NARASI SUBJEK PEREMPUAN DALAM GADIS KOLOT (1939) KARYA SOE LIE PIET
Downloads
Karya sastra di era kolonial yang ditulis laki-laki menunjukkan sebuah gagasan tentang narasi subjek perempuan. Hal itu salah satunya muncul dalam teks Gadis Kolot (1939) karya Soe Lie Piet. Tujuan atau permasalahan dalam tulisan ini adalah (1) seperti apa teks Gadis Kolot (1939) menarasikan konstruksi identitas perempuan dan (2) mengapa pengarang sebagai wakil kelompok menghadirkan konstruksi perempuan. Sudut pandang yang digunakan adalah feminis pascakolonial, terutama konsep pembentukan identitas perempuan. Data penelitian ini diantaranya adalah isi karya, gagasan, konteks wacana kolonial dan perempuan, sosiologis pengarang, konteks sosial, dan lain-lain. Teknik interpretasi data dilakukan dengan pembongkaran gagasan teks dan menghubungakn pembacaan tekstual dengan wacana kolonial. Hasil penelitian adalah, pertama, konstruksi subjek perempuan diwujudkan dengan identitas perempuan yang resisten terhadap wacana kolonial, terutama gagasan dan pemikiran materialisme (liberalisme) Barat atas kelompok terjajah. Perempuan menjadi citra, simbol, sarana, dan tempat persembunyian laki-laki terjajah. Kedua, konstruski subjek perempuan merupakan konstruksi kelompok etnis dan golongan moderat dalam mempromosikan nilai tradisi atau leluhur. Dengan demuikian, perempuan tidak mampu dan tidak diberi kesemptaan untuk menyuarakan narasinya
kata kunci: wacana kolonial, peranakan Tionghoa, subjek perempuan.
Culler, Jonathan. 1983. On Deconstruction: Theory and Criticism after Structuralism. London: Routledge
Gandhi, Leela. 1998. Postcolonial Theory: A Critical Introduction. Edinburgh: Edinburgh University Press
Goldmann, Lucien. 1977. The Hidden God: A Study of Tragic Vision in the Pensees of Pascal and the Tragedies of Racine (terjemahan: Philip Thody). London and Henley: Routledge & Kegan Paul
Hamam, Kinana. 2015. "Postcolonialism and Feminism: An Intersectional Discourse of Reconstruction ", Journal of Postcolonial Writing, 15 Spring/Summer 2015, hlm. 10-12
Lewis, Reina dan Mills, Sarah (ed.). 2003. Feminist Postcolonial Theory: A Reader. Edinburgh: Edinburgh University Press
Minh Ha, Trinh T. 1996. "Women,Native, Other: Writing Postcoloniality and Feminism”, Mary Eagleton (ed.). Feminist Literary Theory: A Reader. Oxford: Blackwell Publishers
Ozkazanc-Pan, Banu. 2012. "Postcolonial feminist research: challenges and complexities”, Equality, Diversity, and Inclusion: An International Journal, Vol. 31 No. 5/6, 2012, hlm. 573-591, DOI 10.1108/02610151211235532
Paranjape, MR. 2012. "Beyond the subaltern syndrome: Amitav Ghosh and the crisis of the bhadrasamaj”. Journal of Commonwealth Literature, Vol. 47, No. 3, 2012, hlm. 357-374
Parashar, Swati. 2016. "Feminism and Postcolonialism: (En)gendering Encounters” , Postcolonial Studies, Vol. 19, No. 4, 2016, hlm. 371-377
Prasojo, Albertus dan Susanto, Dwi. 2015. "Konstruksi Identitas dalam Sastra Terjemahan Eropa Era 1900-1930 dan Reaksinya dalam Sastra Indonesia”, Humaniora, Jurnal Budaya, Sastra, dan Bahasa, Vol. 27, No. 3, Oktober 2015, hlm. 283-282
Sabo, O. (2012). Disjunctures and dispora in Kiran Desai's The Inheritance of Loss”, Journal of Commonwealth Literature Vol. 47, No. 3, 2012, hlm. 375-392
Said, Edwar. 2001. Oreintalisme.(penerjemah: Asep Hikmat). Bandung: Mizan
Salmon, Claudine. 1981. Literature in Malay by the Chinese of Indonesia: a provisional annotated bibliography. Paris: Editions de la Masion des Sciences de l'Homme
Salmon, Claudine. 2005. "Confucianists and Revolution in Surabaya (c. 1880-c. 1906)”, Tim Lindsey and Helen Pausacker (ed.). Chinese Indonesians Remmbering, Distoring, Forgetting. Singapore: Institute of Southeast Asian Studies
Saputra, Asep Deni. 2011. "Perempuan Subaltern dalam Karya Sastra Indonesia Poskolonial”, Literasi Vol. 1, No. 1, Juni 2011, hlm. 16-30
Schwarz, H., dan Ray S. (ed.). 2005. A Companion to Poscolonial Studies. Oxford: Blackwell Publishing Ltd.
Soe Lie Piet. 1939. Gadis Kolot. Malang: Paragon
Spivak, Gayatri C., 1988. "Can the subaltern speak?”, dalam Nelson, C. dan Grossberg, L. (ed.) Marxism and the Interpretation of Culture. Urbana, Illinois: University of Illinois Press
Suryadinata, Leo. 1988. Kebudayaan Minoritas Tionghoa di Indonesia. Jakarta: Gramedia
Susanto, Dwi. 2016. "Identitas Keindonesiaan dalam Drama Indonesia di Era Pujangga Baru (1930-1942), Atavisme, Vol. 19, No. 1, Edisi Juni 2016, hlm. 60-74
Susanto, Dwi. 2017. "Subjek Peranakan Tionghoa yang Ambigu dalam Drama Karina-Adinda (1913) Karya Lauw Giok Lan”, Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra, Vol. 17 No. 2 Oktober 2017, hlm. 151-164
Talpade-Mohanty, Chandra. 1994. "Under Westren Eyes: Feminist Scholarship and Colonial Discourse”, Patrick Williams and Laura Chrisman (ed). Colonial Discourse and Postcolonial Theory: A Reader. New York: Columbia University Press
Young, RJC. 2003. Postcolonialism: A Very Short Introduction. New York: Oxford University Press
Mozaik Humaniora is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License. Both authors and Mozaik Humaniora agree with the following attribution of journal:
1. Copyright of this journal is possession of Author, by the knowledge of the Editorial Board and Journal Manager, while the moral right of the publication belongs to the author.
2. The journal allows the author(s) to retain publishing rights without restrictions
3. The legal formal aspect of journal publication accessibility refers to Creative Commons Attribution Share-Alike (CC BY-SA).
4. The Creative Commons Attribution Share-Alike (CC BY-SA) license allows re-distribution and re-use of a licensed work on the conditions that the creator is appropriately credited and that any derivative work is made available under "the same, similar or a compatible license”. Other than the conditions mentioned above, the editorial board is not responsible for copyright violation.