Bactericidal and cytotoxic effects of Erythrina fusca leaves aquadest extract

EFLAE bactericidal citotoxicity bakterisid sitotoksisitas

Authors

March 1, 2013

Downloads

Background: Empirically, Erythrina fusca has been used as traditional herb for its antibacterial and antiinflammation properties. Periodontal disease is one of the most oral infectious diseases with microorganism predominated as the contributing factors. Porphyromonas gingivalis (P. gingivalis) is one of the main bacteria pathogen found in periodontal diseases. Purpose: The purpose of this study was to examine the bactericidal effect of Erythrina fusca Leaves Aquadest Extract (EFLAE) at various concentrations on P. gingivalis and cytotoxic effect on fibroblast. Methods: Pure P. gingivalis was cultured in Brain Heart Infusion (BHI) medium for 24 hours with or without various concentrations of treatment of EFLAE. Calculation and statistical analysis of remaining bacteria were performed by inhibitory zone method to evaluate the EFLAE bactericidal effect and compared to chlorhexidine as positive control. To evaluate the cytotoxic effect, NIH 3T3 cells were cultured in Dulbecco's Modification of Eagle's Medium (DMEM) containing of 10% fetal bovine serum (FBS) and 1% penicillin-streptomycin, pH 7.2, in 5% CO2, and stored in humidified incubator under temperature 370 C. Cells were treated with/without various concentrations of EFLAE for 48 hours. The viable cells were then counted using 3-(4,5- Dimethylthiazol-2-yl)-2,5 diphenyl tetrazodium bromide (MTT) method. Results: EFLAE have bactericidal effect on P. gingivalis in a concentration dependent manner starting from 78%. The concentration of 90% EFLAE had stronger bactericidal effect (35.004 ± 1.546) than those of chlorhexidine as positive control (32.313 ± 1.619). One-way ANOVA showed significant bactericidal effect differences among concentrations of EFLAE and chlorhexidine (p<0.05) while Tuckey HSD test showed significant difference only between lower concentration of EFLAE (78%, 79%) and chlorhexidine. With the highest concentration of EFLAE (100%) applied in the bactericidal test, no cytotoxic effect of EFLAE on NIH 3T3 cells was detected. Conclusion: EFLAE could inhibit the growth of P. gingivalis in a concentration dependent manner, starting from 78%. There was no evidence of EFLAE's cytotoxic effect on fibroblast.

Latar belakang: Erythrina fusca telah digunakan secara empiris sebagai tanaman obat tradisional untuk khasiat antibakteri dan antiradang. Penyakit periodontal merupakan salah satu penyakit infeksi mulut terbanyak dengan mikroorganisme sebagai faktor kontributor utama. Porphyromonas gingivalis (P. gingivalis) merupakan salah satu bakteri patogen utama yang ditemukan pada penyakit periodontal. Tujuan: Tujuan penelitian ini untuk mengamati efek bakterisid terhadap P. gingivalis dan efek sitotoksik terhadap sel fibroblast dari beberapa konsentrasi ekstrak akuades daun Erythrina fusca (EFLAE). Metode: P. gingivalis murni dikultur pada medium Brain Heart Infusion (BHI) selama 24 jam dengan atau tanpa pemberian beberapa konsentrasi EFLAE. Perhitungan dan analisis statistik terhadap bakteri yang masih hidup dilakukan dengan metode zona hambat untuk mengevaluasi efek bakterisid EFLAE dibandingkan dengan chlorhexidine sebagai kontrol positif. Untuk mengevaluasi efek sitotoksik, digunakan kultur sel NIH 3T3 pada medium Dulbecco's Modification of Eagle's Medium (DMEM) yang berisi fetal bovine serum (FBS) 10% dan penicillin-streptomycin 1%, pH 7.2, dalam CO2 5%, dan diinkubasi pada suhu 37° C. Sel diberi perlakuan dengan atau tanpa beberapa konsentrasi EFLAE selama 48 jam, kemudian sel yang masih hidup dihitung menggunakan metode 3-(4,5-Dimethylthiazol-2-yl)-2,5 diphenyl tetrazodium bromide (MTT). Hasil: EFLAE mempunyai efek bakterisid terhadap P. gingivalis mengikuti kenaikan konsentrasinya dimulai dari 78%. Pada konsentrasi 90%, EFLAE menunjukkan efek bakterisid lebih kuat (35.004 ± 1.546) dibandingkan dengan chlorhexidine (32.313 ±1.619) sebagai kontrol positif ANOVA-1 jalan menunjukkan perbedaan efek bakterisid yang bermakna di antara beberapa konsentrasi EFLAE dan chlorhexidine (p<0.05) sedangkan uji Tuckey HSD menunjukkan perbedaan bermakna hanya ditemukan antara konsentrasi EFLAE yang lebih rendah (78%, 79%) dengan chlorhexidine. Efek sitotoksik terhadap sel NIH 3T3 tidak terdeteksi pada pemberian konsentrasi tertinggi EFLAE (100%) yang telah diaplikasikan pada uji bakterisid. Kesimpulan: EFLAE dapat menghambat pertumbuhan P. gingivalis sesuai dengan konsentrasinya dimulai dari 78%. Tidak ada efek sitotoksik EFLAE terhadap sel fibroblast.