Perbandingan Nilai Transepidermal Water Loss Pada Lesi Makula Anestetika dan Nonanestetika Pada Pasien Kusta

kusta kerusakan saraf transepidermal water loss fungsi barier kulit kulit kering

Authors

  • Indah Sari LD Departemen/Staf Medik Fungsional Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga/Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Soetomo Surabaya, Indonesia
  • Indropo Agusni Departemen/Staf Medik Fungsional Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga/Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Soetomo Surabaya, Indonesia
  • Diah Mira I
    idiahmira@yahoo.com
    Departemen/Staf Medik Fungsional Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga/Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Soetomo Surabaya, Indonesia

Downloads

Latar belakang: Kusta adalah penyakit infeksi kronis, disebabkan oleh M. leprae, penyakit ini menyerang sistem saraf perifer, kulit, dan jaringan lain. Gangguan kusta pada saraf tepi menyerang juga saraf autonomik yang akan mengganggu kelenjar keringat yang dapat menyebabkan kondisi kulit kering. Transepidermal Water Loss (TEWL) adalah penilaian terhadap jumlah air yang menguap dari kulit. Semakin tinggi TEWL penguapan semakin besar, kemungkinan terdapat kerusakan pada barier kulit atau produksi keringat. Tujuan: Mengukur nilai TEWL pada lesi makula anestetika dan nonanestetika pada pasien kusta. Metode: Penelitian analitik observasional dengan populasi pasien kusta di Poli Kulit dan Kelamin RSUD. Dr. Soetomo Surabaya. Sesuai dengan kriteria inklusi, kemudian dilakukan pemeriksaan TEWL pada pasien tersebut. Hasil: Dari 22 pasien kusta didapatkan perbedaan rerata yang signifikan antara TEWL makula anestetika dan nonanestetika (p= 0,0001). Distribusi nilai TEWL pada makula anestetika 0-<10 g/m2/h (59,1%), kisaran 10-<15 g/m2/h (27,3%), 15-<25 g/m2/h (13,6%). Simpulan: Terdapat perbedaan rerata yang signifikan antara TEWL makula anestetika dan nonanestetika.

Most read articles by the same author(s)

1 2 > >>