Kebijakan Pemilihan Umum Pasangan Calon Tunggal Presiden dan Wakil Presiden
Downloads
Abstract
This study focuses on the discussion related to the constitutionality of a single candidate pair in the election of President and Vice President. With the space given by the constitution and from the provisions of Law Number 7 of 2017 and also strengthened through the decision of the Constitutional Court, then the behavior of political parties themselves causes a single candidate in the election of President and Vice President to occur. The existence of a single candidate can be accepted by democracy when faced with an empty box which will create problems and negative views in the implementation of democracy in Indonesia. The existence of a single candidate in the presidential and vice presidential elections raises constitutionality problems so that the existence of a single candidate in the presidential election is highly avoided. This study uses a normative juridical method, with a statutory approach, and a conceptual approach.
Abstrak
Dalam Penelitian ini memfokuskan pembahasan terkait konstitusionalitas pasangan calon tunggal dalam pemilihan Presiden dan Wakil Presiden. Dengan adanya ruang yang diberikan konstitusi dan dari ketentuan Undang-Undang Nomor 7 tahun 2017 serta dikuatkan juga melalui putusan Mahkamah Konstitusi yang kemudian adanya perilaku partai politik itu sendiri menyebabkan calon tunggal dalam pemilihan Presiden dan Wakil Presiden dapat saja terjadi. Keberadaan calon tunggal dapat diterima oleh demokrasi apabila dihadapkan dengan kotak kosong yang mana akan memunculkan permasalahan dan pandangan yang negatif dalam pelaksanaan demokrasi di Indonesia. Keberadaan calon tunggal dalam pelaksanaan pemilihan Presiden dan Wakil Presiden memunculkan problem konstitusionalitas sehingga adanya calon tunggal dalam Pilpres sangat dihindarkan. Penelitian ini menggunakan metode yuridis normatif, dengan pendekatan perundang-undangan, dan pendekatan konseptual.
Arrsa , Casmi, R. (2014). Pemilu Serentak dan Masa Depan Konsolidasi Demokrasi (2014). 11(3) Jurnal Konstitusi.
Dwi Andayani.2020. Pilkada Tak Kompetitif, Pemilih Apatis, selengkapnya https://news.detik.com/berita/d-5121919/perludem-ungkap-dampak-calon-tunggal-pilkada-tak-kompetitif-pemilih-apatis.
Asshiddiqie, J, (2011). Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara. Rajawali Pers.
Ghoffar,A. Gelapnya Capres Tunggal.2018. https://geotimes.co.id/kolom/capres-tunggal/.
Huda, Ni'matul, (2014). Perkembangan Hukum Tata Negara .FH.UII Press.
Hariansah, Syahfri, dan Anna Erliyana, (2018). Mekanisme Pengisian Jabatan Kekosongan Presiden dan Wakil Presiden; Studi Perbandingan Dengan Amerika Serikat, Brazil dan Perancis, Volume 4 Jurnal Pakuan Law Review.
Kansil, C.S.T, (1986). Memahami Pemilihan Umum dan Referendum: Sarana Demokrasi Pancasila .Ind-Hill-Co.
Latif, Abdul. (2009). Pilpres dalam Perspektif Koalisi Multipartai, Volume 6, Nomor 3. Jurnal Konstitusi.
M.D, Mahfud, (2017). Politik Hukum di Indonesia. Rajawali Pers.
R, Casmi Arrsa. (2014). Pemilu Serentak dan Masa Depan Konsolidasi Demokrasi. 11(3) Jurnal Konstitusi.
Sekretariat Jenderal MPR RI. (2008) Risalah Rapat Ke-34 Panitia Ad Hoc I Badan Pekerja MPR. Sekretariat Jende.al MPR RI.
Sugiarta, Toto dan Agus Muhammad, (2017). Fenomena Calon Tunggal :Studi Kasus Pada Pilkada 2018 di 16 Kabupaten/Kota, Badan Pengawas Pemilihan Umum (BAWASLU),Jakarta, 2018, hal. 3. Lihat juga Syamsudin Haris, "Pengantar Editor : Problema Demokrasi Kita,” dalam Syamsudin Haris (editor), Dinamika Politik Pilkada Serentak, Pusat Penelitian Badan Keahlian DPR RI Sekretariat Jenderal DPR Republik Indonesia kerjasama Inteligensia Intrans Publishing, Malang, Jawa Timur.
Subhi, Ahmad Farhan.(2015). Pengusulan Pasangan Calon Presiden Dan Wakil Presiden Sebagai Peserta Pemilu Menurut Undang-Undang Pilpres. Vol. ll No. 2. Jurnal Cita Hukum.
Ubaidillah, A, [et al], (2000). Pendidikan Kewarganegaraan (Civic Education) : Demokrasi, HAM, & Masyarakat Madani.IAIN Jakarta Press.
Copyright (c) 2022 Author
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
Jurnal Governance and Administrative Reform by Unair is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
1. The journal allows the author to hold the copyright of the article without restrictions.
2. The journal allows the author(s) to retain publishing rights without restrictions
3. The legal formal aspect of journal publication accessibility refers to Creative Commons Attribution Share-Alike (CC BY-SA).