Motivasi Berhenti Merokok pada Perokok Dewasa Muda Berdasarkan Transtheoretical Model (TTM)

perokok motivasi transtheoretical model (TTM) berhenti merokok

Authors

  • Esti Rossa Larasati
    gesnita-n@ff.unair.ac.id
    Program Studi Pendidikan Apoteker, Fakultas Farmasi, Universitas Airlangga, Surabaya
  • Wita Saraswati Program Studi Pendidikan Apoteker, Fakultas Farmasi, Universitas Airlangga, Surabaya
  • Henny Utami Setiawan Program Studi Pendidikan Apoteker, Fakultas Farmasi, Universitas Airlangga, Surabaya
  • Silda Sabila Rahma Program Studi Pendidikan Apoteker, Fakultas Farmasi, Universitas Airlangga, Surabaya
  • Agustina Gianina Program Studi Pendidikan Apoteker, Fakultas Farmasi, Universitas Airlangga, Surabaya
  • Cindy Alicia Estherline Program Studi Pendidikan Apoteker, Fakultas Farmasi, Universitas Airlangga, Surabaya
  • Fitri Nurmalasari Program Studi Pendidikan Apoteker, Fakultas Farmasi, Universitas Airlangga, Surabaya
  • Nauri Nabiela Annisa Program Studi Pendidikan Apoteker, Fakultas Farmasi, Universitas Airlangga, Surabaya
  • Indah Septiani Program Studi Pendidikan Apoteker, Fakultas Farmasi, Universitas Airlangga, Surabaya
  • Gesnita Nugraheni Program Studi Pendidikan Apoteker, Fakultas Farmasi, Universitas Airlangga, Surabaya
July 13, 2019

Downloads

Pendahuluan: Merokok telah diketahui menjadi faktor resiko banyak penyakit dan kematian. Meskipun demikian, terdapat peningkatan prevalensi perokok berusia muda. Intervensi untuk meningkatkan angka berhenti merokok diharapkan efektif dilakukan. Desain intervensi tersebut dapat dipengaruhi oleh seberapa tinggi motivasi berhenti merokok. Tujuan: Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengidentifikasi motivasi seseorang untuk berhenti merokok berdasarkan Transtheoretical Model (TTM), untuk menentukan hubungan faktor demografi dan pengetahuan rokok terhadap motivasi berhenti merokok, dan menemukan faktor-faktor yang membedakan motivasi untuk berhenti merokok. Metode: Penelitian ini dilakukan di sekitar kampus B Universitas Airlangga pada September 2018 menggunakan metode survei, rancangan studi cross-sectional dengan teknik accidental sampling. Responden dalam penelitian ini merupakan perokok berusia 17 - 25 tahun (n = 162). Hasil: Dari hasil analisis data diperoleh bahwa tingkat motivasi tertinggi terdapat pada tahap kontemplasi yaitu sebanyak 38,9% (62 responden). Tahap kontemplasi adalah tahap dimana seseorang masih berstatus sebagai perokok aktif, tetapi sudah berkeinginan untuk berhenti merokok dalam 6 bulan ke depan, sehingga masih memiliki kecenderungan untuk membatalkan keinginan berhenti merokok. Profil demografi, seperti uang saku, jumlah teman merokok dan keberadaan perokok di rumah responden tidak berpengaruh signifikan terhadap tingkat motivasi berhenti merokok. Pengetahuan dan intensitas merokok berpengaruh signifikan terhadap motivasi berhenti merokok. Terdapat korelasi antara pengeluaran untuk merokok dan jumlah batang rokok per hari dengan motivasi berhenti merokok (p = 0,000). Kesimpulan: Promosi kesehatan terkait berhenti merokok yang berfokus di kalangan remaja sangat perlu dilakukan. Intervensi yang dapat dilakukan untuk perokok pada tahap kontemplasi adalah mengadakan penyuluhan tentang bahaya merokok dan pemberian informasi adanya NRT (Nicotine Replacement Therapy).