Apropriasi Budaya Suku Banjar dalam Gaya Kepemimpinan Gubernur Kalimantan Selatan Sahbirin Noor
Downloads
Fenomena penggunaan simbol etnik sebagai identitas budaya menjadi cara yang efektif untuk memengaruhi publik dalam mencapai tujuan politik, menarik untuk dikaji lebih mendalam. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan bagaimana cara Sahbirin Noor menampilkan dirinya dengan menggunakan identitas diri sebagai Paman Birin. Teori apropriasi budaya digunakan untuk melihat bagaimana identitas budaya diadaptasi dalam kepemimpinan kepala daerah. Penggunaan simbol etnik dan identitas budaya, termasuk di dalamnya bagaimana cara berbicara, bersikap, dan bertindak, dalam gaya kepemimpinan kepala daerah menjadi kajian penelitian ini. Metode penelitian ini kualitatif, dengan menggunakan metode studi kasus terhadap kepemimpinan Gubernur Kalimantan Selatan Sahbirin Noor. Data dalam penelitian ini didapatkan dengan melakukan observasi keseharian Gubernur Kalimantan Selatan Sahbirin Noor. Wawancara mendalam kepada warga masyarakat, aparat, budayawan, tokoh masyarakat. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa panggilan Paman Birin yang melekat pada dirinya menjadi identitas budaya, karena mencitrakan dirinya sebagai bagian dari kekerabatan kultural dengan seluruh warga Kalimantan Selatan yang bersuku Banjar. Paman Birin menjadi identitas simbolik diri dan identitas budaya yang diadaptasi dari nilai-nilai budaya Suku Banjar dalam kepemimpinan Gubernur Kalsel Sahbirin Noor. Apropriasi budaya Banjar ini terlihat dari cara berkomunikasi, gaya bicara, sikap, maupun penggunaan atribut pakaian Gubernur Kalsel Sahbirin Noor.
Afif, A. (2015). Teori Identitas Sosial.Yogyakarta: UII Press.
Barker, C. (2018). Cultural Studies. Yogyakarta: Kreasi Wacana Offset.
Barendregt, B. dan Bogaerts, E. (2016) Merenungkan Gema Perjumpaan Musikal Indonesia-Belanda, Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.
Djamaris, E. (2002) Pengantar Sastra Rakyat Minangkau. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.
Hancock, Dawson R and Algozzine, Bob. (2006). Doing Case Study Research: A Practical Guide for Beginning Researchers. Columbia University, Teachers College
Ihromi, T.O. [Ed.] (2006) Pokok-Pokok Antropologi Budaya. Banjarsari: Yayasan Obor Indonesia.
Istiqomah, E. dan Setyobudihono, S. (2014) Nilai Budaya Masyarakat Banjar Kalimantan Selatan: Studi Indigenous. Jurnal Psikologi dan Teori Terapan, 5 (1): 1-6. https://doi.org/10.26740/jptt.v5n1.p1-6.
Koentjaraningrat (2005) Pengantar Antropologi I. Jakarta: Rineka Cipta.
Rogers, R. A. (2006) From Cultural Exchange to Transculturation: A Review and Reconceptualization of Cultural Appropriation. Communication Theory, 16 (4): 474–503. https://doi.org/10.1111/j.1468-2885.2006.00277.x.
Sanders, J. (2006) Adaptation and Appropriation New Critical Idiom. USA & Canada: Routledge.
Yin, R. K. (2003) Case Study Research (Design and Methods) Third Edition. California : Sage Publication Inc.
Young, J. O. (2008). Cultural Appropriation and the Arts. Malden, Oxford, Carlton: Blackwell Publishing.
Zuhro, R. S. (2009) Peran Aktor Dalam Demokratisasi. Yogyakarta: Ombak.
1. Copyright of this journal is possession of Editorial Board and Journal Manager, by the knowledge of the author, while the moral right of the publication belongs to the author.
2. The formal legal aspect of journal publication accessibility refers to a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License (CC BY-NC-SA).
3. All publications (printed/electronic) is open access for educational purposes, research, and library. Other than the aims mentioned above, the editorial board is not responsible for copyright violation.