Investigation of Borax in Meatball Products Sold in Bengkalis, Riau
Downloads
Highlights:
1. Borax is still used as a food additive even though it has been banned.
2. There was no relationship between age, income, and knowledge of the meatball sellers and the use of borax in Bengkalis.
3. The risk factors for the widespread use of borax are still unknown.
Abstract
Introduction: Borax is a food additive that can no longer be used. However, there were still many street food vendors who violated this rule. This study aimed to determine the presence or absence of borax in meatballs and the relationship between meatball sellers' characteristics and knowledge of the use of borax in Bengkalis, Riau.
Methods: This was an observational analytic study with cross-sectional collection. This study collected 40 samples of meatballs and meatball sellers in Bengkalis. The sampling technique used purposive sampling by interviewing meatball sellers and filling out the questionnaire on the spot. Data were analyzed by Chi-Square test.
Results: This study found that all meatballs contained borax with 36 samples found to have borax content above the standard. This study also found no relationship between characteristics (age, level of knowledge, income) and knowledge of meatball sellers with the use of borax (p > 0.05).
Conclusion: There was no significant relationship between borax use and meatball sellers' knowledge and characteristics.
Apriyantono, A. Analisis Pangan. Bogor: IPB Press; 1989.
Astuti. Analisis Kadar Abu, 2012. [ASTUTIPAGE]
Azas, Q. S. Analisis kadar Boraks pada Kurma yang beredar di pasar Tanah Abang dengan menggunakan Spektrofotometer UV-VIS. Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, 2013.
BPOM. Bahan Berbahaya pada Pangan, 2014. [BADANPOMRI]
BPOM. Pengetahuan Bahan Berbahaya (Modul 1 penyunt.). Jakarta: Direktorat Pengawasan Produk dan Bahan Berbahaya Badan POM RI, 2015.
BPOM. Identifikasi Pedagang Pasar dan Inventarisasi Bahan Berbahaya dan Pangan yang diduga Mengandung Bahan Berbahaya (Modul 3 penyunt.). Jakarta: Direktorat Pengawasan Produk dan Bahan Berbahaya Badan POM RI, 2015.
BPOM. Laporan Tahunan, Jakarta: Direktorat Pengawasan Produk dan Bahan Berbahaya Badan POM RI, 2017.
BPS. Kecamatan Bengkalis dalam Angka, Bengkalis: Badan Pusat Statistik Kabupaten Bengkalis, 2017.
Cahyadi, W. Analisis dan Aspek Kesehatan Bahan Tambahan Pangan (Edisi 2 penyunt.). Jakarta: Jakarta Bumi Aksara, 2008.
Erniati. Analisis Kandungan Boraks pada Bakso yang Beredar di Lingkungan Sekolah Dasar Negeri Lemahputro III Kecamatan Sidoarjo Kabupaten Sidoarjo Tahun 2016. Surabaya: Universitasa Airlangga, 2017.
Erniati. Tingkat Pendidikan, Pengetahuan, Sikap Pedagang Bakso dan Penggunaan Boraks pada Bakso di SDN Lemahputro III Sidoarjo. Jurnal Kesehatan Lingkungan, 2017; 9, 209-216.
Fardiaz, S. Penggunaan Bahan Tambahan Makanan dalam Makanan Jajanan. Jakarta: Temu Karya BTM, 1997.
F. G. Winarno, T. S. R. Bahan Tambahan untuk Makanan dan Kontaminan. Jakarta: Jakarta Pustaka Sinar Harapan, 1994.
Hidayati, H. W. Hubungan Karakteristik, Pengetahuan dan Sikap Pedagang Terhadap Penggunaan Boraks dalam Makanan dan Jajanan Buka Puasa. Surabaya: Universitas Airlangga, 2013.
R.J. Flanagan, R. B. S. B. B. W. F. d. W. Basic Analytical Toxicology. Geneva: World Health Organization, 1995.
Louis S. Goodman, A. G. The Pharmacological Basis of Therapeutics. Edisi 5 penyunt. New York: Macmillan Publishing, 1975.
Ilat, R. D. Penerapan Sanksi Pidana Terhadap Pengamanan Peredaran Makanan dan Minuman Menurut Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012. Lex Crimen, 2015; 4, 117.
I Nengah Sujaya, et al. Pembinaan Pedagang Makanan Kaki Lima untuk Meningkatkan Higiene dan Sanitasi Pengolahan dan Penyediaan Makanan di desa Penatih, Denpasar Timur. Bali: Universitas Udayana, 2009.
Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Direktorat Pengelolaan B3. Mengenal Boraks dan Dampak Penggunaannya, 2015. [MENLHK]
Maman Rumanta, K. I. A. R. Analisis Kandungan Boraks Pada Makanan: Studi Kasus di Wilayah Kecamatan Pamulang, Tangerang Selatan. Jurnal Matematika Sains dan Teknologi, 2016; 17, 40-49.
Mujianto, B., Purba, A.V., Widada N.S, Martini, R. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Penggunaan Boraks pada Bakso di Kecamatan Pondok Gede– Bekasi. Buletin Penelitian Kesehatan, 2005; 33(4), 152-161.
Notoatmojo, S. Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi. Jakarta: Rineka Cipta, 2010.
Imee Syorayah Pane, D. N. I. C. Analisis Kandungan Boraks (Na2B4O7 10 H2O) Pada Roti Tawar yang Bermerek dan Tidak Bermerek yang dijual di Kelurahan Padang Bulan Kota Medan. Medan: Universitas Sumatera Utara, 2012.
Pemerintah Kabupaten Bengkalis. Gubri Tetapkan Keputusan, Upah Minimun Kabupaten Bengkalis 2020 Tertinggi Kedua di Riau, 2019. [BENGKALISKAB]
T.L Litovitz, W. K. S. G. M. O. B. F. S. Clinical Manifestations of Toxicity in a Series of Borac Acid Ingestion. American Journal Emergency Medical 6, 1998; 209-215.
Suharto. Teknologi Pengawetan Pangan. Jakarta: PT Rineka Cipta, 1991.
Suhendra, M. S. Analisis Boraks Dalam Bakso Daging Sapi A dan B di Daerah Tenggilis Mejoyo Surabaya Menggunakan Spektrofotometri. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya, 2013; 2.
Taib, G. Operasi Pengeringan Pada Pengolahan Hasil Pertanian. Jakarta: PT. Mediyatama Sarana Perkasa, 1988.
Togatorop, E. Penentuan Kadar Air dan Kadar Abu dalam Bahan Pangan, Makasar: Universitas Hasanuddin, 2014.
Wibowo, S. Pembuatan Bakso Ikan dan Bakso Daging. Jakarta: Penebar Swadaya, 2000.
Widayat, D. Uji Kandungan Boraks Pada Bakso (Studi pada Warung Bakso di Kecamatan Sumbersari Kabupaten Jember). Jember: Universitas Jember, 2011.
Winarno. Kimia Pangan. Jakarta: PT Gramedia, 1984.
World Health Organization. Boron, Guidelines for Drinking Water Quality. Ohio: United States Environmental Protection, 1998.
Copyright (c) 2023 Anjeli Cristina Zachawerus, Sulistiawati Sulistiawati, Ema Qurnianingsih
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
1. The journal allows the author to hold the copyright of the article without restrictions.
2. The journal allows the author(s) to retain publishing rights without restrictions
3. The formal legal aspect of journal publication accessibility refers to Creative Commons Atribution-Share Alike 4.0 (CC BY-SA).