Tinjauan Literatur: Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kepatuhan Konsumsi Tablet Tambah Darah pada Remaja Putri di Indonesia

Faktor Kepatuhan Konsumsi Remaja Putri TTD

Penulis

December 12, 2024
Photo by S Tsuchiya on Unsplash

Unduhan

Latar Belakang: Remaja putri merupakan salah satu kelompok yang teridentifikasi sebagai kelompok rentan terhadap anemia. Penyebab anemia yang paling umum di dunia adalah akibat dari defisiensi zat besi. Tablet Tambah Darah (TTD) merupakan salah satu solusi dalam menanggulangi anemia pada remaja putri. Namun, terdapat kendala kepatuhan konsumsi TTD karena hanya 1,4% dari remaja putri tersebut yang mengonsumsi TTD sesuai anjuran.

Tujuan: Penulisan systematic review ini bertujuan untuk mengidentifikasi lebih dalam mengenai faktor-faktor yang berhubungan dengan kepatuhan konsumsi tablet tambah darah pada remaja putri di Indonesia.

Metode: Penelitian studi kajian pustaka dengan menggunakan basis PRISMA yang mencakup tahapan identifikasi, pemilahan, dan inklusi. Pencarian artikel melalui database google scholar, pubmed, dan sciencedirect dengan jumlah total 15 artikel yang layak setelah dilakukan penyaringan.

Hasil:  Pengetahuan, kesadaran, motivasi, minat, efikasi diri, sikap, dukungan teman sebaya, dukungan keluarga, pendapatan keluarga, pendidikan ayah, peran tenaga kesehatan, ketersediaan TTD, pemeriksaan Hb, usia, daerah tempat tinggal, peran guru, peran Usaha Kesehatan Sekolah (UKS), media video, buku diary gizi, dan aplikasi kesehatan seperti aplikasi Teenfit dan CERIA berhubungan dengan kepatuhan konsumsi TTD pada remaja putri di Indonesia.

Kesimpulan: Faktor yang berhubungan dengan kepatuhan konsumsi pada remaja putri di Indonesia diantaranya adalah faktor perilaku dn psikologis, faktor sosial, faktor keluarga, faktor kesehatan dan medis, faktor demografis, faktor sekolah serta faktor media dan teknologi. Sementara faktor yang menyebabkan remaja putri tidak patuh dalam mengonsumsi TTD adalah lupa, efek samping dari TTD, organoleptik, merasa sehat sehingga merasa tidak perlu, hingga keterbatasan sumber daya guru.