Strategi Literer Suparto Brata dalam Kontestasi Simbolik Arena Sastra Indonesia

arena sastra konstestasi simbolis strategi literer strukturalisme genetik

Authors

Downloads

Artikel ini bertujuan untuk menganalisis strategi perjuangan dan pergulatan Suparto Brata dalam arena sastra Indonesia. Hal ini bermuara pada penjelasan atas kegagalan Suparto Brata sebagai pengarang senior yang hampir sepanjang kehidupan kepengarangannya tidak pernah memperoleh legitimasi dalam dunia sastra Indonesia. Sejalan dengan hal tersebut, penelitian ini menggunakan pendekatan yang dapat melihat sastra secara keseluruhan, yaitu pembacaan secara eksternal dan internal novel Suparto Brata, pembacaan terhadap kondisi sastra dan kondisi sosial politik yang ketika Suparto Brata menuliskan novel dan memperjuangkan nilai karyanya. Oleh karena itu, teori yang dianggap sesuai adalah strukturalisme genetik Pierre Bouedieu. Operasionalisasi teori Bourdieu mencakup tiga konsep utama, yaitu, habitus, modal, dan arena. Habitus didefinisikan sebagai sebuah sistem disposisi terhadap suatu praktik adalah basis generatif bagi perilaku-perilaku yang teratur; oleh karena itu menjadi basis bagi regularitas bentuk-bentuk praktik Bourdieu. Berdasarkan metode arena produksi kultural Pierre Bourdieu, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Suparto Brata pada dasarnya memiliki modal positif sebagai pengarang berupa penguasaannya terhadap sejumlah fakta sejarah yang didasari oleh pengalaman hidupnya pada masa perjuangan Indonesia. Strategi literernya dibentuk oleh pandangan sosial dan pilihan cara artistik yang memadukan ragam sastra serius dan sastra populer. Namun demikian, modal dan strategi tersebut ternyata tidak sepenuhnya relevan dengan politik sastra pada masa Orde Baru.