Hubungan Perilaku Ibu dalam Pemberian MP-ASI Dengan Kejadian Gerakan Tutup Mulut dan Status Gizi pada Baduta
Downloads
Latar Belakang: Gerakan Tutup Mulut atau lebih dikenal dengan istilah GTM yaitu kesulitan makan atau menolak makan yang sering kali dialami anak pada tahun pertama. Usia 6 – 9 bulan merupakan masa kritis dalam memperkenalkan makanan padat secara bertahap. Perilaku ibu dalam pemberian makanan pendampain ASI (MPASI) pada anak akan mempengaruhi ibu untuk memilih dan menyiapkan makanan anak untuk mendapatkan status gizi yang baik.
Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan perilaku ibu dalam pemberian MPASI dengan kejadian GTM dan status gizi pada baduta di wilayah kerja Puskesmas Bulukandang Kabupaten Pasuruan.
Metode: Penelitian ini adalah obeservasional analitik dengan desain cross sectional. Responden dalam penelitian ini sebanyak 72 responden ibu dengan anak usia 6 – 24 bulan di wilayah kerja Puskesmas Bulukandang Kabupaten Pasuruan. Variabel penelitian meliputi perilaku ibu dalam pemberian MPASI kejadian gerakan tutup mulut (GTM) dan status gizi baduta. Teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner dan pengukuran antropometri. Analisi data menngunakan uji statistik chi-Square.
Hasil: Perilaku responden di atas 70% menunjukkan kategori baik. Masalah GTM terjadi hampir pada semua baduta dengan presentase 75%. Status gizi baduta rata – rata memiliki status gizi yang baik diatas 80%. Terdapat hubungan antara perilaku (p = 0,024) ibu dalam pemberian MPASI dengan kejadian GTM pada baduta. Tidak terdapat hubungan antara perilaku dengan status gizi baduta.
Kesimpulan: Perilaku ibu dalam pemberian MPASI masih menggunakan distraksi berupa tontonan youtube sebagai pengalihan agar anak mau makan serta memilih menggendong anak dalam proses makan dari pada meletakkan anak dengan posisi duduk yang benar. Perilaku tersebut dapat menjadi faktor GTM pada anak.
ABSTRACT
Background: Mouth Shut Movement, better known as GTM, is an eating difficulty or refusing to eat which is often experienced by children in the first year. Age 6-9 months is a critical period in introducing solid foods gradually. Mother's behavior in giving complementary feeding to the child will influence the mother to choose and prepare the child's food to get good nutritional status.
Objective: This study aims to analyze the relationship between the maternal behavior in giving complementary feeding with the case of GTM and nutritional status of under two in the working area of the Bulukandang Health Center in Pasuruan Regency.
Methods: This research is an observational analytic with cross sectional design. The respondents in this study were 72 mothers with children in aged 6-24 months in the working area of the Bulukandang Health Center in Pasuruan Regency. The research variables include the maternal behavior in the administration of MPASI, the case of the movement to shut up (GTM) and nutritional status of the under two years old. Data collection techniques uses questionnaires and anthropometric measurements. Data analysis uses the chi-square statistical testResults: The behavior of respondents above 70% shows a good category. The GTM problem occurs in almost all under two children with a 75% percentage. Nutritional status of child under two years old, on average, has a good nutritional status above 80%. There is a relationship between the behavior (p = 0.024) of the mother in giving complementary feeding with the case of GTM in the under two years. There is no relationship between behavior and nutritional status of child under two years old.
Conclusion: Mother's behavior in giving MPASI still uses distractions in the form of youtube watching as a diversion, so that the child wants to eat. Moreover, the mother chooses to carry the child in the process of eating rather than putting the child in the correct sitting position. This behavior can be a factor of GTM to children.
Andriyanti, D. 2017, Hubungan Pengetahuan , Sikap , dan Tindakan Ibu dalam Pemberian Makanan dengan Status Gizi Balita di Lingkungan VII Desa Bagan Deli Belawan Tahun 2017.
Ayu, W.K., Zen, R.M. & Pradigdo, S.F. 2017, Hubungan Perilaku Ibu Terkait MPASI Standar WHO dengan Status Gizi Baduta Usia 6-23 Bulan (Studi di Kelurahan Punggawa Kota Surakarta), vol. 5, pp. 202–9.
Chatoor, I. 2009, No Sensory Food Aversion in Infant and Toodlesr, Zero to Three, Washinton DC.
Hardianti, R., Dieny, F.F. & Wijayanti, H.S. 2018, Picky eating dan status gizi pada anak prasekolah, vol. 6, no.
IDAI 2018, Booklet-MPASI-revised-A-10-oktober-2018.pdf.
Kemenkesn RI 2017, Buku Saku Pemantauan Status Gizi Tahun 2017, p. 140.
Kurnia, N. & Muniroh, L. n.d., HUBUNGAN PERILAKU PICKY EATER DENGAN TINGKAT KECUKUPAN ZAT GIZI PADA ANAK AUTISM SPEKTRUM DISORDER ( ASD ), no. 2018, pp. 151–8.
Samsudin, N.S. 2006, Masalah Makan Pada Anak, IDAI, Jakarta.
iti, M. 2010, ‘Hubungan Antara Pengetahuan, ikap, dan Perilaku Ibu Dengan Pertumbuhan Anak Balita',
Thesis.
jarif, D.R., Yuliarti, K., Lestari, E.D., idiartha, I.G.L. & Nasar MM, 2015, ‘Rekomendasi Praktik
Pemberian Makan Berbasis Bukti pada Bayi dan Batita di Indonesia untuk Mencegah Malnutrisi', UKK Nutrisi dan Penyakit Metabolik, Ikatan Dokter Anak Indonesia, pp. 10–26.
Souza, F.I.S. de, Ortiz, T.T.O., Silva, S.G.L. da, Caetano, M.C. & Sarni, R.O.S. 2010, ‘Complementary feeding: inappropriate practices in infants', Jornal de Pediatria, vol. 0, no. 0, pp. 196–201.
udjatmoko 2011, ‘Masalah Makan pada Anak', Journal of Medicine, vol. 10, no. 1, pp. 36–41. Suhardjo 2013, Perencanaan Pangan dan Gizi, PT. Bumi Aksara, Jakarta.
uryadi, M.O.D. 2018, ‘Hubungan Perilaku Picky Eater dengan tatus Gizi Balita Pada Balita Di Desa Joho Kecamatan Mojolaban Kabupaten ukoharjo', Director, vol. 15, no. 2, pp. 2017–9.
Trihono 2013, Best Practices: Pediatrics, Autism Spectrum Disorders.
Media Gizi Kesmas by Unair is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
1. The journal allows the author(s) to hold the copyright and to retain the publishing right of the article without restrictions.
2. The legal formal aspect of journal publication accessibility refers to Creative Commons Attribution-Share-Alike (CC BY-SA).
3. The Creative Commons Attribution-Share-Alike (CC BY-SA) license allows re-distribution and re-use of a licensed work on the conditions that the creator is appropriately credited and that any derivative work is made available under "the same, similar or a compatible license”. Other than the conditions mentioned above, the editorial board is not responsible for copyright violations.