Hubungan antara Harapan (Hope) dengan Resiliensi Terhadap Istri yang Mengalami Involuntary Childless

Harapan Involuntary Childless Resiliensi

Authors

11 April 2020

Downloads

Penelitian ini bertujuan untuk melihat ada atau tidaknya hubungan antara harapan (hope) dengan resiliensi pada istri yang mengalami involuntary childless. Penelitian ini ditujukan untuk istri involuntary childless yang memiliki usia pernikahan 5 tahun atau lebih. Jumlah subjek dalam penelitian adalah 66 orang. Alat ukur yang digunakan pada penelitian ini adalah skala harapan State Hope Scale (SHS) (Snyder e. a., 1996) berjumlah 6 aitem (α= 760), skala resiliensi Resilient Quotient (RQ) (Reivich & Shatte, 2002) yang telah ditranslasi oleh Mardiani (2012) berjumlah 32 aitem (α=0,789). Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan, diperoleh hubungan yang positif (R=0,280, p<0,05) antara harapan (hope) dengan resiliensi pada istri yang mengalami involuntary childless. Hal tersebut dapat diartikan bahwa semakin tinggi tingkat harapan yang dimiliki, maka semakin tinggi pula resiliensi yang dimilikinya, begitupula sebaliknya.

 

This study aimed to study should there be any relationship between hope and resilience on involuntary childless wife. The participants of the study were involuntary childless wives whose marriage age was 5 years or more. There were 66 participants. The measuring instrument of hope was Snyder's State Hope Scale (1996) with 6 items (α= 760). The measuring instrument of resilience was Reivich & Shatte's Resilient Quotient (2002) containing 32 translated items (α=0.789). The data analysis result confirmed that there was a positive correlation (R=0.280, p<0.05) between hope and resilience on involuntary childless wives. The results showed that higher level of hope signifies a higher level of resilience and vice versa.