GANGGUAN MENSTRUASI PADA AKSEPTOR DMPA TIDAK TERKAIT IMT
Downloads
Abstrak
Latar Belakang: Kejadian akseptor drop out tertinggi karena efek samping yaitu pada metode suntikan. KB injeksi DMPA memiliki efek samping gangguan menstruasi. Untuk menjamin lancarnya menstruasi, wanita harus mempunyai kadar lemak sebanyak 22% dari berat badannya. Kadar lemak dapat ditentukan dengan menilai berat badan seseorang melalui pengukuran Indeks Massa Tubuh (IMT). Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari hubungan IMT dengan gangguan menstruasi pada akseptor KB injeksi DMPA di Puskesmas Jagir. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional dengan pendekatan cross sectional. Jumlah sampel sebanyak 67 orang meliputi akseptor KB injeksi DMPA di Puskesmas Jagir sesuai dengan kriteria inklusi. Sampling dilakukan dengan total sampling. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah IMT pada akseptor KB injeksi DMPA, sedangkan variabel tergantung adalah gangguan menstruasi pada akseptor KB injeksi DMPA. Untuk mengetahui tingkat signifikan, data yang terkumpul akan diuji dengan uji statistik Pearson pada tingkat kemaknaan α=0,05. Hasil: Hasil penelitian didapatkan bahwa sebagian besar responden memiliki IMT normal (55,2%), IMT kurus (3,0%) dan IMT overweight (41,8%). Hampir seluruhnya mengalami gangguan menstruasi (88,1%) dan yang tidak mengalami gangguan menstruasi (11,4%). Setelah uji Pearson diperoleh nilai p=0,140 (p>0,05) yang berarti bahwa tidak ada hubungan antara IMT dengan gangguan menstruasi pada akseptor KB injeksi DMPA. Kesimpulan: Tidak ada hubungan antara IMT dengan gangguan menstruasi pada akseptor KB injeksi DMPA di Puskesmas Jagir.
Abstract
Background: The incidence of drop out acceptors mostly due to side effects, is found on the injection method. DMPA injection has side effects of menstrual disorders. To ensure a fluent menstruation, women should have fat mass at least 22% of their body weight. Fat mass can be determined by measuring the Body Mass Index (BMI). This research aims to study the relationship of BMI with menstrual disorders in DMPA injection receiver at Puskesmas Jagir. Methods: This research is an observational analytic research with a cross sectional approach. A total sample of 67 people included DMPA injection receiver at Puskesmas Jagir corresponding for inclusion criteria. Sampling is done by total sampling. The independent variable in this study was BMI in DMPA injection receiver, while the dependent variable was menstrual disorders in DMPA injection receiver. To determine a significant level, the collected data will be tested by Pearson at the significance level of α = 0.05. Results: The results of the study showed that most of respondents had normal BMI (55.2%), thin BMI (3,0%) and overweight BMI (44.8%). Most of them experienced menstrual disorders (88.1%) and others did not experience menstrual disorders (11.4%). After the Pearson test, the value of p = 0.140 (p > 0.05) which means that there is no relationship between BMI and menstrual disorders in DMPA injection receiver. Conclusion: There is no relationship of BMI with menstrual disorders in DMPA injection receiver at Puskesmas Jagir.
Adaji, S. E., Shittu, S. O. and Sule, S. T. (2009) ‘Attitude Of Nigerian Women To Abnormal Menstrual Bleeding From Injectable Progesteron-Only Contraceptive', Annals of African Medicine, 4 (4), pp. 144–149.
Bain, C. M. (2015) Ilustrasi Ginekologi. Indonesia: Elsevier.
Batbual, B. (2011) ‘Gambaran Pola Menstruasi Akseptor Kontrasepsi Suntikan 1 Bulanan dan 3 Bulanan di Puskesmas Oebobo'.
Baziad, A. (2005) Kontrasepsi Hormonal. Jakarta: YBP-SP.
Bhuva, K. et al. (2017) ‘Does body mass index or weight perception affect contraceptive use ?', Elsevier Contraception. Elsevier Inc., 95 (1), pp. 59–64. doi: 10.1016/j.contraception.2016.09.003. [diakses pada 03 Mei 2019]
BKKBN (2013) ‘Hasil Pelaksanaan Sub Sistem Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Kontrasepsi.', in. Jakarta: Direktorat Pelaporan dan Statistik. Available at: http://aplikasi.bkkbn.go.id/.
BKKBN (2018) Survei Demografi dan Kesehatan 2017. Jakarta.
Fonseca, M. (2017) ‘DMPA: acceptance and compliance in a tertiary care hospital in Mumbai, India', International Journal of Reproduction, Contraception, Obstetrics and Gynecology, 6 (9), pp. 3879–3881. Available at: http:// www.ijrcog.org/index.php/ijrcog/article/viewFile/3197/2721.[diakses pada 21 Oktober 2018]
Indahwati, L., Wati, L. R. and Wulandari, D. T. (2017) ‘Usia dan Pengalaman KB Berhubungan Dengan Pemilihan Metode Kontrasepsi Lilik', Journal of Issues in Midwiery, 1 (2), pp. 9–18.
Kohn, J. E., Lopez, P. M. and Simons, H. R. (2015) ‘Weight and body mass index among female contraceptive clients', Contraception. Elsevier Inc., 91 (6), pp. 470–473. doi: 10.1016/j.contraception.2015.02.006. [diakses pada 8 Mei 2019]
Prathita, Y. A., Syahredi and Lipoeto, N. I. (2017) ‘Hubungan Status Gizi dengan Siklus Menstruasi pada Mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Andalas', Jurnal Kesehatan Andalas, 6 (1), pp. 104–109.
Prawirohardjo, S. (2011) Ilmu Kandungan. Jakarta: PT Bina Pustaka.
Robinson, J. A. and Burke, A. E. (2013) ‘Obesity and hormonal contraceptive efficacy', Women's Health Issues, 9 (5), pp. 453–466. doi: 10.2217/WHE. 13.41. [diakses pada 8 Mei 2019]
Saifuddin, A. B. (2010) Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta: Tridasa Printer.
Segall-Gutierrez, P., Taylor, D. and Liu, X. (2010) ‘Follicular development and ovulation in extremely obese women receiving depo- medroxyprogesterone acetate subcutaneously', Elsevier Contraception, 81 (6), pp. 487–495.
Septianingrum, Y., Wardani, E. M. and Kartini, Y. (2018) ‘Faktor-Faktor yang mempengaruhi Tingginya Akseptor KB Suntik 3 bulan', 5 (1), pp. 15–19. doi: 10.26699/jnk.v5i1.ART.p015.
Simmons, K. B. et al. (2016) ‘Hormonal contraception and obesity', Fertility and Sterility. Elsevier Inc., 106 (6), pp. 1282–1288. doi: 10.1016/j.fertnstert. 2016.07.1094. [diakses pada 9 Mei 2019]
1. The journal allows the author to hold the copyright of the article without restrictions.
2. The journal allows the author(s) to retain publishing rights without restrictions
3. The formal legal aspect of journal publication accessibility refers to Creative Commons Atribution-Share Alike 4.0 (CC BY-SA).
This Journal (e-ISSN 2656-7806) is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.