Uji toksisitas ekstrak bawang putih (Allium Sativum) terhadap kultur sel fibroblast (Garlic (Allium Sativum) extract toxicity test on fibroblast cell culture)

Garlic allium sativum toxicity cell-culture fibroblast Bawang putih toksisitas kultur sel

Authors

  • Yulie Emilda
    yulieemilda@yahoo.com
    Department of Pediatric Dentistry, Faculty of Dental Medicine, Universitas Airlangga, Indonesia
  • Els Budipramana Department of Pediatric Dentistry, Faculty of Dental Medicine, Universitas Airlangga, Indonesia
  • Satiti Kuntari Department of Pediatric Dentistry, Faculty of Dental Medicine, Universitas Airlangga, Indonesia
December 1, 2014

Downloads

Background: Previous studies have found antimicrobial effect of garlic (allium sativum). Garlic has potential as sterilization material for root canal treatment. Nevertheless, such material has to be non toxic and has to have adequate biocompatibility. Purpose: The study was aimed to examine the toxicity of garlic (allium sativum) on fibroblast cell culture. Method: Toxicity test was conducted using 50%, 75%, 100% of garlic extract, and Chlorphenol Kamfer Menthol (ChKM) as control. BHK-21 cell-culture was put into microplate 96 wells with 2x105 densities and incubated in a 37oC. The garlic extracts in various concentration and ChKM were then placed into the wells. MTT assay test was then use to analyze toxicity, a 50% percentage of living culture-cell was set as a parameter whether the extract is toxic or not. Results: The results showed that in 50%, 75%, and 100% garlic concentration indicates a non toxic characteristic on fibroblast cell culture. The non toxic property was consistent in 72, 96, and 120 hours of observation point. Conclusion: The study revealed that garlic on consentration of 50,%, 75%, 100% did not show toxic effect on fibroblast culture cell, but it needs further research for preparing it as an alternative medicament of root canal treatment.

Latar belakang: Penelitian sebelumnya telah menemukan efek antimikroba bawang putih (allium sativum). Bawang putih memiliki potensi sebagai bahan sterilisasi pada perawatan saluran akar. Namun bahan tersebut harus tidak toksik dan memiliki biokompatibilitas yang memadai. Tujuan: Penelitian ini bertujuan menguji toksisitas bawang putih (allium sativum) terhadap kultur sel fibroblast. Metode: Uji toksisitas dilakukan dengan menggunakan konsentrasi 50%, 75%, 100% dari ekstrak bawang putih, dan Chlorphenol Kamfer Menthol (ChKM) sebagai kontrol. BHK-21 kultur sel dimasukkan ke dalam microplate 96 sumuran dengan kepadatan 2x105 dan diinkubasi di suhu 37°C. Ekstrak bawang putih dalam berbagai konsentrasi dan ChKM kemudian ditempatkan pada sumur dipersiapkan sebelumnya. MTT assay test kemudian digunakan untuk menganalisis toksisitas, persentase 50% dari kultur sel hidup digunakan sebagai parameter apakah ekstrak beracun atau tidak. Hasil: Hasil penelitian ini menunjukkan pada konsentrasi bawang putih 50%, 75%, 100% menunjukkan karakteristik non toksis terhadap kultur sel fibroblast. Kondisi non toksik konsisten di 72, 96, dan 120 jam pengamatan. Simpulan: Penelitian ini menunjukkan bahwa ekstrak bawang putih dengan konsentrasi 50,%, 75%, 100% tidak bersifat toksik terhadap kultur sel fibroblast, namun masih diperlukan pengujian lebih lanjut untuk dapat digunakan sebagai alternatif bahan sterilisasi saluran akar.