Pengaruh Tingkat Stres dan Kadar Kortisol dengan Jumlah Folikel Dominan pada Penderita Infertilitas yang Menjalani Fertilisasi Invitro

Tingkat stres kortisol folikel dominan

Authors

  • Awik Setiyono
    awiksetiyono@yahoo.com
    Departemen Obsterti dan Ginekologi, Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga, RSUD Dr. Soetomo Surabaya, Indonesia
  • Budi Prasetyo Departemen Obsterti dan Ginekologi, Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga, RSUD Dr. Soetomo Surabaya, Indonesia
  • Margarita Maramis Departmen Ilmu Kesehatan Jiwa, Fakultas Kedokteran, Universitas Airlangga, RSUD Dr. Soetomo Surabaya, Indonesia

Downloads

 

Tujuan: Mempelajari hubungan antara tingkat stres dan kadar kortisol darah dengan jumlah folikel dominan pada pasien infertilitas yang menjalani prosedur fertilisasi in vitro

Bahan dan Metode: Studi ini merupakan penelitian analitik cross sectionaldi dua klinik infertilitas di Surabaya selama 4 bulan. Didapatkan 30 subyek penelitian yang diambil data mengenai tingkat stres dengan menggunakan 2 kuisioner yaitu Percieved Stres Scale-10 (PSS-10) dan Infertility Reaction Scale (IRS) dan kadar kortisol darah sewaktu pagi. Subyek penelitian kemudian menjalani prosedur stimulasi ovarium dan dilakukan penghitung-an jumlah folikel dominan sebelum dilakukan tindakan ovum pick up

Hasil: Dengan menggunakan hasil analisa statistik korelasi Spearman didapatkan hasil hubungan negatif antara tingkat stres menggunakan skoring PSS-10 (r=0,64; p<0,01) dan juga IRS (r=0,83; p<0,01) dengan jumlah folikel dominan. Didapatkan pula hubungan negatif antara kadar kortisol darah dengan jumlah folikel dominan (r=0,80 p<0,01).

Simpulan: Tingkat stres dapat berdampak pada jumlah folikel dominan. Kadar kortisol yang tinggi dapat menyebabkan jumlah folikel dominan semakin menurun.

 

Most read articles by the same author(s)

1 2 > >>