KANDUNGAN FORMALIN PADA UDANG VANAME SETELAH PERENDAMAN FORMALIN DENGAN DOSIS YANG BERBEDA
Downloads
Udang merupakan salah satu komoditi ekspor unggulan di Indonesia. Udang juga merupakan salah satu produk perikanan yang mudah busuk (high perishable), oleh karena itu dibutuhkan suatu proses untuk meminimalisir pembusukan. Pengawetan adalah salah satu cara untuk meminimalisir pembusukan. Cara yang sering digunakan untuk mempertahankan kualitas atau mengawetkan suatu produk perikanan adalah dengan menggunakan es batu,. Akan tetapi, banyak pelaku bisnis menilai tidak praktis dan harganya relatif mahal, akhirnya menggunakan formalin untuk proses pengawetan. Penggunaan formalin pada makanan dapat membahayakan manusia jika terpapar lebih dari ambang batasnya. Selain itu, penggunaan formalin sebagai pengawet pada makanan juga tidak diperboehkan, baik dalam peraturan dalam maupun luar negeri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kandungan formalin pada udang vaname setelah direndam pada formalin dengan dosis yang berbeda. Deteksi formalin tersebut dilakukan di balai besar laboratorium kesehatan (BBLK), Surabaya menggunakan spektrofotometri UV-Vis. Dari penelitian tersebut didapatkan hasil fungsi linier, semakin tinggi konsentrasi formalin yang diberikan, maka semakin banyak formalin yang terkandung dalam udang vaname dengan mendapatkan hasil tertinggi yaitu 430,2 ppm pada perlakuan perendaman 5 % selama satu jam.
Adisasmita, A. P., S. Yuliawati dan R. Hestiningsih. 2015. Survei Keberadaan Formalin Pada Produk Perikanan Laut Segar Yang Dijual Di Pasar Tradisional Kota Semarang. Jurnal Kesehatan Masyarakat, 3 (III): 109- 119.
Hastuti, S. 2010. Analisis Kualitatif Dan Kuantitatif Formaldehid Pada Ikan Asin Di Madura. Agrointek, 4 (II): 132- 137.
Jannah, M., W. F. Ma'ruf dan T. Surti. 2014. Efektivitas Lengkuas (Alpinia Galanga) Sebagai Pereduksi Kadar Formalin Pada Udang Putih (Penaeus Merguiensis) Selama Penyimpanan Dingin. Jurnal Pengolahan dan Bioteknologi Hasil Perikanan, 3 (I): 70- 79.
Purawisastra, S. dan E. Sahara. 2011. Penyerapan Formalin Oleh Beberapa Jenis Bahan Makanan Serta Penghilangannya Melalui Perendaman Dalam Air Panas (The Adsorption Of Formaldehyde By Some Foodstuffs And Its Elimination By Soaking Them In Hot Water. PGM, 34 (I): 63- 74.
Purnamasari, I., D. Purnama dan M. A. Fajar Utami. 2017. Pertumbuhan Udang Vaname (Litopenaeus Vannamei) di Tambak Intensif. Jurnal Enggano 2 (I):58-67.
Sanger, G. Dan L. Montolalu. 2008. Metode Pengurangan Kadar Formalin Pada Ikan Cakalang (Katsuwonus pelamis L). Warta WIPTEK, 32 : 6-10.
Suryadi, H., M. Kurniadi dan Y. Melanie. 2010. Analisis Formalin Dalam Sampel Ikan Dan Udang Segar Dari Pasar Muara Angke. Majalah Ilmu Kefarmasian, 8 (III): 16- 31.
Tjahyaningsih, W., M. A. Alamsjah dan A. A. Abdillah. 2013. Potensi Pemanfaatan Ekstrak Etanol Alga Merah (Kappaphycus Alvarezii) Sebagai Pengawet Alami Pengganti Formalin Pada Daging Ikan. Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan, 5 (II) : 123- 127.
Tuyu, A., H. Onibala dan D. M. Makapedua. 2014. Studi Lama Pengeringan Ikan Selar (Selaroides sp) Asin Dihubungkan Dengan Kadar Air dan Nilai Organlopetik. Jurnal Media Teknologi Hasil Perikanan, 2 (II): 20 -27.
Wikanta, W., Y. Abdurrajak, Sumarno dan M. Amin. 2011. Pengaruh Penambahan Belimbing Wuluh (Averrhoa Bilimbi L.) dan Perebusan Terhadap Kadar Residu Formalin dan Profil Protein Udang Putih (Litopenaeus Vannamei) Berformalin Serta Pemanfaatannya Sebagai Sumber Pendidikan Gizi dan Keamanan Pangan Pada Masyarakat. Biologi, Sains, Lingkungan dan Pembelajarannya Menuju Pembangunan Karakter., hal. 76- 84.
Zakaria, B., T. Sulastri dan Sudding. 2014. Analisis Kandungan Formalin pada Ikan Asin Katamba (Lethrinus lentjan) yang Beredar Di Kota Makassar. Jurnal Chemica, 15 (2): 16-23.
1. The copyright of this journal belongs to the Editorial Board, based on the author's consent, while the moral rights of the publication belong to the author(s).
2. The formal legal aspect of journal accessibility refers to the same Creative Common Attribution + Noncommercial + ShareAlike (CC BY-NC-SA), implying that publication can be used for non-commercial purposes in its original form.
3. Every publication (printed/electronic) is open access for educational, research and library purposes. In addition to the objectives stated above, the editorial board is not responsible for copyright infringement