PENGARUH PEMBERIAN V AKSIN WHOLE CELL Aeromonas hydrophilla DENGAN DOSIS YANG BERBEDA TERHADAP KELULUSHIDUPAN DAN TOTAL LEUKOSIT IKAN GURAMI (Osphronemus gouramy)
Downloads
Budidaya ikan gurami telah menyebar ke seluruh Indonesia, bahkan sentra budidaya ikan gurami tidak hanya di Jawa tetapi juga di luar Jawa. Salah satu kendala dalam budidaya ikan gurami adalah menurunnya jumlah produksi yang disebabkan oleh penyakit bakterial. Salah satu penyebab penyakit pada ikan gurami adalah bakteri A. hydrophila. Penyakit ini dapat menyebabkan wabah pada budidaya ikan air tawar dengan tingkat kematian yang tinggi berkisar 80-100% dalam kurun waktu 1-2 minggu. Pencegahan yang efektif terhadap penyakit tersebut adalah vaksinasi. Vaksinasi dapat meningkatkan kekebalan tubuh ikan terhadap suatu patogen tertentu, sehingga angka kematian dapat ditekan sekecil mungkin. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh perbedaan dosis vaksin whole cell A. hydrophilla terhadap kelulushidupan ikan gurami, total leukosit ikan gurami, dan dosis optimum vaksin. Metode penelitian mengunakan metode eksperimental Rancangan Acak Lengkap dengan enam perlakuan serta tiga ulangan. Perlakuan yang diberikan adalah perbedaan dosis vaksin A (Kontrol -), B (Kontrol +), C (105 sel/ml), D (106 sel/ml), E (107 sel/ml), dan F (108 sel/ml). Parameter utama yang diamati adalah kelulushidupan, total leukosit dan gejala klinis. Parameter pendukung adalah kualitas air pada media pemeliharaan. Perhitungan kelulushidupan dilakukan pada akhir penelitian. Perhitungan total leukosit dilakukan pada hari ke-0, hari ke-7, hari ke-14, dan hari ke-21. Pengamatan gejala klinis dilakukan setelah uji tantang selama satu minggu. Berdasarkan hasil penelitian, perbedaan dosis vaksin berpengaruh nyata (p<0,05) terhadap kelulushidupan dan total leukosit ikan. Kelulushidupan tertinggi diperoleh pada perlakuan D yaitu 54,17%. Total leukosit tertinggi diperoleh pada perlakuan D (20,43x103 sel/mm3). Perlakuan D dengan dosis vaksin 106 sel/ml memberikan hasil optimum pada kelulushidupan dan total leukosit ikan, meskipun total leukosit antara perlakuan D, E, dan F tidak berbeda nyata tetapi tingkat kelulushidupan ikan tertinggi pada perlakuan D. Gejala klinis ikan kontrol lebih nampak dibandingkan gejala klinis pada ikan yang telah divaksinasi.
Alifuddin, M. 2002. Imunostimulasi pada Hewan Akuatik. Jurnal Akuakultur Indonesia. 1 (2): 87-92.
Anderson, D. P. 1992. Immunostimulans, Adjuvants, and Vaccine Corries in Fish Aplication to Aquaculture. U.S. Fish and Wildlife Service. Kearneysville, West Virginia,
USA.
Blaxhall, P. C., and Daisley, K. W. 1973.
Routine Haemotological Methods for Use with Fish Blood. Journal of Fish Biology. 5 (6): 771-781.
Campbell, N. A., Jane B. R., and Lawrence G. M. 1999. Biologi. Terjemahan: W. Manatu. Erlangga. Jakarta. hal 74-81.
Cipriano, R.C. 2001. Aeromonas hydro- phila and Motile Aeromonas Septi- cemia of Fish. Fish Disease Leaflet 68: 25 page.
Lillehaug, A. 2014. Vaccibation Strategies and Procedures. In : R. Gudding, A. Lillehaug, and í˜. Evensen (Eds.). Fish Vaccination. 1rd edition. John Wiley and Sons, Ltd. Norway. Pp.140-150.
Maswan, N. A. 2009. Pengujian Efekti- vitas Dosis Vaksin DNA dan Korelasinya Terhadap Parameter Hematologi Secara Kuantitatif. Skripsi. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Institut Pertanian Bogor. Bogor. 70 hal.
Mulia. 2006. Keefektifan Vaksin Aero- monas hydrophilla untuk Mengen- dalikan Penyakit MAS (Motile Aeromonas Septicemia) pada Gurami (Osphronemus gouramy). Jurnal Pembangunan Pedesaan. 7 (1):43-52.
Mulia, D. S., dan C. Purbomartono. 2007. Perbandingan Efikasi Vaksin Pro- duk Intra dan Ekstraseluler Aero- monas hydrophila untuk Menang- gulangi Penyakit Motile Aero- monas Septicemia (MAS) pada Lele Dumbo (Clarias sp.). Jurnal of Fisheries Sciences. 9(2): 173-181.
Nugroho, E., J. Subagja, dan Sulhi. 2010. Optimasi Budidaya Ikan Gurame. Penelitian. Balai Riset Perikanan Budidaya Air Tawar. Bogor. 34 hal.
Purwanto, A. 2006. Gambaran Darah Ikan Mas (Cyprinus carpio) yang Terin- feksi Koi Herpes Virus. Skripsi.
Reed,
Program Studi Teknologi dan Manajemen Akuakultur. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Institut Pertanian Bogor. Bogor. 35 hal.
L. J., and H. Muench. 1938. A Simple Method of Estimating Fifty Per Cent Endopoints. The American Journal of Hygiene. 27 (3): 493-497.
Journal
of Aquaculture and Fish Health Vol 6 No.1
Sari, R. H., Agus. H, dan Suparmono. 201. Peningkatan Imunogenisitas Vak- sin Inaktif Aeromonas salmonicida dengan Penambahan Adjuvant pada Ikan Mas (Cyprinus carpio). Jurnal Rekayasa dan Teknologi Budidaya Perairan. 1 (2) : 87-94.
Setiawan, R B., Dulm'ia, I., dan Rosidah. 2012. Efektivitas Vaksin dari Bak- teri Mycobacterium fortuitum yang Diinaktivasi dengan Pemanasan Untuk Pencegahan Penyakit Mycobacteriosis pada Ikan Gurami (Osphronemus gouramy). Laporan Penelitian. Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Padjajaran. Bandung. 16 hal.
Sulhi, M. 2007. Produksi Benih Gurame Dilahan Sempit. Seminar Nasional Hari Pangan Sedunia. Balai Riset Perikanan Budidaya air Tawar. Bogor. pp 174-179.
Utami, D. T., S. B. Prayitno, S. Hastuti, dan A. Santika. 2013. Gambaran Parameter Hematologis pada Ikan Nila (Oreochromis niloticus) yang Diberi Vaksin DNA Streptococcus iniae dengan Dosis yang Berbeda. Journal of Aquaculture Mana- gement and Technology. 2 (4): 7- 20.
Zonneveld, E. A., dan Huisman. 1991. Prinsip-prinsip Budidaya Ikan. Gramedium. Jakarta.
1. The copyright of this journal belongs to the Editorial Board, based on the author's consent, while the moral rights of the publication belong to the author(s).
2. The formal legal aspect of journal accessibility refers to the same Creative Common Attribution + Noncommercial + ShareAlike (CC BY-NC-SA), implying that publication can be used for non-commercial purposes in its original form.
3. Every publication (printed/electronic) is open access for educational, research and library purposes. In addition to the objectives stated above, the editorial board is not responsible for copyright infringement