Efektivitas Penggunaan Layanan Telefarmasi di Era Pandemi COVID-19 dari Perspektif Masyarakat

COVID-19 Kesehatan Pandemi Perspektif Masyarakat Telefarmasi

Authors

  • Abdul Farid Departemen Farmasi Praktis, Fakultas Farmasi, Universitas Airlangga
  • Adelia Firdausy Departemen Farmasi Praktis, Fakultas Farmasi, Universitas Airlangga
  • Alifia Sulaiman Departemen Farmasi Praktis, Fakultas Farmasi, Universitas Airlangga
  • Dewi Simangunsong Departemen Farmasi Praktis, Fakultas Farmasi, Universitas Airlangga
  • Febi Sulistyani Departemen Farmasi Praktis, Fakultas Farmasi, Universitas Airlangga
  • Frizca Varianti Departemen Farmasi Praktis, Fakultas Farmasi, Universitas Airlangga
  • Kevin Ong Departemen Farmasi Praktis, Fakultas Farmasi, Universitas Airlangga
  • Livia Kristiany Departemen Farmasi Praktis, Fakultas Farmasi, Universitas Airlangga
  • Nancy Mustika Departemen Farmasi Praktis, Fakultas Farmasi, Universitas Airlangga
  • Natasha Febiani Departemen Farmasi Praktis, Fakultas Farmasi, Universitas Airlangga
  • Salsabela Komalasari Departemen Farmasi Praktis, Fakultas Farmasi, Universitas Airlangga
  • Salsabila Salsabila Departemen Farmasi Praktis, Fakultas Farmasi, Universitas Airlangga
  • Sherin Azzahra Departemen Farmasi Praktis, Fakultas Farmasi, Universitas Airlangga
  • Yasmin Zulfah Departemen Farmasi Praktis, Fakultas Farmasi, Universitas Airlangga
  • Toetik Aryani
    toetik-a@ff.unair.ac.id
    Departemen Farmasi Praktis, Fakultas Farmasi, Universitas Airlangga
December 9, 2022

Downloads

Pandemi COVID-19 di Indonesia pertama kali diumumkan pada Maret 2020. Kasus COVID-19 yang terus meningkat mendorong pemerintah untuk menetapkan berbagai macam kebijakan untuk menekan angka positif COVID-19 seperti penerapan protokol kesehatan, physical distancing, dan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM). Pandemi COVID-19 telah menimbulkan berbagai masalah kesehatan, salah satunya yaitu terhambatnya pelayanan kefarmasian. Oleh karena itu, penerapan telefarmasi di kalangan masyarakat dapat menjadi sebuah pelayanan alternatif demi mengurangi tendensi interaksi aktif secara langsung antara apoteker dengan pasien. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas penggunaan layanan telefarmasi di era pandemi COVID-19 dari perspektif masyarakat. Penelitian ini merupakan penelitian Cross-Sectional dengan instrumen berupa kuesioner yang disebar secara online melalui google form. Pengambilan sampel dilakukan secara accidental sampling dengan kriteria inklusi masyarakat umum berusia 15-65 tahun yang berdomisili di Pulau Jawa.  Berdasarkan hasil survei  terhadap 243 responden, 90 responden (37,03%) pernah menggunakan telefarmasi dan dari 90 responden tersebut semuanya (100%) merasa terbantu dengan adanya pembelian obat secara online, 56 responden (62,2%) menyatakan pelaksanaan pemantauan terapi obat melalui telefarmasi berjalan dengan efektif, 58 responden  (64,4%) menyatakan pelaksanaan pemantauan efek samping obat berjalan dengan efektif, dan 72 responden (80%) dapat memahami Informasi obat yang diberikan. Hal ini menunjukkan bahwa  penggunaan telefarmasi di era pandemi COVID-19 efektif dari perspektif masyarakat. Namun, pemahaman dan minat masyarakat terkait telefarmasi masih kurang sehingga penggunaannya masih cukup rendah di masyarakat. Untuk itu perlu dilakukan promosi kesehatan terkait telefarmasi agar masyarakat lebih mengenal telefarmasi dan dapat memaksimalkan penggunaanya di era pandemi COVID-19.

Most read articles by the same author(s)