Resiliensi pada Remaja Tunadaksa yang Mengalami Bullying

remaja tunadaksa perundungan resiliensi

Authors

  • Melinda Oviyanti Fakultas Psikologi, Universitas Airlangga, Surabaya.
  • Wiwin Hendriani
    wiwinhendriani@psikologi.unair.ac.id
    Fakultas Psikologi, Universitas Airlangga, Surabaya.
22 June 2020

Downloads

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran resiliensi yang ditinjau dari teori Grotberg. Sumber resiliensi, sebagaimana dinyatakan oleh Grotberg, dibagi menjadi 3 dimana terdapat sumber I am, I have, dan I can. Metode penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan tipe penelitian studi kasus intrinsik. Pemilihan partisipan menggunakan purposive sampling dengan metode screening resilience. Partisipan berjumlah 3 remaja perempuan yang terdiri dari seorang remaja berusia 14 tahun dan 2 remaja berusia 15 tahun. Proses pengambilan data menggunakan wawancara dan dianalisis menggunakan analisis tematik theory-driven. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ketiga partisipan memiliki bentuk coping stress yang berbeda untuk menuju resiliensi. Partisipan 3 memiliki resiliensi paling menonjol di antara partisipan lain, dan meskipun terdapat banyak adversity yang dialami, partisipan 3 menunjukkan resiliensi yang tinggi melalui indikator I am.

 

This study aimed to overview the Grotberg's resilience theory. The source of resilience, as stated by Grotberg, is divided into 3 which include "I am", "I have", and "I can". This was qualitative intrinsic case study. The participants were chosen by purposive sampling with resilience screening methods. There were 3 female adolescent participants; one aged 14 years old and the other two aged 15 years old. The data were collected using interviews and analyzed using theory-driven thematic analysis. The result of this study indicated that the participants had different forms of coping stress towards resilience. Participant 3 was the most prominent among other participants, and although participant 3 experienced adversity, the participant demonstrated a high resilience as evidenced through the "I am" indicator.