The Components of Dengue Haemorrhagic Fever (DHF) Surveillance System in Health Department of Kediri City
Downloads
Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) is an infectious disease that can cause death. The 2013 incidence rate (IR) of DHF in Kediri City was 99.28 per 100,000 population with a mortality rate (CFR) of 0.73%. One of the efforts to control DHF in Kediri City is implementing an epidemiological surveillance system. This study aims to evaluate the implementation of DHF surveillance in the Kediri District Health Office. This research uses a descriptive method with a cross-sectional design. Respondents are executors of the DHF surveillance program in the health department. Data sources are primary data and secondary data. The results showed that the component of DHF surveillance data collection is routine and non-routine, adequate personnel, and means of surveillance, active, and passive data collection methods. Frequency of data collection every month, quarterly, and incidental. Timeliness cannot be calculated, completeness of data is 47.9% and forms are sufficient. Data compilation based on people, time, place, and endemicity of the region. Data analysis is based on morbidity, mortality, and regional stratification data. Data interpretation includes comparative analysis, coverage, and trends. Epidemiological information in the form of general information on DHF. Disseminate information in the form of DHF reports to the East Java Provincial Health Office and feedback to the Public Health Center (PHC). The implementation of DHF surveillance in the Kediri District Health Office based on the surveillance component is still not in accordance with the DHF control module and guidelines for implementing a health epidemiology surveillance system.
Ayu, Henriesca Sandra Ayu. 2012. Evaluasi Pengamatan Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Dinas Kesehatan Kabupaten Tuban. Jurnal Ilmiah Kesehatan Media Husada [online]. Diakses 16 Agustus 2014. 1: 1. Diambil dari:http:// www.widyagamahusada. ac.id/admin_baru/ gambar/jikmh1.1.12artikel04.pdf.
Dinas Kesehatan Jawa Timur. 2012. Jawa Timur dalam Angka Terkini Tahun 2012-2013 Triwulan I. Surabaya: Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur.
Bappenas. 2006. Laporan Kajian Kebijakan dan Penanggulangan (Wabah) Penyakit Menular (Studi Kasus DBD). Jakarta: Direktorat Kesehatan dan Gizi Masyarakat.
Douglas, klaucke. 1997. Pedoman untuk Menilai Sistem Surveilans (Terjemahan Oleh Yuwono Sidarta). Jakarta: Depkes RI.
Gordis L .2000. Epidemiology. Philadelphia, PA: WB Saunders Co.
Hariyana, bambang. 2007. Pengembangan Sistem Informasi Surveilans Epidemiologi Demam Berdarah Dengue Untuk Kewaspadaan Dini dengan Sistem Informasi Geografis di Wilayah Dinas Kesehatan Kabupaten Jepara (Studi Kasus di Puskesmas Mlonggo 1). Tesis. Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro. Semarang.
Jaya, D.M., Ibrahim, E., Anwar. 2013. Hubungan Pemberantasan saran nyamuk (PSN) DBD dengan Keberadaan Larva Aedes aegypti di Wilayah Endemis DBD Kelurahan Kassi-kassi Kota Makasar. Skripsi [online]. Diakses 16 Agustus 2014. Diambil dari: http://repository. unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/6168/ Dewi%20Mustika%20Jaya%20K11109332. pdf?sequence=1.
Kartiawan. 2009. Evaluasi Sistem Surveilans sebagai Pendukung Keputusan dalam Pengendalian Demam Berdarah Dengue (DBD) di Dinas Kesehatan Kabupaten Sumbawa. Tesis. Program Pascasarjana Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2003. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor: 1116/MENKES/SK/VIII/2003 Tentang Pedoman Penyelenggaraan Sistem Surveilans Epidemiologi Kesehatan. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2003. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor: 1479/MENKES/SK/X/2003 Tentang Pedoman Penyelenggaraan Sistem Surveilans Epidemiologi PenyakitMenular dan Penyakit Tidak Menular. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2010. Demam Berdarah Dengue. Buletin Jendela Epidemiologi [online]. 1: 2. Diakses 6 oktober 2013. Diambil dari:http://www.depkes.go.id/ downloads/publikasi/buletin/BULETIN%20 DBD.pdf.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2010. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1501/MENKES/PER/X/2010 Tentang Jenis Penyakit Menular Tertentu yang Dapat Menimbulkan Wabah dan Upaya Penanggulangan. Jakarta: Kementerian Kesehatan.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2011. Modul Pengendalian Demam Berdarah Dengue. Jakarta: Ditjen PP dan PL.
Lee, L.M., Steven M.Teutsc, Stephen B.Thacker, Michael E. Louis. 2010. Principles & Practice of Public Health Surveillance. New York: Oxford university press.
Mc Nabb, S.J., Chungong, S. 2002. BMC Public Health: Conceptual Framework of Public Health Surveillance and Action and Its Application in Health Sector Reform. BioMed Central.
Natalia, Aryanti. 2012. Gambaran Pelaksanaan Surveilans Epidemiologi Penyakit Demam Berdarah Dengue Ditinjau dari Aspek Petugas di Tingkat Puskesmas Kota Semarang Tahun 2011. Jurnal Kesehatan Masyarakat. 1: 2.
Noor, Nur, N., 2008. Epidemiologi. Jakarta: Rineka Cipta.
Pawestri, laras. 2009. Evaluasi Sistem Surveilanas Demam Berdarah Dengue Berdasarkan Komponen dan Atribut Surveilans di Dinas Kesehatan Kabupaten Trenggalek. Skripsi. Fakultas kesehatan masyarakat universitas Airlangga. Surabaya.
Pemprov Jatim. 2011. Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 20 Tahun 2011 tentang Pengendalian Penyakit Demam Berdarah Dengue di Provinsi Jawa Timur. Surabaya: Pemerintah Provinsi Jawa Timur.
Purnama, Sang G., Baskoro, Tri. 2012. Maya Index dan Kepadatan Larva Aedes aegypti Terhadap Infeksi Dengue. Makara. 16: 2.
Ruliansyah, A., Gunawan, T., Juwono,S. 2011. Pemanfaatan Citra Penginderaan Jauh dan Sistem Informasi Geografis untuk Pemetaan Daerah Rawan Demam Berdarah Dengue (Studi Kasus di Kecamatan Pangandaran Kabupaten Ciamis Provinsi Jawa Barat). Aspirator. 3: 2.
Rusmiati. 2009. Evaluasi sistem surveilanas Demam Berdarah Dengue di Dinas Kesehatan Kabupaten Hulu Sungai Utara. Skripsi. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga. Surabaya.
Sitepu, F.Y., Suprayogi, A., Pramono, D. 2012. Evaluasi dan Implementasi Sistem Surveilans Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kota Singkawang, Kalimantan Barat Tahun 2010. Balaba. 8: 1. Saputra, Ragil dan Ahmad Ashari. 2011. Integrasi
Laporan Demam Berdarah Dengue (DBD) Menggunakan Teknologi Web Service. Jurnal Masyarakat Informatika. 2: 3.
Siyam, nur. 2013. Fasilitasi Pelaporan KDRS dan W2 DBD untuk Meningkatkan Pelaporan Surveilans DBD. Jurnal Kesehatan Masyarakat. 8: 2.
Soegijanto, Soegeng. 2006. Demam Berdarah Dengue edisi 2. Surabaya: Airlangga University Press.
Sungkar, saleh. 2007. Pemberantasan demam berdarah dengue: sebuah tantangan yang harus dijawab. Jurnal Kedokteran Indonesia. 57: 6.
Weraman, pius. 2010. Dasar Surveilans Kesehatan Masyarakat. Depok: Gramata Publishing.
Widoyono. 2011. Penyakit Tropis: Epidemiologi, Penularan, Pencegahan dan Pemberantasannya Edisi Kedua. Jakarta: Erlangga.
- Every manuscript submitted to must observe the policy and terms set by the Jurnal Berkala Epidemiologi
- Publication rights to manuscript content published by the Jurnal Berkala Epidemiologi is owned by the journal with the consent and approval of the author(s) concerned. (download copyright agreement)
- Complete texts of electronically published manuscripts can be accessed free of charge if used for educational and research purposes according to copyright regulations.
JBE by Universitas Airlangga is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.