Apakah Pisuhan Selalu Bermakna Negatif?: Fungsi Pisuhan dalam Masyarakat Arek dan Masyarakat Mataraman

Authors

Downloads

Ada banyak ekspresi manusia dalam mengungkapkan perasaannya melalui bahasa, salah satunya melalui pisuhan. Pisuhan merupakan bahasa tabu namun kenyataannya justru sering diucapkan. Tujuan penelitian ini menghasilkan deskripsi perbandingan fungsi pisuhan yang digunakan masyarakat arek (MA) dan masyarakat mataraman (MM). Secara praktis, penelitian ini bermanfaat untuk menambah wawasan dan pemahaman yang tepat mengenai penggunaan pisuhan dalam komunikasi bermasyarakat sehingga tidak terjadi kesalahpahaman dalam menafsirkan pisuhan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif deskriptif, dengan teknik partisipasi berperan-serta. Penelitian ini dilakukan pada MA di Surabaya dan MM di Yogyakarta dengan latar belakang alamiah. Analisis menunjukkan bahwa ada persamaan dan perbedaan pisuhan di dua masyarakat tersebut. Ada sebelas fungsi pisuhan yaitu untuk mengekspresikan kegembiraan/ harga diri, keberanian, salam, pembelaan diri, memberi saran, bahasa slang, memecah kekakuan suasana, menekankan sesuatu, memuji, merepresentasikan identitas, dan sebagai pemersatu. Pada masyarakat Matraman pisuhan diplesetkan dengan bentuk lain sehingga tidak langsung menunjuk pada kata yang dimaksud. Sedangkan pisuhan dalam MA untuk menunjukkan kemandiriannya tidak secara langsung menggunakan pisuhan yang ada dalam MM, tetapi menggantikan atau menambahkannya dengan kata lain sehingga tidak sama persis dengan pisuhan pada MM.
Kata kunci: arek, mataraman, pisuhan, pragmatik, sosiolinguistik