Budaya Bersarung Masyarakat Kontemporer
Downloads
Fenomena budaya bersarung adalah bahasan penelitian yang digali menggunakan pendekatan etnografi. Informan yang terlibat adalah pelaku budaya bersarung dari beragam profesi dan latar belakang. Data diperoleh dari studi pustaka termasuk media online. Sarung adalah busana yang dikenal masyarakat Indonesia sebagaimana di banyak bagian negara lain di Asia. Sarung dipakai untuk menutup tubuh bagian bawah seperti busana adat daerah, mulai dari busana sehari-hari hingga busana pengantin. Barthes (1997) menyatakan busana sebagai pembentuk identitas kolektif sehingga didalamnya terkandung penanda bermakna. Di lain pihak Malcom Barnard (2002) menyebutkan bahwa fungsi busana tidak hanya sebagai pelindung tubuh namun juga sebagai alat komunikasi. Ketika sarung menjadi bagian dari busana sehari-hari, acara adat, ritual keagamaan hingga pernikahan, sarung telah mendukung aktivitas masyarakat maka ini adalah praktek budaya keseharian. Belakangan ini sarung untuk laki-laki maupun perempuan dipopulerkan kembali oleh masyarakat perkotaan khususnya pecinta fesyen. Selain pembiasaan baru tersebut, oleh sekolompok lain masyarakat sarung dibedakan peruntukannya berdasarkan motif. Ada pemahaman bahwa kaum laki-laki hanya pantas menggunakan sarung bila motifnya berciri geometris. Sarung sebagai budaya yang mengandung makna penting bagi masyarakat mewarnai kehidupan fesyen lokal.
Kata kunci : sarung, budaya bersarung, motif, fesyen
Copyright (c) 2022 Biokultur
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.
1. Copyright of this journal is possession of Editorial Board and Journal Manager, by the knowledge of the author, while the moral right of the publication belongs to the author.
2. The formal legal aspect of journal publication accessibility refers to a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License (CC BY-NC-SA).
3. All publications (printed/electronic) is open access for educational purposes, research, and library. Other than the aims mentioned above, the editorial board is not responsible for copyright violation.