota Medan. Skripsi. Medan: Universitas Sumatera Utara. http://repository.usu.ac.id/bitstream/123 456789/14637/1/10E00476.pdf diakses pada tanggal 25 April 2014.
- Every manuscript submitted to must observe the policy and terms set by the Jurnal Berkala Epidemiologi
- Publication rights to manuscript content published by the Jurnal Berkala Epidemiologi is owned by the journal with the consent and approval of the author(s) concerned. (download copyright agreement)
- Complete texts of electronically published manuscripts can be accessed free of charge if used for educational and research purposes according to copyright regulations.
JBE by Universitas Airlangga is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.