Questioning Universal Humanism: The European Double Standard on Refugees

Solidaritas Regional Humanisme Universal Pengungsi Invasi Rusia Suriah Ukraina

Authors

August 19, 2023

Downloads

About 4.6 million Ukrainians were forced to migrate to several European countries. This number is about four times the number of Syrian refugees seeking asylum in Europe. With a ratio of 1:4, European countries are more likely to accept Ukraine refugees in larger numbers, and this raises the assumption that there is a double standard among European countries in treating refugees between Ukraine and Syria. This assumption is primarily based on issues of race, religion, culture, and even politics. However, humanism's universal view neglected partialism and viewed humans as members of the human family who did not leave others behind. Furthermore, the Europeans who invented the concept of humanism itself, in reality, did not implement the concept universally but only in the European region. Therefore, with a descriptive-qualitative approach, this paper aims to emphasize that regional solidarity can go beyond universal humanitarian impulses. The theory of universal humanism is used as the primary standard in analyzing the phenomenon of the European double standard. It can be said that even though the Ukraine-Russia crisis has the potential to cause high inflation with slow growth, Europeans are still making solid efforts to help refugees from Ukraine. In other words, regional solidarity seems to be more of a priority than universal humanitarian impulses.

Keywords: Regional Solidarity, Universal Humanism, Refugees, Russian Invasion, Syria, Ukraine

 

Sekitar 4,6 juta orang Ukraina terpaksa bermigrasi ke beberapa negara Eropa. Jumlah ini adalah sekitar empat kali jumlah pengungsi Suriah yang mencari suaka di Eropa. Dengan rasio 1:4, negara-negara Eropa lebih mudah menerima pengungsi Ukraina dalam jumlah yang lebih besar, dan hal ini menimbulkan anggapan bahwa negara-negara Eropa menerapkan standar ganda dalam menangani pengungsi antara Ukraina dan Suriah. Asumsi ini sebagian besar didasarkan pada masalah ras, agama, budaya, dan bahkan politik. Akan tetapi, pandangan universal humanisme mengabaikan keberpihakan dan memandang manusia sebagai anggota keluarga manusia, yang tidak meninggalkan manusia lain. Selain itu, orang Eropa yang menemukan konsep humanisme itu sendiri pada realitanya tidak menerapkan konsep tersebut secara universal, tetapi hanya di wilayah Eropa saja. Oleh karena itu, dengan pendekatan deskriptif-kualitatif, tulisan ini ingin menekankan bahwa solidaritas regional sejatinya dapat melampaui dorongan kemanusiaan universal. Teori humanisme universal digunakan sebagai standar utama dalam menganalisis fenomena standar ganda Eropa ini. Dapat dikatakan bahwa meskipun krisis Ukraina-Rusia berpotensi menyebabkan inflasi tinggi dengan pertumbuhan yang lambat, orang Eropa masih berupaya keras untuk membantu para pengungsi dari Ukraina. Dengan kata lain, solidaritas regional tampaknya lebih menjadi prioritas dibandingkan dengan dorongan kemanusiaan universal.

Kata-kata Kunci: Solidaritas Regional, Humanisme Universal, Pengungsi, Invasi Rusia, Suriah, Ukraina