The Limitation of United States Deterrence Strategy Towards North Korean Cyber Attacks

deterrence cyberspace cybersecurity

Authors

Vol. 15 No. 1 (2021): Global Strategis
Jurnal Global & Strategis 15.1 2021
March 29, 2021

Downloads

This paper tries to discuss the development of cyberwar that threatens many countries by referring to the example of the North Korean cyberattack against the United States (US). Cyberattack is a relatively new phenomenon that many countries have not been able to anticipate adequately because it is difficult to track it down and also find the actors behind it. So far, countries have frequently accused each other of these attacks, but it is difficult to retaliate or anticipate due to unclear evidence. Unlike conventional warfare, no cyberattack warfare norms have been developed nor have there been any attempts in that direction. One thing that can be done in such a condition is the development of technology that is not only able to ward off the attack but, as stated in the theory of deterrence, can also provide a deterrent effect on the attacking country. By referring to the case of North Korea's attack on the US, we see that even a country as great as the US has not been able to develop a successful deterrence.

Keywords: deterrence, cyberspace, cybersecurity, United States, North Korea

Tulisan ini membahas mengenai perkembangan perang siber yang menjadi ancaman utama bagi banyak negara hari ini, dengan focus pada serangan siber Korea Utara kepada Amerika Serikat(AS). Serangan siber merupakan fenomena yang relative baru, sehingga banyak negara belum mampu untuk mengantisipasi hal tersebut karena sifatnya yang susah untuk dilacak dan susah untuk mengetahui actor dibalik serangan tersebut. Sejauh ini negara tertentu seringkali dituduh menjadi dalang serangan siber, namun bukti yang seringkali tidak jelas membuat langkah antisipasi atau retaliasi menjadi sulit. Berbeda dengan perang konvensional, hingga saat ini belum ada norma serangan siber yang terbangun, bahkan pembicaraan mengenai hal tersebut cenderung minim. Sejalan dengan hal itu maka dalam perang siber dibutuhkan pengembangan tekonologi yang tidak hanya mampu untuk menangkal serangan tapi juga memberikan efek deterrence bagi negara penyerang. Dengan merujuk pada kasus serangan siber Korea Utara kepada Amerika Serikat, kita dapat melihat bahwa negara sekuat Amerika sekalipun ternyata belum mampu membuat mekanisme deterrence dalam serangan siber.

Kata-kata kunci: Deterrence, Ruang Siber, Keamanan Siber, Amerika Serikat, Korea Utara. 

Most read articles by the same author(s)