Analisis Risiko Ketulian Pekerja Pemotong Rumput yang Terpapar Kebisingan di PT. Pertamina (Persero) Marketing Operation Region V Terminal Bahan Bakar Minyak Tanjung Wangi

Unduhan
Latar Belakang: Pekerja pemotong rumput merupakan pekerjaan yang berisiko mengalami ketulian akibat bising karena mesin pemotong rumput yang digendong di punggung. Paparan kebisingan terus menerus dapat meningkatkan risiko adanya gangguan pendengaran yaitu ketulian.
Tujuan: Tujuan pada penelitian ini adalah menganalisis tingkat risiko ketulian pada pekerja pemotong rumput yang terpapar kebisingan di PT. Pertamina (Persero) Marketing Operation Region V Tanjungwangi.
Metode: Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif yang menggunakan pendekatan cross-sectional yaitu penelitian dilakukan dalam satu waktu. Pengambilan sampel menggunakan teknik total sampling dengan jumlah sampel sebanyak 10 orang sebagai kelompok tidak terpapar dan 10 orang sebagai kelompok terpapar. Pengambilan data penelitian didapatkan melalui pengukuran kebisingan lingkungan, pengukuran nilai ambang dengar pekerja dan kuesioner. Serta dilakukan observasi lingkungan kerja oleh peneliti. Selanjutnya dilakukan analisis data kuat hubungan kebisingan dengan usia pekerja, masa kerja, dan penggunaan Alat Pelindung Diri (APT) terhadap status pendengaran dengan menggunakan uji statistik pearson.
Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata intensitas kebisingan yang diterima oleh pekerja pemotong rumput adalah 87,43 dB, dan pada lokasi kantor sebesar 61,9 dB. Rata-rata Nilai Ambang Dengar (NAD) kelompok terpapar pada telinga kiri 17,5 dB dan telinga kanan 19,5 dB. Serta pada kelompok tidak terpapar telinga kiri 21 dB dan telinga kanan 20,75 dB.
Kesimpulan: Kebisingan, usia, masa kerja, dan penggunaan alat pelindung telinga (APT) memiliki hubungan terhadap status pendengaran pekerja. Berdasarakan uji statistik menunjukkan nilai p>0,005 yaitu kebisingan memiliki hubungan yang lemah dengan usia, masa kerja dan penggunaan alat pelindung telinga. Saran yang diberikan pada PT. Pertamina (Persero) TBBM Tanjungwangi adalah melakukan pengawasan terhadap pemakaian Alat Pelindung Telinga (APT) pada pekerja sehingga dapat mengurangi risiko ketulian pekerja akibat paparan mesin pemotong rumput.
Adnyani, A., Adiputri, L., (2017) ‘Prevalensi Gangguan Pendengaran Akibat Kebisingan Lingkungan Kerja pada Pekerja Kayu di Desa Mas Kecamatan Ubud Kabupaten Gianyar', E-Journal Medika Vol. 6 Nomor 12, 144-147.
Elfiza, R. dan Marliyawati, D. (2017) ‘Hubungan Antara Lamanya Paparan Bising Dengan Gangguan Fisiologis Dan Pendengaran Pada Pekerja Industri Tekstil', Diponegoro Medical Journal (Jurnal Kedokteran Diponegoro), 6(2), pp. 1196–1207. Available at: https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/medico/article/view/18632.
Erman, D. (2014) ‘Analisis Gangguan Pendengaran Pada Pekerja Pemotong Rumput Akibat Kebisingan Dari Mesin Pemotong Rumput Tahun 2014', Analisis Gangguan Pendengaran Pada Pekerja Pemotong Rumput Akibat Kebisingan Dari Mesin Pemotong Rumput Tahun 2014, 8(2), pp. 121–130.
Harrianto, R. (2009) Buku Ajar Kesehatan Kerja. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.
Ibrahim, H., Basri, S., & Hamzah, Z., (2016), 'Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Keluhan Gangguan Pendengaran pada Tenaga Kerja Bagian Produksi PT. Japfa Comfeed Indonesia, Tbk. Unit Makassar tahun 2014', Al-Sihah : Public Health Science Journal, 121-129.
National Institute on Deafness and Other Communication Disorders (2016) NIDCD FCT Sheet: Noise-Induced Hearing Loss. Maryland: National Institute on Deafness and Other Communication Diseorders. dilihat pada: 21 Juni 2022..
Nurfitriyana, N., Ivone, J. dan Adhy, P. (2020) ‘Influencing Factors of Hearing Disorder in Helicopter and Casa Pilots(Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Terjadinya Gangguan Pendengaran pada Pilot Helikopter dan Casa) ', Journal of Medicine and Health, 2(5), pp. 22–30. doi:10.28932/jmh.v2i5.1846.
Ketenagakerjaan, Peraturan Menteri. (2018). Nomor 5 Tahun 2018 Tentang Keselamatan dan Kesehatan Lingkungan Kerja.
Rina, D.N., Sukwika, T. dan Abdullah, S. (2021) ‘Gangguan Fungsi Pendengaran Pekerja Operator di Kawasan Bising Departemen Operasi', Journal of Applied Management Research, 1(2), pp. 78–88. doi:10.36441/jamr.v1i2.439.
Rizqi Septiana, N. dan Widowati. (2017) ‘73 Higeia 1 (1) (2017) Gangguan Pendengaran Akibat Bising', 1(1), pp. 73–82. Available at: http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/higeia.
Soedirman dan Suma'mur (2014) Kesehatan Kerja (Dalam Perspektif Hiperkes & Keselamatan Kerja). Jakarta: Erlangga.
Suma'mur. (2009). Higiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja.Jakarta : Sagung Seto.
Soepardi, E., Iskandar, N., dan Bashruddin, J., (2009). Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorokan Kepala dan Leher. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Soeripto (2009) Higiene Industri. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Tarwaka, I.G.M., (2004). Ergonomi untuk Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Produktivitas, Surakarta: UNIBA Press.
Tjan, H. et al. (2013) ‘Efek Bising Mesin Elektronika Terhadap Gangguan Fungsi Pendengaran Pada Pekerja Di Kecamatan Sario Kota Manado, Sulawesi Utara', eBiomedik, 1(1). doi:10.35790/EBM.V1I1.1158.
Transmigrasi, Peraturan Tenaga Kerja dan. (2008). Tentang Pedoman Diagnosis Penilaian Cacat Karena Kecelakaan Kerja dan Penyakit Akibat Kerja.
Hak Cipta (c) 2023 Olga Febriana Safitrie

Artikel ini berlisensiCreative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
Media Gizi Kesmas by Unair is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
1. The journal allows the author(s) to hold the copyright and to retain the publishing right of the article without restrictions.
2. The legal formal aspect of journal publication accessibility refers to Creative Commons Attribution-Share-Alike (CC BY-SA).
3. The Creative Commons Attribution-Share-Alike (CC BY-SA) license allows re-distribution and re-use of a licensed work on the conditions that the creator is appropriately credited and that any derivative work is made available under "the same, similar or a compatible license”. Other than the conditions mentioned above, the editorial board is not responsible for copyright violations.