Diplomasi Maritim Sebagai Upaya Mewujudkan Indonesia Sebagai Poros Maritim Dunia: Harapan dan Tantangan

Poros Maritim Dunia Diplomasi Maritim Harapan dan Tantangan

Authors

  • lina hastuti
    lina.hastuti@fh.unair.ac.id
    Universitas Airlangga, Indonesia
December 1, 2022

Downloads

Abstract
At the East Asia Summit in Naypyidaw, Myanmar, on November 13, 2014, President Joko Widodo conveyed the idea of Indonesia as a world maritime axis. The world's maritime axis is intended as a strategic idea that is realized to ensure inter-island connectivity, develop the shipping and fishing industries, improve sea transportation, and focus on maritime security. This is consistent with Indonesia's strategic location between the Indian Ocean and the Pacific Ocean, where the two oceans serve as global trade crossing lanes that power the global economy. Bearing in mind that Indonesia is the largest archipelagic country in the world and there is such a large amount of marine wealth, it is a valuable asset for the Indonesian people, so it is an ideal combination in relation to national interests, both domestically and abroad. Furthermore, to realize the above vision, at the Summit in Myanmar, the President also said that there are five pillars, one of which is maritime diplomacy. Through maritime diplomacy, serious efforts and hard work are needed, because apart from the advantages that have become Indonesia's strengths, there are also various things that have the potential to become obstacles, which will be a challenge for Indonesia to make it happen. This research will focus on the study of the meaning of the world's maritime axis and maritime diplomacy as a means of realizing it, and at the same time will briefly discuss the advantages and challenges that exist.

Abstrak
Pada Konferensi Tingkat Tinggi Asia Timur, di Naypyidaw Myanmar pada tanggal 13 November 2014, Presiden Joko Widodo menyampaikan gagasan Indonesia sebagai Poros Maritim Dunia. Poros maritim dunia dimaksudkan sebagai sebuah gagasan strategis yang diwujudkan untuk menjamin konektivitas antar pulau, pengembangan industri perkapalan dan perikanan, perbaikan transportasi laut serta fokus pada keamanan maritim. Hal ini sesuai dengan Indonesia sebagai negara yang menempati posisi strategis diantara Samudera Hindia dan Samudera Pasifik, dimana kedua Samudera tersebut merupakan jalur perlintasan perdagangan global yang menjadi penggerak roda ekonomi dunia. Mengingat juga Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar di dunia serta terdapatnya kekayaan laut yang demikian besarnya merupakan aset yang berharga bagi bangsa Indonesia, sehingga merupakan kombinasi yang ideal dalam kaitannya dengan kepentingan nasional, baik ke dalam negeri maupun keluar. Selanjutnya untuk mewujudkan visi di atas, pada Konferensi Tingkat Tinggi di Myanmar Presiden juga menyampaikan terdapat lima pilar, dimana salah satu pilarnya adalah diplomasi maritim. Melalui diplomasi maritim, diperlukan upaya yang sungguh-sungguh dan kerja keras, karena selain keuntungan yang sudah menjadi kekuatan Indonesai, juga terdapat berbagai hal yang berpotensi menjadi hambatan, yang akan menjadi tantangan bagi Indonesia dalam mewujudkannya. Dalam penelitian ini akan dititikberatkan pada kajian mengenai makna poros maritim dunia, diplomasi maritim sebagai sarana mewujudkan dan sekaligus akan dibahas singkat keuntungan dan tantangan yang ada.