Evaluasi Penggunaan Antibiotik pada Pasien Sepsis Neonatus di Rumah Sakit X Purwakarta

sepsis neonatus antibiotik metode gyssens metode DDD (defined daily dose) uji korelasi rank Spearman

Authors

  • Rani Hendiyani
    ranihendiyani@gmail.com
    Program Studi Pasca Sarjana, Fakultas Farmasi, Universitas Pancasila, Jakarta
  • Wawaimuli Arozal 1Program Studi Pasca Sarjana, Fakultas Farmasi, Universitas Pancasila, Jakarta 2Departemen Farmakologi & Teraupetik, Fakultas Kedokteran, Universitas Indonesia
  • Hesty Utami Ramadaniati 1Program Studi Pasca Sarjana, Fakultas Farmasi, Universitas Pancasila, Jakarta 2Departemen Farmakologi & Teraupetik, Fakultas Kedokteran, Universitas Indonesia
November 30, 2021

Downloads

Pendahuluan: Angka morbiditas dan mortalitas yang tinggi pada neonatus disebabkan oleh sepsis. Bakteri sebagai salah satu penyebabnya sehingga antibiotik menjadi salah satu terapi empiris. Penggunaan antibiotik yang tidak rasional dapat menyebabkan bakteri menjadi resisten sehingga tujuan terapi tidak optimal. Tujuan: Penelitian ini bertujuan mengevaluasi antibiotik yang digunakan oleh pasien sepsis neonatus baik dilihat dari kualitas (metode Gyssens) maupun kuantitas (metode Defined Daily Dose) serta untuk mengetahui hubungan antara rasionalitas obat dengan lama rawat menggunakan uji korelasi Rank Spearman. Metode: Penelitian observasional berdesain potong lintang yang di analisis secara deskriptif analitik. Pengumpulan data pasien secara Prospektif dari bulan Mei - Juli 2019 diperoleh 69 rekam medis yang memenuhi kriteria inklusi. Hasil: Dari hasil evaluasi kualitas antibiotik diperoleh penggunaan antibiotik tepat sebanyak 26 pasien (37,7%) dan tidak tepat sebanyak 43 pasien meliputi 56,5%  dosis pemberian antibiotik tidak tepat, 4,3% karena terdapat antibiotik lain yang lebih efektif dan 1,4% adanya pemberian antibiotik terlalu lama sedangkan kuantitas penggunaan antibiotik diperoleh total 12,9 DDD/100 pasien-hari meliputi Ampisilin-sulbaktam 3,25 DDD/100 pasien-hari, Sefoperazone-sulbaktam 4 DDD/100 pasien-hari, Meropenem 2,42 DDD/100 pasien-hari sedangkan nilai DDD yang melebihi nilai standar WHO yaitu Gentamisin 1,94 DDD/100 pasien-hari dan Amikasin 12,9 DDD/100 pasien-hari meliputi Ampicilin-Sulbaktam (3,25), Cefoperazone Sulbaktam (4), Meropenem (2,42) sedangkan nilai DDD yang melebihi nilai standar WHO yaitu gentamicin (1,94) dan Amikasin (1,29). Hasil korelasi diperoleh nilai r = 0,223 (P ≥ 0,05) yang artinya korelasi rendah bahwa tidak menunjukkan adanya hubungan antara rasional obat dengan lama rawat. Kesimpulannya: Penggunaan antibiotik yang tidak tepat masih ada dengan kuantitas melebihi standar WHO.