Pemberian Edukasi terkait Anemia Menggunakan Media Leaflet dan PowerPoint terhadap Pengetahuan Remaja di Desa Kalimas, Kecamatan Besuki, Kabupaten Situbondo

Anemia Edukasi Pengetahuan Remaja

Penulis

December 12, 2024
Photo by Product School on Unsplash

Unduhan

Latar Belakang: Anemia dapat dianggap sebagai masalah kesehatan yang cukup serius di kalangan remaja di Indonesia, dengan tingkat kejadian yang relatif tinggi sebesar 32%. Dalam rentang usia 15-24 tahun, tingkat kejadian anemia pada remaja putri mencapai 27,2%, sedangkan pada remaja putra sebesar 20,3%. Salah satu wilayah di Indonesia yang memiliki tingkat kejadian anemia yang relatif tinggi adalah Kabupaten Situbondo. Diketahui bahwa 49% ibu hamil dan remaja putri memiliki pengetahuan yang cukup dan kurang terkait anemia dan konsumsi tablet tambah darah. Pencegahan serta penanganan anemia pada remaja dapat dilakukan dengan meningkatkan pengetahuan dan pemahaman remaja terhadap anemia dan dampaknya. Pemberian edukasi pada remaja dapat dilakukan menggunakan metode ceramah dan diskusi.

Tujuan: Meningkatkan pengetahuan remaja Desa Kalimas mengenai anemia serta sebagai bentuk dorongan dalam mengembangkan sebuah lingkungan yang mendukung untuk meningkatkan kepatuhan konsumsi tablet tambah darah secara teratur dan berkelanjutan.

Metode: Pelaksanaan pengabdian masyarakat ini dilakukan dengan desain quasi experimental one group pretest-posttest. Subjek pelaksanaan edukasi terdiri dari 10 remaja dari rentang usia 12 hingga 20 tahun. Data pengetahuan remaja terkait anemia didapatkan melalui kuesioner pretest dan posttest. Pemberian edukasi terkait anemia dilakukan dengan metode ceramah dan diskusi menggunakan leaflet dan PowerPoint sebagai medianya.

Hasil: Analisis statistik yang dilakukan menggunakan uji Paired Sample T-Test mengindikasikan bahwa terdapat peningkatan pada rata-rata nilai pengetahuan remaja sebelum dan sesudah menerima edukasi. Hasil analisis menunjukkan bahwa nilai p-value sebesar 0,000 yang jauh lebih kecil dari 0,05 menandakan adanya perbedaan yang signifikan dalam tingkat pengetahuan para remaja antara sebelum dan sesudah menerima edukasi.

Kesimpulan: Pemberian edukasi melalui ceramah dan diskusi dengan media leaflet dan PowerPoint terkait anemia mampu meningkatkan pengetahuan pada remaja secara efektif. Diharapkan, aktivitas serupa dapat dilakukan secara teratur dan berkelanjutan ditambah dengan skema pemantauan konsumsi tablet tambah darah sebagai bentuk upaya dalam penurunan angka anemia dan percepatan penurunan angka stunting di Indonesia.