Resiliensi Pascabencana Tsunami

Resiliensi Bencana Tsunami

Authors

30 December 2019

Downloads

Adanya bencana alam tsunami di Wilayah Pandeglang dan sekitarnya hingga ke pesisir Lampung menyebabkan warga banyak yang mengalami kehilangan baik materi, ataupun sanak saudara. Bencana alam telah memberikan dampak yang sangat signifikan terhadap fisik, psikologis dan sosial. Kejadian tersebut mengakibatkan trauma kepada korban bencana. Upaya untuk bangkit dari kondisi mental yang tidak menguntungkan diperlukan kemampuan resiliensi.( dalam Satria dan Sari, 2017). Ada tujuh kemampuan yang membentuk resiliensi, yaitu; regulasi emosi, pengendalian impuls, optimisme, empati, causal analysis, efekasi diri dan reaching out. Pada dasarnya setiap orang mempunyai semua faktor tersebut, namun yang membedakan adalah bagaimana seseorang mempergunakan dan memaksimalkan faktor  tersebut agar berguna untuk menghadapi masa-masa sulit seseorang. (Reivich dan Shatte, 2002). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat resiliensi para korban tsunami di daerah Sumur, Pandeglang. Metode penelitian menggunakan metode kuantitatif. Populasi berjumlah 220 kepala keluarga dengan sampel sebanyak 50 orang. Skala yang digunakan adalah Resilience Scale dari Reivich yang berjumlah 56 item, namun dalam penelitian ini hanya akan menggunakan 21 item saja. Analisis data menggunakan regresi ganda, menghasilkan 0.92% terhadap variable resiliensi. Sedangkan variable yang terbesar mempengaruhi adalah variable causal yang memberikan sumbangan sebesar 25.5%.