Aktivitas Anticestoda In Vitro Metabolit Sekunder Daun Miana (Coleus blumei. Benth) terhadap Cacing Hymenolepis microstoma

daun miana metabolit sekunder anticestoda Hymenolepis microstoma

Authors

  • Yusuf Ridwan
    yusufridwan67@yahoo.com
    Divisi Parasitologi dan Entomologi Kesehatan, Departemen Ilmu Penyakit Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner, Fakultas Kedokteran Hewan, Institut Pertanian Bogor
  • Fadjar Satrija Divisi Parasitologi dan Entomologi Kesehatan, Departemen Ilmu Penyakit Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner, Fakultas Kedokteran Hewan, Institut Pertanian Bogor
  • Ekowati Handharyani Divisi Patologi, Departemen Klinik, Reproduksi, dan Patologi, Fakultas Kedokteran Hewan, Institut Pertanian Bogor
March 28, 2020

Downloads

Penelitian ini untuk mengetahui golongan senyawa metabolit sekunder dari ekstrak daun miana (Coleus blumei. Benth) yang memiliki aktivitas anticestoda. Daun miana kering diekstraksi dengan metode yang sesuai untuk mendapatkan golongan senyawa metabolit sekunder alkaloid, flavonoid, tanin, dan steroid. Aktivitas anticestoda diukur dengan menghitung waktu kematian cacing Hymenolepis microstoma pada setiap golongan metabolit sekunder konsentrasi 10%. Hasil penelitian menunjukkan tanin memiliki aktivitas anticestoda yang kuat yang tidak berbeda dengan praziquatel sebagai anthelmintik komersial. Akivitas anticestoda flavonoid mirip dengan tanin akan tetapi aktivitasnya masih dibawah  praziquatel. Alkaloid dan steroid memiliki aktivitas anticestoda yang lebih rendah dibandingkan dengan tanin dan flavonoid.  Hasil penelitian ini membuktikan bahwa tanin sebagai senyawa metabolit sekunder yang paling aktif sebagai anticestoda dibandingkan flavonoid, alkaloid, dan steroid.