The pH changes of artificial saliva after interaction with oral of artificial saliva after interaction with oral micropathogen

Salivary pH Candida albicans Streptococcus mutans Aggregatibacter actinomycetemcomitans pH Saliva

Authors

  • Basri A. Gani
    basriunoe@yahoo.com
    Department of Oral Biology, Dentistry Program Study, Medical Faculty, Universitas Syiah Kuala, Indonesia
  • Cut Soraya Department of Conservative Dentistry, Dentistry Program Study, Medical Faculty, Universitas Syiah Kuala, Indonesia
  • Sunnati Sunnati Department of Periodontics, Dentistry Program Study, Medical Faculty, Universitas Syiah Kuala, Indonesia
  • Abdillah Imron Nasution Department of Oral Biology, Dentistry Program Study, Medical Faculty, Universitas Syiah Kuala, Indonesia
  • Nurfal Zikri Department of Oral Biology, Dentistry Program Study, Medical Faculty, Universitas Syiah Kuala, Indonesia
  • Rina Rahadianur Department of Oral Biology, Dentistry Program Study, Medical Faculty, Universitas Syiah Kuala, Indonesia
December 1, 2012

Downloads

Backgorund: Saliva contains several protein elements, exocrine proteins and antibodies, such as lactoferrin, sIgA, peroxidase, albumin, polypeptides, and oligopeptides that contribute to the defense of oral mucosa and dental pellicle to prevent infection caused by oral micropathogen, such as Candida albicans, Streptococcus mutans and Aggregatibacter actinomycetemcomitans (A. actinomycetemcomitans). Those micropathogens have a role to change salivary pH as an indicator of oral disease activities. Purpose: This study was aimed to analyze the changes of artificial saliva pH after interaction with S. mutans, C. albicans, and A. Actinomycetemcpmitans. Methods: The materials used in this study consist of S. mutans (ATCC 31987), C. albicans (ATCC 10231), A. actinomycetemcomitans (ATTC 702 358), and artificial saliva. To examine the pH changes of artificial saliva, those three microbiotas were cultured and incubated for 24 hours. Results: The results showed that the interactions of S. mutans, C. albicans, and A. actinomycetemcomitans in the artificial saliva can change the salivary on neutral. There were no significant difference with the control treatment salivary pH 4, 5, 6, 8, and 9 (p>0.05). Similarly, there was also no significant difference when those three microorganism interacted each other in the artificial saliva (p<0.05). Conclusion: It can be concluded that the biological activity of S. mutans, C. albicans, and A. actinomycetemcomitans in artificial saliva can change the salivary pH into neutral. It indicates that those microbiotas mutually supported and cooperated in influencing the biological cycle of the oral cavity with salivary pH as an indicator.

Latar belakang: Saliva merupakan cairan eksokrin yang mengandung unsur protein dan antibodi seperti sIgA laktoferin peroksidase, albumin, polipeptida dan oligopeptida yang berperan pada pertahanan mukosa rongga mulut dan gigi guna mencegah infeksi oral mikropatogen seperti C. albicans, S. mutans, dan A. actinomycetemcpmitans. Patogenesis ketiga oral mikropatogen tersebut diawali dengan mempengaruhi perubahan pH saliva sebagai langkah invasi dan infeksi pada mukosa oral dan pelikel gigi. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk untuk mengetahui perubahan pH saliva buatan setelah diinteraksikan dengan S. mutans, C. albicans, dan A. Actinomycetemcpmitans. Metode: Materi penelitian ini berupa Streptococcus mutans strain ATCC 31987, Candida albicans strain ATCC 10231, Aggregatibacter actinomycetemcomitans strain ATTC 702358, dan saliva buatan. Untuk mengetahui perubahan pH saliva, maka ketiga mikrobiota tersebut dikultur dan untuk menguji perubahan pH saliva dilakukan uji interaksi ketiga mikroorganisme tersebut dalam saliva buatan selama 24 jam dengan pengaturan pH saliva sebagai indikator hasil penelitian. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan interaksi S. mutans, C. albicans, dan A. actinomycetemcomitans dalam saliva buatan mampu mereduksi perubahan pH saliva mengarah ke pH netral dengan kontrol perlakuan pH saliva 4, 5, 6, 8, dan pH 9 secara statistik tidak tidak menunjukkan perbedaan bermakna (p>0,05), begitu juga ketika dilakukan interakasi diantara masing-masing mikroorganisme tersebut dalam saliva buatan menunjukkan adanya perbedaan bermakna (p<0,05). Kesimpulan: Dapat disimpulkan bahwa aktivitas biologi S.mutans, C. albicans, dan A. actinomycetemcomitans dalam saliva buatan mampu merubah pH Saliva sekaligus mempertahankan pH netral. Hal ini menggambarkan bahwa mikrobiota tersebut saling mendukung dan bekerjasama dalam mempengaruhi siklus biologi rongga mulut dengan pH saliva sebagai indikator.

Most read articles by the same author(s)