Macroinvertebrata Recruitments in Artificial Reef After Two Years of Sinking on The Damas Beach, Trenggalek
Downloads
The condition of coral reefs in Damas Beach is included in the bad category because there are many fragments of coral reefs (rubble) caused by fishing nets caught in the reef. Based on the problem of coral reefs contained in the waters of Damas Beach, there are innovations to sink artificial reefs. The condition of artificial reefs that have been derived in the waters of Damas Beach within 2.5 years needs to be monitored to find out the macroinvertebrates that stick to the artificial reefs. Retrieval of macroinvertebrate data using the underwater photo transect method with the help of underwater cameras to produce observational data. The results found 10 types of macroinvertebrates with a total of 9,293 individuals. The composition of attached macroinvertebrates is dominated by barnacles by 66% and the density of macroinvertebrates is dominated by barnacles by 4.50 ind / m² out of a total density of 6.88 ind / m².
Adji, A.S., Indrabudi, T., & Alik, R. (2016). Penerapan metode foto transek bawah air untuk mengetahui tutupan terumbu karang di Pulau Pombo, Maluku. Pusat Penelitian Laut Dalam-LIPI. Ambon. Maluku. Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis, 8(2):633-643.
Awaliyah, S. (2018). Aplikasi senyawa bioaktif lamun Enhalus acoroides terhadap organisme fouling pada substrat kayu dan fiber. Skripsi. Bogor: Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Institut Pertanian Bogor.
Degnan, B.M., Adamska, M., Richards, G.S., Larroux, C., Leininger, S., Bergum, B., Calcino, A., Taylor, K., Nakanishi, N & Degnan, S. M. (2015). Porifera. centre for marine science. Brisbane, Australia: School of Biological Sciences. University of Queensland.
Dhiecha, D. M., Kiki, P. U & Dian, R. J. (2013). Perencanaan artificial reef sebagai restorasi terumbu karang dan pengaman pantai di Pulau Lemukutan Kabupaten Bengkayang. Jurnal Teknologi Lingkungan Lahan Basah, 3(1):1-10.
Didu, L., Ma'ruf, K., & Emiyarti. (2019). Komposisi jenis dan keanekaragaman makrobiofouling pada jaring kantung apung dengan dan tanpa meng-gunakan sintetik anti fouling hubung-annya dengan pertumbuhan Kappa-pycus alvarezii di Perairan Pantai Lakeba Kota Baubau. Jurnal Mana-jemen Sumber Daya Perairan, 4(2):111-121.
Fajri, M.A., Surbakti, H., & Putri, W. A. E. (2011). Laju penempelan teritip pada media dan habitat yang berbeda di Perairan Kalianda Lampung Selatan. Maspari Journal, 3:63-68.
Fattah, M. (2017). Penenggelaman terumbu buatan. Website Program Studi Sosial Ekonomi Perikanan. FPIK. Universitas Brawijaya. http://sep.fpik.ub.ac.id/penenggelaman-terumbu-karang-buatan/. Diakses pada tanggal 15 September 2019.
Haedar, Sadarun, B., & Palupi, R. D. (2016). Potensi keanekaragaman jenis dan sebaran spons di perairan Pulau Saponda Laut Kabupaten Konawe. Jurnal Sapa Laut, 1(1):1-9.
Haris, A., Werorilangi, S., Gosalam, S., & Mas'ud, A. (2014). Komposisi jenis dan kepadatan sponge (Porifera: Demospongiae) di Kepulauan Sper-monde Kota Makassar. Biota, 19(1):36-42.
Lacoste, E., Moullac, G.L., Levy, P., Gueguen, Y., & Mazouni, N.G. (2014). Biofouling development and its effect on growth and reproduction of the farmed pearl Oyster Pinctada margaritifera. Université de la Polynésie. Francaise. Vol: 434. pp:18-26.
Leonard, J. (2014). Pengaruh pertumbuhan biofouling terhadap laju korosi mate-rial alat penukar panas mesin kapal. Makassar: Fakultas Teknik. Univer-sitas Hasanuddin.
Lindberg, W., & Seaman, W. (2011). Guidelines and management practic-es for artificial reef siting, use, construction, and anchoring in Southeast Florida. Florida Department of Environmental Protection Coral Reef Conservation Program. Miami.
Peréz-Losada, M., Harp, M., Hí¸eg, J.T., Achituv, Y., Jones, D., Watanabe, H., & Crandall, K.A. (2008). The tempo and mode of barnacle evolution. Molecular Phylogenetics and Evolu-tion, 46:328-346.
Marhaeni, B. (2012). Biofouling pada beberapa jenis substrat permukaan kasar dan halus. Jurnal Sains Akuatik, 14(1):41-47.
Marzuki, I. (2018). Eksplorasi spons indonesia: seputar kepulauan sper-monde. Makassar: Penerbit Nas Media Pustaka.
Mawaleda, R. (2014). Distribusi dan preferensi habitat urochordata kelas Ascidiacea di daerah terumbu karang Pulau Barranglompo Kota Makassar. Skripsi. Makassar: FPIK. Universitas Hasanuddin.
Mudzni, A. (2014). Sebaran teritip intertidal dan hubungannya dengan kondisi lingkungan perairan di pelabuhan Kota Dumai. Tesis. Bogor: Pasca-sarjana. Institut Pertanian Bogor.
Mujiyanto, M., & Satria, H. (2011). Keanekaragaman jenis jenis biota penempel di lokasi terumbu karang buatan di Teluk Saleh Nusa Tenggara Barat. Prosiding Seminar Nasional Tahunan Hasil Penelitian Kelautan dan Perikanan. Universitas Gajah Mada.
Pardede, F. M. (2012). Efektivitas terumbu buatan berbahan dasar tempurung kelapa sebagai fish aggregating device di Pulau Pramuka Kepulauan Seribu. Skripsi. Bogor: FPIK. Institut Pertanian Bogor.
Permadi, J. (2014). Status taksonomi teritip karang di kepulauan karimunjawa: Studi kekerabatan berdasarkan karak-ter morfologi. Jurnal Penelitian Ino-vasi, 40(2):147-160.
Prasetya, S. P. (2016). Faktor-faktor yang mempengaruhi perbedaan jumlah pengunjung Pantai Karanggongso, Pantai Prigi, Pantai Cengkrong Dan Pantai Damas Di Kecamatan Watu-limo Kabupaten Trenggalek. Sura-baya: Fakultas Ilmu Sosial. Univer-sitas Negeri Surabaya.
Primo, C., & Vázquez, E. (2009). Antarctic ascidians: An isolated and homo-geneous fauna. Polar Research, 28(3):403-414.
Puryono, S., Anggoro, S., Suryanti & Anwar, I. S. (2019). Pengelolaan pesisir dan laut berbasis ekosistem. Semarang: Badan Penerbit Universitas Dipo-negoro.
Railkin, A. I. (2004). Marine biofouling: Colonization processes and defenses. Boca Raton. Florida: CRC Press.
Raimondi, P.T. (1990). Patterns, mechanisms, consequences of varia-bility in settlement and recruitment of an intertidal bernacle. Departement of Biological Sciences. University of California. Ecological Monographs, 60(3):283-309.
Ruslan, A. F. (2014). Kepadatan dan keragaman macrobiofouling pada dermaga beton dan dermaga kayu di Pulau Balanglompo. Kecamatan Mat-tiro Sompe. Kabupaten Pangkep. Skripsi. Makassar: Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan. Universitas Hasanuddin.
Samawi, M. F., Rani, C., & Ramli. (2009). Keterkaitan antara kondisi oseano-grafi dengan komposisi jenis dan kepadatan sponge laut di Kepulauan Spermonde. Artikel Ilmiah. Makassar: Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan. Universitas Hasanuddin.
Saptarini, D., Aunurohim & Fahlusi, N. I. (2010). Komposisi dan kelimpahan larva invertebrata planktonik pada tiga desain terumbu buatan di Pantai Pasir Putih, Bungatan, Situbondo, Jawa Timur. Surabaya: FMIPA. Institut Teknologi Sepuluh Nopember.
Saputri, N. M. P. M., Putra, I. D. N. N., & Karim, W. (2019). Kelimpahan dan keanekaragaman tunikata (Ascidia-cea) di Perairan Jemeluk dan Penuk-tukan, Bali. Journal of Marine and Aquatic Sciences, 5(1):11-21.
Seaman, W., Jr.(Ed.). (2000). Artificial reef evaluation. With application to natural marine habitats. Florida: CRC Press.
Tahumena, J. R., Kusen, J. D & Paruntu, C. P. (2013). Struktur komunitas karang dan biota asosiasi pada kawasan terumbu karang di perairan Desa Minanga Kecamatan Malalayang II dan Desa Mokupa Kecamatan Tombariri. Jurnal Pesisir dan Laut Tropis, 3(1):6-12.
Visscher, J. P. (1928). Reactions of the cyprid larvae of barnacles at the time of attachment. The Biological Bulletin, 54(4):327–335.
Wally, D. A. (2011). Adaptasi organisme bentik di zona intertidal. Bimafika, 3:244-249.
Wibowo, K., & Adrim, M. (2013). Komunitas ikan-ikan karang di Teluk Prigi Treng-galek, Jawa Timur. Zoo Indonesia, 22(2):29-38.
Yulianda, F., Yusuf, M. S & Prayogo, W. (2013). Zonasi dan kepadatan komunitas intertidal di daerah pasang surut, Pesisir Batuhijau, Sumbawa. Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis, 5(2):409-416.
Copyright (c) 2020 Journal of Marine and Coastal Science
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.