PENGARUH SUBTITUSI KEDELAI DENGAN FERMENTASI TEPUNG DAUN LAMTORO PADA PAKAN UDANG VANAME (Litopenaeus vannamei) TERHADAP NILAI KECERNAAN PROTEIN DAN KECERNAAN ENERGI
Downloads
Udang vaname mulai dibudidayakan di Indonesia sejak tahun 2001. Kendala bagi pembudidaya yaitu biaya pakan pada udang dapat mencapai 50% dari biaya produksi sehingga untuk mengatasi tingginya harga pakan, maka perlu pakan alternatif berprotein tinggi dengan harga murah. Daun lamtoro merupakan salah satu leguminosa yang dapat digunakan sebagai bahan pakan tambahan karena mempunyai kadar protein yang cukup tinggi dan mudah dicerna. Kecernaan merupakan proses usus mencerna makanan dan penyerapan nutrisi pada pakan yang diberikan. Daya cerna pada ikan menggambarkan sebagian kecil dari nutrisi atau energi dalam bahan yang tidak termakan dan diekskresikan dalam bentuk feses. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemanfaatan fermentasi tepung daun lamtoro sebagai subtitusi kedelai udang vaname (Litopenaeus vannamei) terhadap nilai kecernaan protein dan kecernaan energi. Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimental menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 5 ulangan. Perlakuan P0 (kadar fermentasi tepung daun lamtoro 0%), P1 (kadar fermentasi tepung daun lamtoro 10%) , P2 (kadar fermentasi tepung daun lamtoro 20%) dan P3 (kadar fermentasi tepung daun lamtoro 30%). Parameter yang diukur adalah nilai kecernaan protein dan kecernaan energi. Analisa data menggunakan ANOVA (Analysis of variance) dan dilanjutkan dengan Uji Jarak Berganda Duncan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai kecernaan protein dan kecernan energi yang tidak jauh berbeda (P>0.05). Hal ini menunjukkan bahwa fermentasi tepung daun lamtoro dianggap mampu menggantikan bungkil kedelai sebagai bahan dasar pembuatan ransum pakan udang vaname dengan kadar fermentasi tepung daun lamtoro hingga 30%. Pemanfaatan fermentasi tepung daun lamtoro sebagai substitusi kedelai pada pakan udang vaname tidak memiliki pengaruh yang berbeda terhadap nilai kecernaan protein dan nilai kecernaan energi.
Abun. 2007. Pengukuran Nilai Kecernaan Ransum yang Mengandung Limbah Udang Windu Produk Fermentasi pada Ayam Broiler. Fakultas Peternakan Universitas Padjajaran. Bandung. Hal 2.
Adiwidjaya, D., Supito dan I, Sumantri. 2008. Penerapan Teknologi Budidaya Udang Vaname L. vannamei Semi Intensif pada Lokasi Tambak Salinitas Tinggi. Media Budidaya Air Payau Perekayasaan, (7): 54-72.
Halver, J. E. 1989. Fish Nutrition. 2nd editions Academic Press. London. Pp. 1-23.
Jones, R.J . 1979. The value of Leucaena leucocephala as a feed for ruminants in tropics. World Anim . Rev ., No . 31 . Hal 13-23
NRC (National Research Council).1993. Nutrient Requirement of Fish. DC. National Academic. Washington. pp. 48.
Parakkasi, A. 1995. Ilmu Nutrisi dan Makanan Ternak Ruminan. Universitas Indonesia. Jakarta.
Putri, D. R. 2012. Kandungan Bahan Kering, Serat Kasar dan Protein Kasar pada Daun Lamtoro (Leucaena glauca) yang difermentasi dengan Probiotik sebagai pakan ikan. Skripsi. Program Studi Budidaya Perairan. Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Airlangga. Hal 61.
Smith, R. R. 1989. Nutritinal Energetics. In Fish Nutrition. J. E. Halver (eds). Academic Press, Inc. New York. 1-28pp.
Soemardjati W, Suriawan A. 2007.Petunjuk teknis budidaya
udang vaname (Litopenaeus vannamei) di Tambak. Departemen Kelautan dan Perikanan. Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya. Balai Budidaya Air Payau. Situbondo. 30 hal.
Watanabe, T. 1988. Fish Nutrition and Mariculture. Departement of Aquatic Biosciences Tokyo Uniiversity of Fisheries, JICA. pp 233.
Widayati, E. dan Widalestari, Y., 1996. Limbah untuk Pakan Ternak. Trubus.
Widiastuti, R.R. 2007. Formulasi pakan buatan dengan teknologi fermentasi pada budidaya ikan nila (Oreochromis niloticus). Jurusan SITH-ITB.Bandung. hal. 15-17.
Widyasunu, C. A., I. Samidjan, dan D. Rachmawati. 2013. Subtitusi tepung ikan dengan tepung cacing (Lumbricus rubellus) dalam pakan buatan terhadap pertumbuhan danefisiensi pemanfaatan pakan kerapu macan (Epinephelus fuscoguttatus). Journal of Aquaculture Management and Technology, 2 (1) : 38-51.
1. The copyright of this journal belongs to the Editorial Board, based on the author's consent, while the moral rights of the publication belong to the author(s).
2. The formal legal aspect of journal accessibility refers to the same Creative Common Attribution + Noncommercial + ShareAlike (CC BY-NC-SA), implying that publication can be used for non-commercial purposes in its original form.
3. Every publication (printed/electronic) is open access for educational, research and library purposes. In addition to the objectives stated above, the editorial board is not responsible for copyright infringement