Pseudolimfoma Kutis: Laporan Kasus

Pseudolimfoma kutis limfoma kutis imunohistokimia poliklonalitas

Authors

  • Kartika Kemala
    kartika.kemala@yahoo.com
    Departemen Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan Universitas Gadjah Mada/RSUP Dr. Sardjito-Yogyakarta, Indonesia
  • Wening Setyani Departemen Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan Universitas Gadjah Mada/RSUP Dr. Sardjito-Yogyakarta, Indonesia
  • Dyah Ayu Mira Oktarina Departemen Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan Universitas Gadjah Mada/RSUP Dr. Sardjito-Yogyakarta, Indonesia
  • Yohanes Widodo Wirohadidjojo Departemen Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan Universitas Gadjah Mada/RSUP Dr. Sardjito-Yogyakarta, Indonesia
December 5, 2018

Downloads

Latar Belakang: Pseudolimfoma kutis adalah proses limfoproliferatif jinak poliklonal pada kulit, yang menyerupai limfoma kutis secara klinis dan atau histopatologi. Pseudolimfoma kutis bermanifestasi dalam bentuk nodul atau plak keunguan pada wajah. Pada kasus yang dicurigai sebagai pseudolimfoma kutis, bagian terpenting adalah diagnosis untuk membedakan lesi tersebut jinak atau ganas. Diagnosis memerlukan kombinasi antara pemeriksaan klinis, histopatologis, dan imunohistokimia. Tujuan: Melaporkan satu kasus pseudolimfoma kutis yang menitikberatkan pada masalah penegakan diagnosis. Kasus: Seorang wanita usia 27 tahun, datang dengan keluhan nodul asimptomatik berwarna merah pada pipi sejak 2 bulan yang lalu. Pemeriksaan histopatologi didapatkan sebukan limfosit padat membentuk folikel limfoid dengan centrum germinativum yang sebagian mendestruksi kelenjar appendices kulit dan meluas hingga jaringan lemak subkutis. Pemeriksaan imunohistokimia menunjukkan hasil positif dengan pewarnaan cluster of differentiation (CD) 20+, CD3+, dengan dominasi pada CD3+. Pewarnaan CD4+ menunjukkan hasil positif dan CD8+ dengan hasil negatif. Penatalaksanaan: Pasien diterapi dengan injeksi triamsinolon asetonid 10 mg/ml intralesi, dan memberikan hasil yang memuaskan setelah 3 kali injeksi. Simpulan: Berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan histopatologi, dan imunohistokimia, telah ditegakkan kasus pseudolimfoma kutis pada seorang wanita 27 tahun. Terapi dengan injeksi triamsinolon asetonid 10 mg/ml intralesi memberikan hasil yang memuaskan.