Gambaran Penerimaan Diri Pada Individu yang Memiliki Extrasensory Perception
Downloads
Extrasensory Perception merupakan suatu kemampuan untuk menerima rangsang atau informasi bukan melalui indera fisik, melainkan melalui pikiran (Rhine, 1997). Individu yang menghayati dirinya memiliki kemampuan extrasensory perception tidak selalu dapat menerima. Adanya kesadaran karakteristik kemampuan diri berbeda dengan orang lain akan mempengaruhi fungsi diri dan penerimaan diri individu. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran penerimaan diri pada individu yang memiliki extrasensory perception. Metode penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan tipe penelitian fenomenologi. Subjek dalam penelitian ini terdiri dari tiga orang yang dipilih secara purposif. Teknik penggalian data menggunakan wawancara semi terstruktur, sedangkan teknik analisis menggunakan penelitian fenomenologi deskriptif (PFD). Hasil penelitian ini menunjukkan tahapan proses penerimaan setiap individu tidak sama, hal ini dipengaruhi oleh penilaian dan kesadaran yang dimiliki oleh individu terhadap keadaan yang dialaminya. Faktor pendorong dalam penerimaan diri yang paling berpengaruh adalah dukungan sosial. Semua subjek dapat memaknai proses penerimaan diri terhadap kemampuan extrasensory perception secara positif.
Extrasensory perception is the ability to receive stimuli or information not through the physical senses, but through the mind (Rhine, 1997). Individuals who have the ability to extrasensory perception cannot always accept. Characteristics of abilities different from others will affect self-function and self-acceptance. This study provides an overview of self-acceptance in individuals who have extrasensory perception. The research method uses qualitative methods with phenomenological research types. The research subjects were three people who were chosen purposively. Data extraction techniques use interviews, while analysis techniques use descriptive phenomenology research (PFD). The results of the study show that the individual acceptance process is not the same, because it is influenced by the assessment and awareness possessed by the individual towards the situation they experience. The driving factor in influencing self-acceptance is social support. All subjects can interpret the process of self-acceptance of the ability of extrasensory perception positively.
Anggarwati, D. P., & Urbayatun, S. (2013). Strategi Koping pada Orang yang Memiliki Indera Keenam. Empathy Jurnal Fakultas Psikologi, 1(2), 66-70.
Arifiana, I. Y. (2016). Penerimaan Diri Pada Individu Indigo. Persona, Jurnal Psikologi Indonesia, 5(3), 194-203.
Arkandito, G. F., Maryani, E., Rahmawan, D., & Wirakusumah, T. K. (2016). KOMUNIKASI VERBAL PADA ANGGOTA KELUARGA YANG MEMILIKI ANAK INDIGO. Jurnal Manajemen Komunikasi, 1(1), 42-56.
Bastaman, D. H. (2007). Logoterapi, Psikologi untuk Menemukan Makna Hidup dan Meraih Hidup Bermakna. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Emzir. (2012). Analisis Data: Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Germer, C. (2009). The Mindful Path To Self-Compassion. United State of America: The Guilford Press.
Kahija, Y. L. (2017). Penelitian Fenomenologis Jalan Memahami Pengalaman Hidup. Yogyakarta: Kanisius.
Khoiri, A. (2017, 4 7). Kisah Upaya Bunuh Diri Risa Saraswati dan Persahabatan 'Gaib'. Retrieved from CNN Indonesia: https://www.cnnindonesia.com/hiburan/20170407115919-234-205706/kisah-upaya-bunuh-diri-risa-saraswati-dan-persahabatan-gaib
Radin , D. (2006). Entangled minds: Extrasensory experiences in a quantum reality. New York: Simon & Schuster, Inc.
Rhine, J. B. (1997). Extra Sensory Perception. Boston: Branden Publishing Company.
INSAN Jurnal Psikologi dan Kesehatan Mental is a periodical journal publisher with Open Access principles and Creative Commons Attribution 4.0 International (CC-BY 4.0); therefore, the copyright remains with the author.
With this license, anyone has the right to use any information and re-distribute the content of this journal for any purposes, including commercial purposes. This can be done as long as the person satisfies the following two conditions; (1) the person is obliged to provide a proper attribution by citing the original source and indicate any changes they have made; and (2) the person is strictly not allowed to make any restrictions, both legal and technological limitations, that restrict others to have the same level of distribution rights.
The manuscript copyright remains with the author; therefore, INSAN JPKM do not and will not request for copyright transfer on all published manuscripts in INSAN JPKM.