Identifikasi bite marks dengan ekstraksi DNA metode Chelex (Bite marks identification with Chelex methods in DNA extraction)

Bite marks Chelex locus vWA and TH01 Lokus vWA and TH01

Authors

  • Imelda Kristina Sutrisno
    imel_lie92@hotmail.com
    Department of Oral Biology, Faculty of Dental Medicine, Universitas Airlangga, Indonesia
  • Ira Arundina Department of Oral Biology, Faculty of Dental Medicine, Universitas Airlangga, Indonesia
  • Agung Sosiawan Department of Oral Biology, Faculty of Dental Medicine, Universitas Airlangga, Indonesia
June 1, 2013

Downloads

Background: In the case of crime often encountered evidence in bite marks form that was found on the victim's body. Generally, bitemarks identification use standard techniques that compare the interpretation picture with the tooth model of suspected person. However, sometimes the techniques do not obtain accurate results. Therefore another technique is needed to support the identification process,such as DNA analysis that use the remaining epithelium attached in saliva to identify the DNA of the suspected person. In this processes a limited DNA material could be met, not only less in quantity but also less in quality. Chelex known as one of an effective DNA extraction method in DNA forensic case is needed to overcome this problem. Purpose: The study was aimed to examine the use of Chelex as DNA extraction method on a bitemarks sample models. Methods: The blood and bitemarks of 5 persons with were taken. The DNA of each subject was exctracted with Chelex and quantified the quantity with UV Spechtrophotometer. The DNA results was amplified by PCR at locus vWA and TH01 then vizualised by electrophoresis. Results: The electrophoresis's results showed band at locus vWA and TH01 for blood sample and bite marks with no significant differences. Conclusion: The study showed that Chelex method could be use to extract DNA from bitemarks.

Latar belakang: Dalam kasus kejahatan sering dijumpai bukti dalam bentuk bekas gigitan (bitemarks) yang ditemukan pada tubuh korban. Umumnya, untuk mengidentifikasi bite marks menggunakan teknik standar yaitu membandingkan foto interpretasi dengan model gigi dari orang yang dicurigai. Namun demikian teknik ini terkadang tidak mendapatkan hasil yang akurat, sehingga diperlukan teknik lain untuk menunjang keberhasilan proses identifikasi pelaku, yakni melalui analisis DNA bitemarks, yang diperoleh dari saliva yang mengandung sisa epitel tersangka pelaku. Sampel DNA yang berasal dari bitemarks umumnya terbatas, tidak hanya terbatas dalam kuantitas tetapi juga terbatas dalam kualitas. Hal ini seringkali menimbulkan kesulitan tersendiri dalam proses analisisnya. Chelex yang dikenal sebagai salah satu metode ekstraksi yang efektif di bidang forensik, sangat diperlukan untuk mengatasi kendala tersebut . Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk meneliti penggunaan metode ekstraksi DNA metode Chelex pada sampel bite marks. Metode: Darah dan cetakan gigi dari 5 subjek diambil, dan DNA di ekstraks dengan Chelex dan kemudian diuji kuantitas dengan UV Spechtrophotometer. Setelah itu hasil diamplifikasi dengan PCR pada lokus vWA dan TH01 kemudian divisualisasi dengan elektroforesis. Hasil: Hasil elektroforesis menunjukkan adanya band pada lokus vWA dan TH01 untuk sampel darah dan cetakan gigi tanpa perbedaan yang signifikan secara statistika. Simpulan: Penelitian ini menunjukkan bahwa metode Chelex dapat digunakan untuk mengekstraksi DNA dari bite marks.

Most read articles by the same author(s)

<< < 1 2