Kesenjangan Digital Akibat Kondisi Demografis di Kalangan Masyarakat Rural
Downloads
Abstract
Digital gap or digital divide is a problem that emerged in the community because of the development of ICT (information and communication technology) are less prevalent. This problem is often experienced by rural communities, for urban communities first get a chance to feel the impact of the development of ICT infrastructure when compared with rural communities. Ariyanti stated that the digital divide is caused by four factors, infrastructure, skill, language content, and utilization. Therefore, researchers interested in conducting research in Argosari village, Lumajang. This research uses descriptive quantitative method with a sampling technique using accidental sampling. The results of this research found that all respondents own a smartphone, but internet access availability in the village Argosari still poor. Skill owned by villagers of Argosari still much in the learning phase using ICT tools, with a percentage of 64%. The ability of the respondents in understanding the English language content still many expressed very difficult in understanding the English language content on the Internet, with a percentage of 51%. On the utilization of ICT tools, 80% of respondents have started using their ICT tools for browsing activity. Researchers found that there is a relationship between the age of a person with activities you do while using technological devices; there is a relationship between a person's last education level with their skills in operating the technological features of the device; there is a relationship between education level last person with their skill in operating a search engine; there is a relationship between a person's last level of education with their ability to understand content in English.
Keywords: digital divide; rural communities; information and communication technology
Abstrak
Kesenjangan digital atau digital divide merupakan sebuah permasalahan yang muncul di masyarakat karena adanya perkembangan TIK (teknologi informasi dan komunikasi) yang kurang merata. Permasalahan ini kerap dialami oleh masyarakat rural (masyarakat pedesaan), karena masyarakat urban (masyarakat perkotaan) lebih dulu mendapatkan kesempatan untuk merasakan dampak pembangunan infrastruktur TIK jika dibandingan dengan masyarakat rural. Ariyanti menyatakan bahwa kesenjangan digital disebabkan oleh 4 faktor, yaitu faktor infrastruktur, skill, konten bahasa, dan pemanfaatan. Karena itu peneliti tertarik untuk melakukan penelitian di Desa Argosari, Lumajang. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif deskriptif dengan teknik pengambilan sampel menggunakan accidental sampling. Hasil dari penelitian ini ditemukan bahwa seluruh responden sudah memiliki smartphone, akan tetapi akses internet yang tersedia di Desa Argosari masih buruk. Skill yang dimiliki masyarakat Desa Argosari masih banyak yang dalam tahap belajar menggunakan perangkat TIK, dengan persentase 64%. Kemampuan para responden dalam memahami konten yang berbahasa inggris masih banyak yang menyatakan sangat kesusahan dalam memahami konten yang berbahasa Inggris di internet, dengan persentase 51%. Pada bagian pemanfaatan perangkat TIK, sebanyak 80% responden sudah mulai menggunakan perangkat TIK mereka untuk aktivitas browsing. Peneliti menemukan bahwa terdapat hubungan antara usia seseorang dengan aktivitas yang dilakukan saat menggunakan perangkat teknologi; terdapat hubungan antara jenjang pendidikan terakhir seseorang dengan skill mereka dalam mengoperasikan fitur pada perangkat teknologinya; terdapat hubungan antara jenjang pendidikan terakhir seseorang dengan skill mereka dalam mengoperasikan search engine; terdapat hubungan antara jenjang pendidikan terakhir seseorang dengan kemampuan mereka dalam memahami konten yang berbahasa Inggris.
Kata kunci: kesenjangan digital; masyarakat rural; teknologi informasi dan komunikasiAaker, D. A., V. Kumar, & George, S. (1995). Marketing Research. Canda: Jon Wileyand Sons, Inc. Andone, I., Blaszkiewicz, K., Eibes, M., & Trendafilov, B. (2016). How Age and Gender Affect Smartphone Usage. Institute of Computer Science.
Ariyanti, S. (2013). Studi Pengukuran Digital Divide di Indonesia (Study of Digital Divide Measurement In Indonesia. Puslitbang Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika, 281- 292.
Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia. (2016). INFOGRAFIS: Penetrasi & Perilaku Pengguna Internet Indonesia.
Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia. (2017). INFORGRAFIS: Peneterasi dan Pengguna Internet Indonesia.
Bungin, B. (2005). Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Prenadamedia.
Chisenga, J., Entsua-Mensah, C., & Sam, J. (2007). Impact of Globalization on the Information Needs of Farmers in Ghana: A Case Study of Small-Scale Poultry Farmers.
David, N. (2015). Information Communication Technology In Rural Schools Of Nigeria: Case Study Engu State, Nigeria. Deparment of Electronic Engineering.
De Marco, A., & Vernon-Feagans, L. (2013). Rural Neighborhood Context, Child Care Quality, and Relationship to Early Language Development. Early Education and Development, 792-812.
Hadiyat, Y. D. (2014). Kesenjangan Digital di Indonesia (Studi Kasus di Kabupaten Wakatobi).
Pekomnas, 81-90.
Heimerl, K., Menon, A., Hasan, S., Ali, K., Brewer, E., & Parikh, T. (2015). Analysis of Smartphone Adoption and Usage in a Rural Community Celular Network. Computer Science, 1-4.
Huzaini, A. (2014). Interaksi Sosial Masyarakat Dalam Perspektif Sosilogi Pedesaan Pasca Konflik Sunny Syiah di Desa Lar-Lar Kecamatan Banyuates Kabupaten Sampang. Skripsi.
Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia. (2016). Infografis Indikator TIK. Lloyd, J. E., & Hertzman, C. (2010). How Neighborhoods Matter for Rural and Urban Children's
Language and Cognitive Development at Kindergarten and Grade 4. Journal of Community Psychology, 293-313.
Madden, A. (2005). Using the Internet in Teaching: the Views of Practitioners. British Journal of Educational Technology, 255-280.
Mantyastuti, Y. A. (2016). Digital Divide dikalangan santri Pondok Pesantren Salaf (Studi Deskriptif Tentang Kesenjangan Digital dikalangan Santri Pondok Pesantren di Kabupaten Rembang. Skripsi.
Mukhlis, A. (2011). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Rendahnya Tingkat Pendidikan Masyarakat di Desa Dieng Wetan Kecamatan Kejajar Kabupaten Wonosobo. Skripsi.
Noviana, A. P. (2016). Hubungan Tingkat Penggunaan Smartphone pada Remaja dengan Interaksi dalam Keluarga. Skripsi.
Organization for Economic Co-Operation and Development. (2001). Understanding the Digital Divide.
Paris: OECD Publication.
Putri, W. C. (2018). Kesenjangan Digital Pada Kalangan Remaja. Skripsi.
Robinson, J. P., DiMaggio, P., & Hargittal, E. (2003). New Social Survey Perspectives on the Digital Divide. IT & Society, 1-22.
Saefi. (2015). Pengaruh Akses Informasi, Dukungan Orang Tua dan Lingkungan Sekolah Terhadap Minat Siswa Kelas XIIJurusan Administrasi Perkantoran Melanjutkan ke Perguruan Tinggi di SMK Negeri 1 Kebumen. Skripsi.
Soekanto, S. (2006). Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Raja Grapindo Persada.
Subiakto, H. (2013). Internet untuk Pedesaan dan Pemanfaatannya Bagi masyarakat. Masyarakat, Kebudayaan, dan Politik, 243-256.
Tayo, O., Thompson, R., & Thompson, E. (2015). Impact of the Digital Divide on Computer Use and Internet Access on the Poor in Nigeria. Journal of Education and Learning.
Tustin, D. H. (2012). Digital Divide and Inequality Among Digital Native: A South African Perspective. African Journal of Businesss Management.
Van Deursen, A. J., & Van Dijk, J. A. (2010). Internet Skills and Digital Divide. Journal New Media and Society, 893-911.
Van Deursen, A. J., & van Dijk, J. A. (2013). The Digital Divide Skhifts to Differences in Usage. Van Dijk, J. (2006). The Network Society: Second edition. London: Sage Publishing Inc.
Van Dijk, J. A. (2012). The Evolution of the Digital Divide: The Digital Divide turns to inequality of Skills and Usage. The Evolution of the Digital Dividie, 57-75.
Copyright (c) 2020 Renaldy Oktavianoor
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.
- The journal allows the author to hold the copyright of the article without restrictions.
- The journal allows the author(s) to retain publishing rights without restrictions.
- The legal formal aspect of journal publication accessibility refers to the Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License for the published articles, legal formal aspect of journal publication accessibility refers to Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License (CC BY-NC-SA).