This is an outdated version published on 2023-08-16. Read the most recent version.

Representasi di Media Representasi Kelompok Anarko di Media:Bias Media Atas Pemberitaan Kalangan Anarko dan Paham Anarkisme

Authors

2022-12-03 — Updated on 2023-08-16

Versions

Abstract

Penelitian ini bertujuan menganalisis representasi kalangan anarko di media arus utama atas kehadiran mereka pada berbagai aksi sosial mulai dari peringatan Hari Buruh (MayDay) hingga aksi penolakan terhadap Rancangan Undang-Undang Cipta Kerja melalui berbagai simbol, tanda yang mereka munculkan selama melakukan aksi sosial dan hubungan dengan wacana media dalam menggambarkan serta memberitakan kalangan anarko. Metode analisis wacana kritis (critical discourse analysis) digunakan dalam penelitian ini sebagai upaya memahami relasi kuasa antara wacana media dalam menggambarkan kalangan anarko dengan simbolisasi yang dilakukan oleh kalangan anarko untuk menandai kehadiran mereka pada aksi sosial. Hasil penelitian ini mendapati wacana dari media arus utama dalam menggambarkan serta memberitakan kalangan anarko di bentuk atas framing melalui berbagai proses sedemikian rupa, sehingga menghasilkan suatu konten berita yang menyematkan penilaian bahwa kalangan anarko adalah pihak paling bertanggungjawab dalam menciptakan kerusuhan, pengerusakan, vandalisme, hingga mengganggu ketertiban dan kenyamanan umum selama berlangsungnya aksi sosial. Beberapa penelitian lain tentang pembahasan anarko dan media dari lintas disiplin ilmu peneliti sertakan sebagai upaya memperkuat temuan dalam penelitian ini, sekaligus mampu memberikan sudut pandang melalui dimensi lain, yakni studi terkait media dan budaya. Dikarenakan kalangan anarko memiliki tinjauan panjang pada konteks latar belakang dan sejarahnya sebagai bentuk budaya interaksi sosial di masyarakat, dan pada sisi lain, media merupakan subyek penting yang berperan menggambarkan serta memberitakan segenap bentuk fenomena dan permasalahan sosial di tengah masyarakat. Kesimpulan dari penelitian ini, bahwa penggambaran serta pemberitaan negatif terhadap kehadiran kalangan anarko telah menciptakan stigma dan penyematan buruk dari banyak kalangan masyarakat maupun pemerintah untuk tidak menerima kehadiran kalangan anarko di tengah kehidupan sosial, dan bahkan cenderung untuk di represi oleh pihak aparat negara sebagai kepanjangan tangan dari pihak pemerintah.