Konstruksi Maskulinitas Ideal Melalui Konsumsi Budaya Populer oleh Remaja Perkotaan
Downloads
Abstrak
Dalam literatur kajian budaya, konsumsi budaya populer merupakan suatu konsumsi aktif, bukan praktik pasif yang menaï¬kan agensi konsumennya sebagaimana dikemukakan oleh Aliran Frankfurt. Di sini budaya populer menjadi ajang negosiasi identitas, termasuk femininitas dan maskulinitas, di ruang sosial dan memberikan ruang bagi ideologi tertentu, patriarki misalnya, untuk berakar dan berkembang. Artikel ini membahas bagaimana remaja perkotaan membangun makna maskulinitas ideal melalui konsumsi budaya populer. Data dikumpulkan melalui diskusi kelompok terfokus dan wawancara mendalam pada 49 siswa laki-laki di sekolah menengah di Surabaya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai-nilai jender yang terkait dengan konsep laki-laki yang lebih tua (bapak)adalah penanda penting konstruksi maskulinitas ideal di kalangan remaja yang diwawancarai. Bentuk-bentuk maskulin tersebut lebih dekat dengan maskulinitas aristokrat Jawa ideal yang terkait dengan tanggung jawab, kehandalan, kesabaran, dan menjadi pelindung. Namun, subjek yang diteliti menunjukkan upaya untuk menegosiasikan maskulinitas tradisional ini dengan norma maskulin yang mereka dapatkan dari budaya populer. Hal ini menjelaskan mengapa anak muda juga mengaitkan otot dan nilai-nilai seperti bertanggung jawab, peduli, melindungi, sopan, berotot, dan memiliki warna kulit lebih terang sebagai norma maskulinitas ideal. Dapat disimpulkan bahwa maskulinitas hegemonik tidak tunggal, tetapi jamak dan sangat dipengaruhi oleh dinamika budaya dan sosial dalam masyarakat tempat konsep maskulinitas tersebut berkembang.
Kata kunci: budaya popular, maskulinitas hegemonik, jender, remaja perkotaan
Mozaik Humaniora is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License. Both authors and Mozaik Humaniora agree with the following attribution of journal:
1. Copyright of this journal is possession of Author, by the knowledge of the Editorial Board and Journal Manager, while the moral right of the publication belongs to the author.
2. The journal allows the author(s) to retain publishing rights without restrictions
3. The legal formal aspect of journal publication accessibility refers to Creative Commons Attribution Share-Alike (CC BY-SA).
4. The Creative Commons Attribution Share-Alike (CC BY-SA) license allows re-distribution and re-use of a licensed work on the conditions that the creator is appropriately credited and that any derivative work is made available under "the same, similar or a compatible license”. Other than the conditions mentioned above, the editorial board is not responsible for copyright violation.